Makalah…!!!
NUTRISI
DAN BAHAN PAKAN TERNAK
“Protein”
Oleh:
Kelompok 2
VINA EKA PRASETIA N.A.A L1A1
14 059
WA HARMIATI L1A1 14 060
WA ODE ZULIATI L1A1 14 061
WEGIG SUKOCO ANGGORO L1A1 14 062
WESNO L1A1 14 063
WESNO L1A1 14 063
WINDHU ILHAM GANADY L1A1 14 064
ZULKARNAIN L1A1 14 065
JURUSAN
PETERNAKAN FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Organisme
atau benda hidup, baik yang uniseluler maupun multiseluler dibangun oleh
biomolekul yaitu protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Khusus
biomolekul protein, pada organisme mana pun, ditemukan identic satu sama lain,
tetapi tidak sama. Protein berperan biologis, terutama dalam membangun unit terkecil
kehidupan, yaitu sel. Peran biologis itu misalnya pada transformasi energy,
bioenergy, dan pada proses dinamisasi yang berkesinambungan.
Nama Protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia, Berzelius. Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong
yang pertama. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsi
utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur sel, misalnya dalam rambut, wol,
kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat pula
berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai
katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim yaitu
hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin, anti bodi atau anti
gen dan lain-lain.
Beradasarkan
biosintesis tubuh asam amino dibagi menjadi dua yaitu esensial ( asam amino
yang tidak bisa disintesi oleh tubuh contohnya lisin,leusin,isoleusin dll) dan
non esensial (asam amino yang bisa disintesis oleh tubuh contohnya alanin,glisin,aspartate).
Selain itu juga terdapat semi esensial dimana bisa bersifat esensial yaitu pada
individu yang masih muda,dan bisa bersifat non esensial pada individu yang
sudah dewasa contohnya : histidin dan arginin. Histidin terdapat dalam usus dan
arginin didapatkan dari siklus urea.
Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di
dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di
dalam kulit, dan selebihnya ada di jaringan lain dan cairan tubuh. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein adalah salah satu unsur zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh kita.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan, dan meningkatkan daya tahan
tubuh. Dan juga kelebihan protein juga akan menimbulkan penyakit, seperti
obesitas. Sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kwasiorkor, marasmus, dan
obesitas. Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas makalah “Protein”,
penyusun mengangkat judul tersebut, agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca tentang protein. Serta pembaca juga dapat memahami seluk beluk tentang
protein.
Dalam
kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh
dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi
sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh
bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Disamping digunakan untuk
pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi
apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Protein mempunyai molekul
besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Ada 20 jenis
asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat
satu dengan yang lain oleh ikatan peptide.protein mudah dipengaruhi oleh suhu
tinggi, PH, dan pelarut organic.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Bagaimana Sejarah Protein ?
2.
Bagaimana Penggolongan Protein ?
3.
Bagaimana Struktur Protein ?
4.
Apa Manfaat Protein ?
5.
Apa Akibat dari Kelebihan Protein pada Tubuh ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui Sejarah Protein
2.
Untuk mengetahui Penggolongan Protein
3.
Untuk mengetahui Struktur Protein
4.
Untuk mengetahui Manfaat Protein
5.
Untuk mengetahui Akibat dari Kelebihan Protein pada Tubuh
BAB
II
ISI
2.1
Sejarah Protein
Istilah
protein berasal dari bahasa yunani proteos
, yang berarti yang utama atau yang di dahulukan. Kata ini di perkenal kan oleh
ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separuhnya ada didalam
otot, seperlima dalam tulang dan tulang rawan, Sepersepuluh dalam kulit dan
selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Disamping itu, asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai prekursor, sebagian besar koenzim, hormon,
asam nukleat, dan molekul-molekuk esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai
fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu membangun
serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein merupakan zat gizi yang paling penting. Karena yang paling erat
hubungannya dengan proses kehidupan. Didalam sel protein terdapat protein
struktural maupun protein metabolik. Molekul protein mengandung
unsur-unsur C,H,O dan unsur khusus yang
terdapat didalam protein dan tidak terdapat didalam molekul karbohidrat maupun
lemak yaitu nitrogen (N).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
ditemukan oleh Jöns
Jakob Berzelius pada
tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan
sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah",
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
2.2 Penggolongan
Protein
Berdasarkan
strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu golongan protein
sederhana dan protein gabungan.Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein
yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Sedangkan protein gabungan
ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini
disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, asam nukleat. Protein
sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein
biber dan protein globular. Protein fiber mempunyai molekul panjang seperti
serat atau serabut. Sedangkan protein globular berbentuk bulat.
2.2.1 Protein Fiber
Molekul protein
ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan
satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat
atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan
menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada
beberapa jenis protein. Yang termasuk golongan ini adalah antara lain :
1. Konfigurasi alfa helix pada kratin
2. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan
3. Helix tripel pada kolagen
Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan
oleh enzim.Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan
ikat.Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut,
kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas
rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix.
2.2.2 Protein Globular
Umunya
berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang
berlipat.Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air,
dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol.Beberapa jenis protein globular
yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.
2.2.3 Protein Gabungan
Yang dimaksud
dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan
protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis
protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan
nucleoprotein.
1.
Mukoprotein
adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4%
dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida
kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau
monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih
telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak
mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat
mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat.
Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan
kadar hexosamina kurang dari 4%.
2.
Lipoprotein
adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid.Lipoprotein
terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang
biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan
kolesterol.
3.
Nucleoprotein
terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini
terdapat antara lain dalam inti sel.
2.3 Struktur
Protein
Struktur
protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian
asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hydrogen.
Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur
tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa
gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer)
dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal
adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
1.
Hidrolisis
protein dengan asam kuat (misalnya, 6N hcl) dan kemudian komposisi asam amino
ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer,
2.
Analisis
sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman,
3.
Kombinasi dari
digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan
4.
Penentuan massa
molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular
dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari
puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan
lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari
komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD.
Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan
pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein
juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini
terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu
domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di
dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan
menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila
struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis
masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan
struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah
struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka
dikatakan protein ini terdenaturasi. Sebagian besar protein globular
mudah mengalami denaturasi, jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi
molekul tersebut rusak. Kadang-kadang perubahan ini memang dikehendaki namun
sering juga merugikan sehingga perlu dicegah.
Ada dua macam denaturasi yaitu pengembangan rantai peptida dan pemcahan
protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul.
Terjadinya kedua jenis denaturasi ini tergantung pada keadaan molekul.
Yang pertama terjadi pada rantai polipeptida, dan yang kedua terjadi pada
bagian molekul yang bergabung dalam ikatan sekunder.
Masalah utama terjadinya denaturasi meliputi : Panas dan Radiasi Sinar
Ultraviolet, Pelarut-pelarut Organik, Asam atau Basa, Ion Logam Berat, dan Pereaksi
Alkaloid.
2.4 Manfaat
Protein
2.2.1
Pertumbuhan dan
pemelihara jaringan tubuh
Protein sebagai zat pembangun, yaitu merupakan bahan pembangun jaringan
baru. Dengan demikian protein amatlah penting bagi semua taraf kehidupan baik
untuk manusia maupun untuk ternak, pada ternak di mulai dari ternak masih kecil
(pedet), dara yang sedang tumbuh, juga pada masa bunting dan menyusui pada
ternak dewasa, ternak sakit dan dalam taraf penyembuhan ternak, demikian juga pada
ternak dewasa dan ternak tua. Berarti pembentukan jaringan baru pada ternak
selalu terjadi selama ternak tersebut hidup.
Tubuh yang menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan
protein untuk digunakan dalam keadaan darurat. Tetapi bila keadaan tidak
menerima menu seimbang/mencukupi tubuh berlanjut terus, maka gejala-gejala
kurang protein akan timbul.
Protein sebagai pembangun/pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran
susunan komposisi tubuh manusia. Lebih kurang dua puluh persen (20%) atau 1/5
bagian berat badan orang dewasa terdiri dari protein.
Dari analisa berat kering sebanyak 50% atau separuh berat tubuh orang
dewasa terdiri daro ptotein. Dari bagian tersebut 1/3 bagiannya berada dalam
otot 1/5 bagian tersimpan dalam tulang dan cartilage (tulang rawan), 1/10
bagian tersimpan dalam kulit dan sisanya berada dalam cairan tubuh dan
jaringan-jaringan.
Sebagai pembangun (body building), protein berfungsi:
Sebagai pembangun (body building), protein berfungsi:
§ Bagian utama
dari sel inti (nucleus) dan protoplasma
§ Bagian padat
dari jaringan dalam tubuh misal: otot, glandula, sel-sel/butir darah
§ Penunjang
organic dan matrix tulang, gigi, rambut dan kuku
§ Bagian dari
enzim
§ Bagian dari
cairan yang diekresikan kelenar kecuali empedu, keringat dan urine (tidak
mengandung protein)
§ Bagian dari
antibody (zat kekebalan tubuh = globulin), berarti protein penting peranannya
dalam menjaga kekebalan tubuh terhadap infeksi.
2.2.2 Protein sebagai pengatur
Selain protein amat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan,
protein juga turut memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung
dalam tubuh. Hormone yang mengatur proses pencernaan dalam tubuh adalah terdiri
dari protein
Mineral dan vitamin yang bergabung dengan protein membentuk enzim yang
berperanan besar untuk kelangsungan proses pencernaan dalam tubuh. Demikian
juga zat kekebalan tubuh (antibodies) mengandung protein.
Protein membantu mengatur keluar masuknya cairan, nutrient (zat gizi) dan
metabolit dari jaringan masuk ke saluran darah. Pada saat manusia maupun ternak
mengalami kekurangan plasma protein, maka keseimbangan cairan akan terganggu
dan akan berakumulasi di sekitar jaringan, sehingga terjadi pembengkakan
(oedema) “nutritional Oedema” adalah salah satu gejala klinis yang terlihat
pada penderita hypoproteinemia 9rendah plasma protein).
2.2.3 Protein sebagai bahan bakar
Karena komposisi protein mengandung unsure karbon, maka protein dapat
berfungsi sebagai bahan bakar sumber energy. Bila tubuh tidak menerima
karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh, maka
untuk menyediakan energi bagi kelangsungan aktivitas tubuh protein akan dibakar
sebagai sumber energi. Dalam keadaan ini, keperluan tubuh akan diutamakan
sehingga sebagian protein tidak dapat dipergunakan untuk membentuk jaringan.
Protein mensuplai 4 kalori per gram, tetapi secara ekonomis sumber energy
yang berasal dari protein adalah mahal dibandingkan lemak dan karbohidrat. Jadi
sekalipun protein dapat digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar, akan tetapi
tidaklah ekonomis jika kita makan protein secara berlebihan, selama energy bisa
didapat dari bahan makanan yang lebih murah yaitu yang mengandung karbohidrat
dan lemak, sebab umumnya pangan yang kaya akan protein harganya mahal.
2.5 Akibat dari Kelebihan Protein pada Tubuh
Protein memang
dibutuhkan oleh tubuh baik itu untuk tubuh manusia maupun untuk tubuh ternak
sebagai sumber tenaga dan mambantu tubuh untuk menyerap vitamin dan mineral
lain. Tentu jumlah protein yang sesuai dengan tubuh akan menjadi penopang untk
kesehatan tubuh. Proein juga menjadi bagian dari perhitungan kalori untuk
tubuh. Namun konsumsi sumber protein untuk tubuh secara berlebihan juga bisa
menimbulkan resiko. Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan karena
terlalu mengkonsumsi protein:
1.
Berat
badan atau bobot badan meningkat
Jumlah protein yang baik akan membantu tubuh tetap sehat,
tapi jika terlalu banyak mengkonsumsi protein maka bisa menyebabkan berat badan
atau bobot badan meningkat. Dalam 1 gram protein mengandung sekitar 4 kalori
yang berarti bahwa jumlah kalori akan meningkat ketika konsumsi protein juga
menjadi lebih tinggi. Karena itu perlu membatasi jumlah protein yang dikonsumsi
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2.
Merusak
hati dan otak
Akibat kelebihan
protein juga bisa membuat kerusakan berbahaya pada organ otak, hati dan sistem
syaraf. Hal ini terjadi karena ketika mengkonsumsi protein maka tubuh akan
menghasilkan racun yang akan diproses oleh hati. Tapi jika konsumsi terlalu
berlebihan maka bisa menyebabkan penumpukan racun dalam hati. Bahkan racun yang
terlalu banyak juga akan merusak aliran darah dalam tubuh. Jika kerusakan
terjadi secara terus menerus maka fungsi hati dan otak menjadi tidak seimbang.
3.
Kerusakan
Ginjal
Ginjal dalam tubuh
berfungsi untuk menyaring semua jenis zat atau limbah yang dihasilkan oleh
organ lain. Jika mengkonsumsi terlalu banyak protein maka ginjal akan bekerja
lebih berat. Ada banyak jenis zat buangan protein seperti racun yang harus
disaring oleh ginjal. Kondisi ini sering ditemukan pada orang yang sering mengkonsumsi
protein hewani dalam jumlah yang tinggi.
4.
Menyebabkan
Dehidrasi
Dehidrasi atau
kekurangan cairan bisa menjadi salah satu masalah kesehatan yang berat untuk
orang yang terlalu banyak mengkonsumsi protein. Bahaya kelebihan protein akan
membuat tubuh melakukan kerja yang lebih berat terutama untuk pembangunan
jaringan tubuh. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi protein akan membuat tubuh
membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Konsumsi protein tinggi tanpa
disertai jumlah air mineral yang tepat akan menyebabkan dehidrasi.
5.
Jumlah Kalsium
Rendah
Protein yang terlalu tinggi dalam
tubuh dapat menyebabkan produksi asam yang terlalu tinggi. Produksi asam yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan
kemampuan tulang menyerap kalsium menjadi lebih rendah. Akhirnya tubuh akan
mengalami bahaya kekurangan kalsium yang bisa meningkatkan resiko penyakit
tulang dan berbagai masalah lain
yang berhubungan dengan kebutuhan kalsium untuk tubuh.
6.
Mengurangi
Ketosis
Banyak orang yang mengurangi
konsumsi karbohidrat dan lemak karena mengkonsumsi tinggi protein. Jika hal ini
dilakukan secara terus-menerus maka bisa mengurangi jumlah ketosis yang
dihasilkan oleh tubuh. Hal ini akan menyebabkan masalah kesehatan pada tubuh
yang sering ditandai dengan tubuh menjadi lebih lemah, otot berkembang tapi
tidak berfungsi dengan baik dan berbagai masalah kekebalan tubuh.
7.
Masalah
Keseimbangan Makronutrien untuk Tubuh
Berbagai jenis makanan yang
mengandung protein tinggi bisa membuat tubuh menjadi lebih kuat. Namun jika
kebiasaan ini dilakukan secara terus menerus maka keseimbangan nutrisi mikro
dan makro akan menjadi tidak seimbang. Keseimbangan zat makro dan mikro untuk
tubuh memang sangat penting karena mengendalikan sistem dalam tubuh termasuk
untuk fungsi organ, otot dan jaringan tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Istilah
protein berasal dari bahasa yunani proteos
, yang berarti yang utama atau yang di dahulukan. Kata ini di perkenal kan oleh
ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
2. Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu
golongan protein sederhana dan protein gabungan. Protein sederhana dapat dibagi
dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein
globular.
3. Struktur
protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat).
4. Manfaat protein terbagi atas dua yaitu pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh dan
sebagai pengatur.
8.
Akibat kelebihan protein pada tubuh baik pada tubuh manusia maupun tubuh
ternak berat badan atau bobot badan meningkat, merusak hati dan otak, kerusakan
ginjal, menyebabkan dehidrasi, jumlah kalsium rendah, mengurangi katesis dan masalah keseimbangan makronutrien untuk tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
Aryani, R.
2013. Struktur Protein. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UGM : Yogyakarta.
Kartasapoetra,
Drs.G. 2003.Ilmu Gizi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Smolin, L.A,
pH.D, and Mary B.Grosvenor, M.S.R.D. 2002. Nutrition
Science and Aplication. Saunders College Publishing. New Year.
Toha.
2001. Biokimia, Metabolisme Biomolekul.
Bandung: Alfabeta.
Tranggono. 1994. Biokimia Pangan. Universitas Gadja Mada.
Yogyakarta
Zuntoso,
Budianto. 2001. Manfaat Protein Bagi
Mahluk Hidup. Erlangga : Jakarta.
terima kasih, ini sangat membantu
BalasHapus