Minggu, 11 Juni 2017

MANAJEMEN PENGGEMUKAN “Penggemukan Sapi Potong”



 Makalah…!!
MANAJEMEN PENGGEMUKAN
“Penggemukan Sapi Potong”




Oleh:

VINA EKA PRASETIA NUR AULIA ANISA
L1A1 14 059
B



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sapi potong merupakan ternak yang popular, jika di dunia kuliner sapi sangat digemari karena dagingnya yang nikmat, bergizi dan empuk. Sedangkan disunia peternakan sapi dikenal karena harganya yang mencapai puluhan juta. Hal ini tentu saja membuat membuat peternak sapi potong dapat hidup sejahtera namun tentu saja hal ini perlu kerja keras karena untuk peternak sapi potong memerlukan tata laksana pemeliharaan yang harus diketahui. Daging sapi yang digemari oleh masyarakat membuat permintaan pasar terbuka cukup lebar bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya, hal ini tentu saja membuka peluang bagi peternak sapi potong yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Pada umumnya peternakan sapi di Indonesia merupakan usaha penggemukan sapi karena dirasa memiliki nilai keuntungan yang tinggi, diawali dengan pembelian bakalan sapi atau pedet lalu dipelihara secara intensif selama kurang lebih 4 bulan, sapi siap dijual kembali menjadi sapi siap potong. Jenis sapi potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di Indonesia antara lain Sapi Brahman Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi Limousin.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong ?
2. Bagaimana Cara Memilih Bakalan Sapi Potong ?
3. Bagaimana Tata Cara Penggemukan Sapi Potong ?
4. Bagaimana Manajemen Pemberian Pakan, Sanitasi dan Kesehatan untuk Penggemukan Sapi ?
1.3.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong
2.    Untuk mengetahui Cara Memilih Bakalan Sapi Potong
3.    Untuk mengetahui Tata Cara Penggemukan Sapi Potong
4.    Untuk mengetahui Manajemen Pemberian Pakan, Sanitasi dan Kesehatan untuk Penggemukan Sapi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis atau Bangsa Sapi
Jenis sapi potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di Indonesia antara lain Sapi Brahman Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi Limousin.
·      Sapi Peranakan Ongole memiliki tubuh besar dan panjang, leher  pendek dan kakinya panjang, kepala panjang, telinga tidak terlalu panjang (sedang) dan sedikit menggantung. Keunggulan sapi ini adalah tahan terhadap kondisi tropis yang panas dan pakan yang buruk serta tahan terhadap serangan penyakit.
·      Sapi Limousin yang memiliki warna emas kemerahan sapi ini memiliki perototan yang padat atau dagingnya tebal bobot sapi ini mencapai 520 kg.
·      Sapi Brahman Cross berwarna coklat kemerahan, badannya lebar, dan memiliki punuk yang besar sosoknya kekar menjadi sebab sapi jantan dari jenis silangan Brahman ini sering menjadi incaran sebagai induk untuk dikawinkan.
Jenis sapi dari Indonesia yang mendunia adalah Sapi Bali, cirri-ciri antara lain sebagai berikut :
1.    Bertanduk seperti banteng, ini dikarenakan Sapi Bali merupakan keturunan banteng (Bos Sondaicus)yang telah dijinakkan.
2.    Berat jantan dewasa mencapai 363 kg, sedangkan yang betina sekitar 272 kg.
3.    Sapi Bali merupakan ternak kerja yang sangat bagus.
4.    Sapi jantan saat muda berbulu coklat muda, dan saat dewasa berubah menjadi hitam, sedangkan yang betina tetap cokelat muda.
5.    Terdapat belang berwarna putih pada pantat.
Catatan penting dunia peternakan sapi yaitu :
1.    Peluang beternak sapi terbuka lebar, peningkatan jumlah penduduk meningkatkan tingkat konsumsi daging sapi.
2.    Harga daging sapi dapat terus meningkat setiap tahun.
3.    Banyak jenis sapi yang sudah dapat diternakkan di Indonesia
4.    Selain untuk konsumsi daging, peternakan sapi yang dapat ditujukan untuk sapi perah.
2.2. Kandang dan Lingkungan Kandang
Dalam pemeliharaan sapi potong di perlukan kandang yang berfungsi melindungi ternak dari sinar matahari, hujan dan perubahan cuaca yang tidak mendukung. Beberapa jenis kandang yang sering digunakan dalam usaha ternak sapi antara lain kandang koloni, kandang individu dan kandang umbaran.
·      Kandang koloni, digunakan untuk memelihara sapi yang baru didatangkan dari tempat yang lain, dalam kandang koloni bebrapa ekor sapi di tempatkan dalam satu kandang agar sifat liar sapi akan berkurang sedikit demi sedikit, dalam kandang ini sapi juga beradaptasi dengan lingkungan yang baru kandang koloni bisa berupakan petakan yang terpisah oleh dua buah bambu untuk mengikat sapi peliharaan. Petakan ini dapat di tempatkan 5 sampai 6 ekor sapi.
·      Kandang individu digunakan untuk penggemukan sapid an biasanya satu petakan hanya di isi satu ekor sapi.
·      Sedangkan kandang umbaran memiliki lahan kosong yang di gunakan untuk mengumbar sapi.
Kandang yang baik dapat dibuat dari bambu yang telah tua jadi bambu yang bagus antara lain kokoh, permukaan bambu kering, dan berbunyi nyaring jika dipukul dengan parang. Bagian atap dapat dibuat dari daun rumbia kering yang ditahan oleh potongan bambu. Atap di buat dengan kemiringan 30º agar dapat menurunkan air hujan yang menetes, sementara bahan atap di pilih yang dapat mendahan panas hingga lingkungan kandang tidak bersuhu panas. Atap dengan lantai kandang di topang dengan bambu dengan ketinggian 4 sampai 4,5 meter, lantai kandang deberikan alas atau bedding berupa serbuk gergaji sebagai penyerap sisa air kencing dan menghangatkan sapi dimalam hari. Didekat kandang dibuat bak kecil yang digunakan untuk tempat pakan dan tempat minum, tinggi bak ini disesuaikan dengan tinggi sapid an lebar mulut sapi. Kriteria kandang yang baik :
1.    Spesifikasi disesuaikan dengan kondisi daerah setempat
2.    Luas ruangan sesuai dengan jenis ternak, umur, jenis kelamin dan tahan lama.
3.    Biaya relatif murah
4.    Memiliki system ventilasi yang baik dan menjamin lancarnya arus pergantian udara
5.    Cukup mendapat sinar matahari pagi hari
6.    Dilengkapi dengan tempat pakan (manger) dan tempat untuk air minum (water trough) sesuai dengan kebutuhan ternak.
Catatan penting dalam perkandangan :
1.    Buat kandang dengan bambu yang kuat dan kokoh
2.    Sesuaikan ukuran kandang dengan besarnya dan jumlah sapi peliharaan
3.    Pastikan terdapat tempat pakan dan minum
4.    Kandang harus dapat melindungi sapi peliharaan dari sinar matahari dan hujan. Namun demikian, kandang jangan terlalu tertutup agar tetap mendapat sinar matahari yang cukup.
2.3. Memilih Bakalan Sapi
Sebelum memulai usaha penggemukan sapi peternak idealnya menentukan periode penggemukan, dalam pemilihan periode ini berkaitan dengan umur bakalan sapi yang digunakan. Terdapat 2 periode penggemukan sapi yaitu long term dan short term.
·      Periode long term atau jangka panjang, sapi dipelihara minimal 6 bulan dengan sapi berumur 8 bulan sampai 2,5 tahun.
·      Sedangkan jangka pendek atau short term, sapi dipelihara selama 3 bulan saja. Untuk penggemukan jangka panjang atau long trem dipilih bakalan yang berumur setahun sementara short term dipilih bakalan diatas berumur 2,5 tahun.
Kalau untuk umur untuk long term untuk penggemukan jangka panjang biasanya untuk penggemukan 1 sampai 2,5 tahun, tapi kalau umur short term kita ambil dari minimal 2 tahun, 2,5 tahun sampai keatas.
Ø  Ciri-ciri bakalan sapi yang baik
Bakalan sapi yang baik memiliki perbandingan tinggi tubuh lebih kecil dari pada panjang tubuhnya, hal ini mampu menunjang pembentukan daging yang cepat dan akan memberikan karkas yang banyak. Tulang bakalan sapi harus besar dan memiliki perut yang lurus, selain itu bakalan sapi sebaiknya dipilih bermata binary dan berbulu pendek, halus serta tidak kusam.
Catatan penting sebelum penggemukan sapi :
1.    Tentukan periode penggemukan, long term (4-6 bulan) atau short term (3-4 bulan).
2.    Pilih bakalan yang berkualitas, dilihat dari bentuk tubuh (perbandingan panjang dan tingginya), perut lurus (proporsional).
3.    Bulu sapi rapi (pendek, halus dan tidak kusam).
4.    Bermata binar.
2.4. Tata Laksana Penggemukan Sapi
Sebelum dimasukkan dalam kandang perlu di timbang dahulu untuk mengetahui bobot awal sapi, hal ini penting untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan nantinya dan agar penambahan bobot badan pada saat panen juga dapat diketahui. Penimbanagn dapat dilakukan di tempat khusus pastikan sapi dalam kondisi terikat agar tidak berontak saat penimbangan yang berakibat pada perubahan angka pada timbangan tidak bergerak lagi catat bobotnya. Pemberian obat cacing juga perlu dilakukan sebelum sapi digemukkan atau dimasukkan kedalam kandang obat cacing yang diberikan bias berupa ipomax yang diaplikasikan melalui zat kutan dibagian ekor dan impran muskiler berdosis tinggi yang disuntikkan di pantat. Caranya siapkan obat cacing yang akan digunakan, alat suntik yang masih baru dan alkohol. Ikat sapi yang akan disuntik agar tidak berontak pegang ekor sapi perlahan tarik sedikit keatas lalu oleskan alkohol sekitar daerah yang akan disuntik. Penyuntikan disekitar bagian pantat dilakukan dengan menancapkan jarum terlebih dahulu ke daerah sekitar pantat baru dimasukkan alat suntik berisi obat cacing, masukkan obat cacing dengan menekan alat suntik lalu tepuk agar tidak terjadi pembekakan didaerah bekas suntikan. Sapi juga perlu diberikan tanda atau tagged untuk mempermudah pendataan terhadap jumlah populasi yang dimiliki. Tagging atau tanda ini dapat berupa tulisan angka pada sebuah plastic lalu dijepitkan pada telinga sapi, tanda atau tagging juga dapat diberikan dengan menyobek telinga sapi atau dengan tato disekitar pantat sapi di bawah pangkal ekor.
2.5. Pemberian Pakan
Selama pemeliharaan sapi perlu diberikan pakan berupa hijauan dan pakan tambahan atau konsentrat, dalam pemberian pakan perlu memperhatikan ketersediaan dan harganya sehingga biaya produksinya rendah. Pemberian pakan idealnya dilakukan sehari 3 kali dan dapat di lakukan secara atlibitum atau tersedia setiap saat agar tercapai ADG (Atfrents Deligens) atau pertumbuhan bobot badan harian (PBBH) antara 1,5 dalam penggemukan short term diberikan pakan berupa 40% hijauan dan 60% konsentrat sementara untuk penggemukan long term diberikan pakan berupa 40% konsentrat dan 60% hijauan. Penambahan premix pada pakan, masukkan bubuk premix sebanyak 2 sendok the pada wadah pakan, timbang 3 kg konsentrat untuk 2 sendok teh premix, lalu masukkan ke dalam wadah, aduk sampai tercampur rata lalu berikan pada sapi peliharaan.
2.6. Sanitasi dan Kesehatan Sapi
Untuk menjaga sanitasi dan kesehatan sapi lingkungan kandang perlu dibersihkan kotoran sapi dan litter perlu di bersihkan setiap hari, kotoran yang menempel dibersihkan dengan menyeroki disepanjang lantai kandang, kotoran berikut litter diangkut dan dibuang di tempat khusus penampungan kotoran. Setelah dibuang litter atau alas kandang harus selalu diganti setiap hari. Badding (litter) berupa serbuk gergaji, litteryang berupa ampas gergaji ini bermanfaat sebagai media pencegah kelembaban yang ditimbulkan dari lantai kandang. Litter ditambahkan dengan menaburkan secara merata diseluruh lantai kandang, timbulnya parasit yang menempel pada sapi perlu dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh sapi.
Sapi yang dipelihara perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali caranya adalah dengan menyikat seluruh bagian tubuh bagian luar termasuk kaki agar semua kotoran yang menempel akan lepas dari badan sapi, selanjutnya basahi lap basah lalu lap bagian punggung, perut dan kaki, bagian perut sebelah dalam juga perlu di lap agar kebersihan tetap terjaga.
Catatan penting dalam tata laksana pemeliharaan sapi yaitu :
1.    Sebelum dimasukkan dalam kandnag, sapi perlu ditimbang, diberi obat cacing dan diberi tanda (tagging)
2.    Pakan disesuaikan dengan kondisi keberadaan pakan dan biaya (cost) produksi
3.    Berikan pakan sesuai dengan tipe pemeliharaan. Short term 40% hijauan dan 60% konsentrat, long term 40% konsentrat dan 60% hijauan
4.    Tambahkan premix (vitamin) sebanyak 2 sendok the untuk 3 kg konsentrat
5.    Lingkungan kandang perlu dibersihkan setiap hari. Alas kandang (litter) berupa serbuk gergaji juga harus diganti
6.    Sapi perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali untuk mencegah timbulnya parasit.
3.7. Pembibitan Sapi
              Untuk mendapatkan bakalan atau anak sapi dapat dikawinkan pertama kali yang dilakukan adalah pemilihan pejantan dan induk betina cirri calon induk baik jantan atau betina sudah mulai terlihat saat sapi berumur 18 sampai 24 bulan.
Ciri-ciri pejantan unggul:
·      Kencing lurus dan tidak terputus (seperti suntikan)
·      Bentuk rangka sempurna (tidak cacat)
Ciri-ciri induk betina unggul:
·      Tubuh panjang dan perut besar
·      Pantat lebar
              Induk dan pejantan terpilih dipisahkan sampai menanti estrus atau birahi, sapi baru boleh dikawinkan saat sapi betina berumur 18 sampai 24 bulan dan 24 sampai 28 belum untuk sapi jantan. Masa estrus biasanya berlangsung selama 21 hari, masa ideal untuk mengawikan sapi yaitu 9 jam setelah masa estrus baru mulai berlangsung. Pejantan dan induk betina dimasukkan dalam kandnag perkawinan, terlebih dulu induk betina diikat membelakangi pejantan untuk merangsang pejantan, di tempat yang sama pejantan dipegangi agar nafsu kawinnya semakin bertambah saat nafsu memuncak barulah pejantan dilepaskan. Pada saat ini pejantan akan berusaha menaiki induk betina pastikan alat penis pejantan masuk sempurna kedalam alat vagina induk betina sehingga ketika pejantan edjakulasi semen akan terposisi didalam vagina. Apabila perkawinan berhasil maka induk betina akan bunting, induk yang bunting ditandai dengan tidak mengalami estrus lagi pada betina pada 21 hari setelah di kawinkan. Ciri induk bunting yaitu :
1.    Kandungan menurun ke perut bagian bawah
2.    Ambing membesar, kadang-kadang air susu mulai keluar sedikit
3.    Alat kelamin vulva membengkak dan berwarna kemerah-merahan
4.    Sapi tampak gelisah
5.    Nafsu makan berkurang
6.    Sering kencing
              Pengecekan kehamilan setelah 40 hari perkawinan untuk meyakinkan adanya kebuntingan pada hari ke 42 setelah kawin dapat dilakukan palpasi rectal yaitu dengan cara merogo bagian dalam perut atau rahim melalui anus atau rectal induk betina, jika bunting maka akan terasa adanya bagian tubuh embrio. Ciri-ciri induk bunting siap melahirkan :
1.    Perut terlihat membesar dan menurun
2.    Ambing membesar
3.    Vulva membengkak. Jika dipegang terasa hangat dan berwarna kemerahan, sering kencing, serta keluar lender
4.    Nafsu makan berkurang
5.    Jika ini terjadi, siapkan kandang khusus induk melahirkan dan berikan makanan protein tinggi.
Catatan penting dalam pembibitan sapi :
1.    Pilih pejantan dan induk betina yang berkualitas
2.    Siapkan kandang kawin
3.    Masukkan induk betina terlebih dahulu, lalu ikat
4.    Masukkan pejantan yang terikat tali, sambil dipegangi posisikan pejantan dibelakang betina agar timbul birahi
5.    Saat nafsu memuncak lepaskan pejantan untuk kawin
6.    Pastikan penis masuk kedalam vulva. Jika tidak, segera tarik dan ulangi kembali
7.    Induk biasanya akan bunting setelah 40 hari perkawinan
8.    Cek kehamilan induk dengan palpasi rectal atau dari cirri fisiknya.






BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam penulisan makalah kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penggemukan sapi potong harus memperhatikan beberapa hal penting yang menjadi penunjang keberhasilan penggemukan sapi yaitu memilih jenis atau bangsa sapi, menyiapkan kandang dan meperhatikan lingkungan kandang, memilih bakalan sapi potong yang baik, mengetahui tata laksana penggemukan sapi, pemberian pakan, sanitasi dan kesehatan sapi dan mengetahui pembibitan sapi.




DAFTAR PUSTAKA
Pratama, S. R., 2009. Penggemukan Sapi Potong. Penebar Swadaya. Depok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar