Makalah…!!
MANAJEMEN
PENGGEMUKAN
“Penggemukan Sapi Potong”
Oleh:
VINA EKA
PRASETIA NUR AULIA ANISA
L1A1 14 059
B
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sapi potong merupakan
ternak yang popular, jika di dunia kuliner sapi sangat digemari karena
dagingnya yang nikmat, bergizi dan empuk. Sedangkan disunia peternakan sapi
dikenal karena harganya yang mencapai puluhan juta. Hal ini tentu saja membuat
membuat peternak sapi potong dapat hidup sejahtera namun tentu saja hal ini
perlu kerja keras karena untuk peternak sapi potong memerlukan tata laksana
pemeliharaan yang harus diketahui. Daging sapi yang digemari oleh masyarakat
membuat permintaan pasar terbuka cukup lebar bahkan cenderung meningkat setiap
tahunnya, hal ini tentu saja membuka peluang bagi peternak sapi potong yang
ingin mengembangkan bisnisnya.
Pada
umumnya peternakan sapi di Indonesia merupakan usaha penggemukan sapi karena
dirasa memiliki nilai keuntungan yang tinggi, diawali dengan pembelian bakalan
sapi atau pedet lalu dipelihara secara intensif selama kurang lebih 4 bulan,
sapi siap dijual kembali menjadi sapi siap potong. Jenis sapi potong sangat
beragam tetapi yang banyak di ternakkan di Indonesia antara lain Sapi Brahman
Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi Limousin.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem
Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong ?
2. Bagaimana Cara
Memilih Bakalan Sapi Potong ?
3. Bagaimana Tata Cara
Penggemukan Sapi Potong ?
4.
Bagaimana Manajemen Pemberian Pakan, Sanitasi dan Kesehatan untuk Penggemukan
Sapi ?
1.3.Tujuan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong
2. Untuk
mengetahui Cara Memilih Bakalan Sapi Potong
3. Untuk
mengetahui Tata Cara Penggemukan Sapi Potong
4. Untuk
mengetahui Manajemen Pemberian Pakan, Sanitasi dan Kesehatan untuk Penggemukan
Sapi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis atau Bangsa
Sapi
Jenis sapi potong
sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di Indonesia antara lain Sapi
Brahman Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi Limousin.
· Sapi
Peranakan Ongole memiliki tubuh besar dan panjang, leher pendek dan kakinya panjang, kepala panjang,
telinga tidak terlalu panjang (sedang) dan sedikit menggantung. Keunggulan sapi
ini adalah tahan terhadap kondisi tropis yang panas dan pakan yang buruk serta
tahan terhadap serangan penyakit.
· Sapi
Limousin yang memiliki warna emas kemerahan sapi ini memiliki perototan yang
padat atau dagingnya tebal bobot sapi ini mencapai 520 kg.
· Sapi
Brahman Cross berwarna coklat kemerahan, badannya lebar, dan memiliki punuk
yang besar sosoknya kekar menjadi sebab sapi jantan dari jenis silangan Brahman
ini sering menjadi incaran sebagai induk untuk dikawinkan.
Jenis sapi dari
Indonesia yang mendunia adalah Sapi Bali, cirri-ciri antara lain sebagai
berikut :
1. Bertanduk
seperti banteng, ini dikarenakan Sapi Bali merupakan keturunan banteng (Bos
Sondaicus)yang telah dijinakkan.
2. Berat
jantan dewasa mencapai 363 kg, sedangkan yang betina sekitar 272 kg.
3. Sapi
Bali merupakan ternak kerja yang sangat bagus.
4. Sapi
jantan saat muda berbulu coklat muda, dan saat dewasa berubah menjadi hitam,
sedangkan yang betina tetap cokelat muda.
5. Terdapat
belang berwarna putih pada pantat.
Catatan penting dunia peternakan sapi
yaitu :
1. Peluang
beternak sapi terbuka lebar, peningkatan jumlah penduduk meningkatkan tingkat
konsumsi daging sapi.
2. Harga
daging sapi dapat terus meningkat setiap tahun.
3. Banyak
jenis sapi yang sudah dapat diternakkan di Indonesia
4. Selain
untuk konsumsi daging, peternakan sapi yang dapat ditujukan untuk sapi perah.
2.2.
Kandang dan Lingkungan Kandang
Dalam pemeliharaan sapi
potong di perlukan kandang yang berfungsi melindungi ternak dari sinar
matahari, hujan dan perubahan cuaca yang tidak mendukung. Beberapa jenis
kandang yang sering digunakan dalam usaha ternak sapi antara lain kandang
koloni, kandang individu dan kandang umbaran.
· Kandang
koloni, digunakan untuk memelihara sapi yang baru didatangkan dari tempat yang
lain, dalam kandang koloni bebrapa ekor sapi di tempatkan dalam satu kandang
agar sifat liar sapi akan berkurang sedikit demi sedikit, dalam kandang ini
sapi juga beradaptasi dengan lingkungan yang baru kandang koloni bisa berupakan
petakan yang terpisah oleh dua buah bambu untuk mengikat sapi peliharaan.
Petakan ini dapat di tempatkan 5 sampai 6 ekor sapi.
· Kandang
individu digunakan untuk penggemukan sapid an biasanya satu petakan hanya di
isi satu ekor sapi.
· Sedangkan
kandang umbaran memiliki lahan kosong yang di gunakan untuk mengumbar sapi.
Kandang yang baik dapat
dibuat dari bambu yang telah tua jadi bambu yang bagus antara lain kokoh,
permukaan bambu kering, dan berbunyi nyaring jika dipukul dengan parang. Bagian
atap dapat dibuat dari daun rumbia kering yang ditahan oleh potongan bambu.
Atap di buat dengan kemiringan 30º
agar dapat menurunkan air hujan yang menetes, sementara bahan atap di pilih
yang dapat mendahan panas hingga lingkungan kandang tidak bersuhu panas. Atap
dengan lantai kandang di topang dengan bambu dengan ketinggian 4 sampai 4,5
meter, lantai kandang deberikan alas atau bedding berupa serbuk gergaji sebagai
penyerap sisa air kencing dan menghangatkan sapi dimalam hari. Didekat kandang
dibuat bak kecil yang digunakan untuk tempat pakan dan tempat minum, tinggi bak
ini disesuaikan dengan tinggi sapid an lebar mulut sapi. Kriteria kandang yang
baik :
1. Spesifikasi
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat
2. Luas
ruangan sesuai dengan jenis ternak, umur, jenis kelamin dan tahan lama.
3. Biaya
relatif murah
4. Memiliki
system ventilasi yang baik dan menjamin lancarnya arus pergantian udara
5. Cukup
mendapat sinar matahari pagi hari
6. Dilengkapi
dengan tempat pakan (manger) dan tempat untuk air minum (water trough) sesuai
dengan kebutuhan ternak.
Catatan
penting dalam perkandangan :
1. Buat
kandang dengan bambu yang kuat dan kokoh
2. Sesuaikan
ukuran kandang dengan besarnya dan jumlah sapi peliharaan
3. Pastikan
terdapat tempat pakan dan minum
4. Kandang
harus dapat melindungi sapi peliharaan dari sinar matahari dan hujan. Namun
demikian, kandang jangan terlalu tertutup agar tetap mendapat sinar matahari
yang cukup.
2.3.
Memilih Bakalan Sapi
Sebelum
memulai usaha penggemukan sapi peternak idealnya menentukan periode
penggemukan, dalam pemilihan periode ini berkaitan dengan umur bakalan sapi
yang digunakan. Terdapat 2 periode penggemukan sapi yaitu long term dan short
term.
· Periode
long term atau jangka panjang, sapi dipelihara minimal 6 bulan dengan sapi
berumur 8 bulan sampai 2,5 tahun.
· Sedangkan
jangka pendek atau short term, sapi dipelihara selama 3 bulan saja. Untuk
penggemukan jangka panjang atau long trem dipilih bakalan yang berumur setahun
sementara short term dipilih bakalan diatas berumur 2,5 tahun.
Kalau
untuk umur untuk long term untuk penggemukan jangka panjang biasanya untuk
penggemukan 1 sampai 2,5 tahun, tapi kalau umur short term kita ambil dari
minimal 2 tahun, 2,5 tahun sampai keatas.
Ø Ciri-ciri
bakalan sapi yang baik
Bakalan
sapi yang baik memiliki perbandingan tinggi tubuh lebih kecil dari pada panjang
tubuhnya, hal ini mampu menunjang pembentukan daging yang cepat dan akan
memberikan karkas yang banyak. Tulang bakalan sapi harus besar dan memiliki
perut yang lurus, selain itu bakalan sapi sebaiknya dipilih bermata binary dan
berbulu pendek, halus serta tidak kusam.
Catatan
penting sebelum penggemukan sapi :
1. Tentukan
periode penggemukan, long term (4-6 bulan) atau short term (3-4 bulan).
2. Pilih
bakalan yang berkualitas, dilihat dari bentuk tubuh (perbandingan panjang dan
tingginya), perut lurus (proporsional).
3. Bulu
sapi rapi (pendek, halus dan tidak kusam).
4. Bermata
binar.
2.4.
Tata Laksana Penggemukan Sapi
Sebelum
dimasukkan dalam kandang perlu di timbang dahulu untuk mengetahui bobot awal
sapi, hal ini penting untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan
nantinya dan agar penambahan bobot badan pada saat panen juga dapat diketahui.
Penimbanagn dapat dilakukan di tempat khusus pastikan sapi dalam kondisi
terikat agar tidak berontak saat penimbangan yang berakibat pada perubahan
angka pada timbangan tidak bergerak lagi catat bobotnya. Pemberian obat cacing
juga perlu dilakukan sebelum sapi digemukkan atau dimasukkan kedalam kandang
obat cacing yang diberikan bias berupa ipomax yang diaplikasikan melalui zat
kutan dibagian ekor dan impran muskiler berdosis tinggi yang disuntikkan di
pantat. Caranya siapkan obat cacing yang akan digunakan, alat suntik yang masih
baru dan alkohol. Ikat sapi yang akan disuntik agar tidak berontak pegang ekor
sapi perlahan tarik sedikit keatas lalu oleskan alkohol sekitar daerah yang
akan disuntik. Penyuntikan disekitar bagian pantat dilakukan dengan menancapkan
jarum terlebih dahulu ke daerah sekitar pantat baru dimasukkan alat suntik
berisi obat cacing, masukkan obat cacing dengan menekan alat suntik lalu tepuk
agar tidak terjadi pembekakan didaerah bekas suntikan. Sapi juga perlu
diberikan tanda atau tagged untuk mempermudah pendataan terhadap jumlah
populasi yang dimiliki. Tagging atau tanda ini dapat berupa tulisan angka pada
sebuah plastic lalu dijepitkan pada telinga sapi, tanda atau tagging juga dapat
diberikan dengan menyobek telinga sapi atau dengan tato disekitar pantat sapi
di bawah pangkal ekor.
2.5.
Pemberian Pakan
Selama
pemeliharaan sapi perlu diberikan pakan berupa hijauan dan pakan tambahan atau
konsentrat, dalam pemberian pakan perlu memperhatikan ketersediaan dan harganya
sehingga biaya produksinya rendah. Pemberian pakan idealnya dilakukan sehari 3
kali dan dapat di lakukan secara atlibitum atau tersedia setiap saat agar
tercapai ADG (Atfrents Deligens) atau pertumbuhan bobot badan harian (PBBH)
antara 1,5 dalam penggemukan short term diberikan pakan berupa 40% hijauan dan
60% konsentrat sementara untuk penggemukan long term diberikan pakan berupa 40%
konsentrat dan 60% hijauan. Penambahan premix pada pakan, masukkan bubuk premix
sebanyak 2 sendok the pada wadah pakan, timbang 3 kg konsentrat untuk 2 sendok
teh premix, lalu masukkan ke dalam wadah, aduk sampai tercampur rata lalu
berikan pada sapi peliharaan.
2.6.
Sanitasi dan Kesehatan Sapi
Untuk
menjaga sanitasi dan kesehatan sapi lingkungan kandang perlu dibersihkan
kotoran sapi dan litter perlu di bersihkan setiap hari, kotoran yang menempel
dibersihkan dengan menyeroki disepanjang lantai kandang, kotoran berikut litter
diangkut dan dibuang di tempat khusus penampungan kotoran. Setelah dibuang
litter atau alas kandang harus selalu diganti setiap hari. Badding (litter)
berupa serbuk gergaji, litteryang berupa ampas gergaji ini bermanfaat sebagai
media pencegah kelembaban yang ditimbulkan dari lantai kandang. Litter
ditambahkan dengan menaburkan secara merata diseluruh lantai kandang, timbulnya
parasit yang menempel pada sapi perlu dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh
sapi.
Sapi yang dipelihara perlu dimandikan
setidaknya 3 hari sekali caranya adalah dengan menyikat seluruh bagian tubuh
bagian luar termasuk kaki agar semua kotoran yang menempel akan lepas dari
badan sapi, selanjutnya basahi lap basah lalu lap bagian punggung, perut dan
kaki, bagian perut sebelah dalam juga perlu di lap agar kebersihan tetap
terjaga.
Catatan
penting dalam tata laksana pemeliharaan sapi yaitu :
1.
Sebelum dimasukkan dalam kandnag, sapi
perlu ditimbang, diberi obat cacing dan diberi tanda (tagging)
2.
Pakan disesuaikan dengan kondisi
keberadaan pakan dan biaya (cost) produksi
3.
Berikan pakan sesuai dengan tipe
pemeliharaan. Short term 40% hijauan dan 60% konsentrat, long term 40%
konsentrat dan 60% hijauan
4.
Tambahkan premix (vitamin) sebanyak 2
sendok the untuk 3 kg konsentrat
5.
Lingkungan kandang perlu dibersihkan
setiap hari. Alas kandang (litter) berupa serbuk gergaji juga harus diganti
6.
Sapi perlu dimandikan setidaknya 3 hari
sekali untuk mencegah timbulnya parasit.
3.7. Pembibitan Sapi
Untuk mendapatkan bakalan atau
anak sapi dapat dikawinkan pertama kali yang dilakukan adalah pemilihan
pejantan dan induk betina cirri calon induk baik jantan atau betina sudah mulai
terlihat saat sapi berumur 18 sampai 24 bulan.
Ciri-ciri
pejantan unggul:
·
Kencing lurus dan tidak terputus
(seperti suntikan)
·
Bentuk rangka sempurna (tidak cacat)
Ciri-ciri
induk betina unggul:
·
Tubuh panjang dan perut besar
·
Pantat lebar
Induk dan pejantan terpilih
dipisahkan sampai menanti estrus atau birahi, sapi baru boleh dikawinkan saat
sapi betina berumur 18 sampai 24 bulan dan 24 sampai 28 belum untuk sapi
jantan. Masa estrus biasanya berlangsung selama 21 hari, masa ideal untuk
mengawikan sapi yaitu 9 jam setelah masa estrus baru mulai berlangsung.
Pejantan dan induk betina dimasukkan dalam kandnag perkawinan, terlebih dulu
induk betina diikat membelakangi pejantan untuk merangsang pejantan, di tempat
yang sama pejantan dipegangi agar nafsu kawinnya semakin bertambah saat nafsu
memuncak barulah pejantan dilepaskan. Pada saat ini pejantan akan berusaha
menaiki induk betina pastikan alat penis pejantan masuk sempurna kedalam alat
vagina induk betina sehingga ketika pejantan edjakulasi semen akan terposisi
didalam vagina. Apabila perkawinan berhasil maka induk betina akan bunting,
induk yang bunting ditandai dengan tidak mengalami estrus lagi pada betina pada
21 hari setelah di kawinkan. Ciri induk bunting yaitu :
1.
Kandungan menurun ke perut bagian bawah
2.
Ambing membesar, kadang-kadang air susu
mulai keluar sedikit
3.
Alat kelamin vulva membengkak dan
berwarna kemerah-merahan
4.
Sapi tampak gelisah
5.
Nafsu makan berkurang
6.
Sering kencing
Pengecekan kehamilan setelah 40
hari perkawinan untuk meyakinkan adanya kebuntingan pada hari ke 42 setelah
kawin dapat dilakukan palpasi rectal yaitu dengan cara merogo bagian dalam
perut atau rahim melalui anus atau rectal induk betina, jika bunting maka akan
terasa adanya bagian tubuh embrio. Ciri-ciri induk bunting siap melahirkan :
1.
Perut terlihat membesar dan menurun
2.
Ambing membesar
3.
Vulva membengkak. Jika dipegang terasa
hangat dan berwarna kemerahan, sering kencing, serta keluar lender
4.
Nafsu makan berkurang
5.
Jika ini terjadi, siapkan kandang khusus
induk melahirkan dan berikan makanan protein tinggi.
Catatan
penting dalam pembibitan sapi :
1.
Pilih pejantan dan induk betina yang
berkualitas
2.
Siapkan kandang kawin
3.
Masukkan induk betina terlebih dahulu,
lalu ikat
4.
Masukkan pejantan yang terikat tali,
sambil dipegangi posisikan pejantan dibelakang betina agar timbul birahi
5.
Saat nafsu memuncak lepaskan pejantan
untuk kawin
6.
Pastikan penis masuk kedalam vulva. Jika
tidak, segera tarik dan ulangi kembali
7.
Induk biasanya akan bunting setelah 40
hari perkawinan
8.
Cek kehamilan induk dengan palpasi
rectal atau dari cirri fisiknya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam
penulisan makalah kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penggemukan sapi
potong harus memperhatikan beberapa hal penting yang menjadi penunjang
keberhasilan penggemukan sapi yaitu memilih jenis atau bangsa sapi, menyiapkan
kandang dan meperhatikan lingkungan kandang, memilih bakalan sapi potong yang
baik, mengetahui tata laksana penggemukan sapi, pemberian pakan, sanitasi dan
kesehatan sapi dan mengetahui pembibitan sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, S. R., 2009.
Penggemukan Sapi Potong. Penebar Swadaya. Depok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar