Rabu, 07 Desember 2016

Ilmu Nutrisi Ternak Sejarah Ilmu Nutrisi Ternak



Tugas!!
ILMU NUTRISI TERNAK
 “SEJARAH ILMU NUTRISI TERNAK”


 



OLEH :
KELOMPOK 1


NURCAHYATI                                ( L1A114051 )
NUR HALIS AHMAD                     ( L1A114052 )
NUSRIN                                            ( L1A114053 )
ROSLAN                                           ( L1A114055 )
ROY SUSANTO                               ( L1A114056 )
VINA EKA PRASETIA N.A.A      ( L1A114059 )
WA HARMIATI                               ( L1A114060 )
ZAINAL                                            ( L1A1 14 086 )



FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia, matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan dan ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme dan  fungsi zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerja sama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahanzat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
menurut Scott (1976) ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme, termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan reproduksi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.        Bagaimana sejarah ilmu nutrisi ?
2.        Bagaimana perkembangan ilmu nutrisi ?
C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sejarah ilmu nutrisi
2.      Untuk mengetahui perkembangan ilmu nutrisi


BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian Ilmu Nutrisi
Ilmu nutrisi(Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme mulai mengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang dapat berupa sisa hasil ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai fungsi dan kandungan zat nutrisi yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam setiap bahan pakan, ketika dikonsumsi oleh ternak dapat diubah menjadi daging, susu, telur, wol, energi dan lain-lain. Seorang peternak yang menginginkan produksi daging, telur, susu dan wol yang tinggi dari usaha peternakannya, maka peternak tersebut harus memberikan pakan/ransum ransum yang sempurna.

B.  Pengertian Ilmu Nutrisi Ternak
menurut Scott (1976) ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme, termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan reproduksi.
maka jelas bahwa nutrisi ternak pada prinsipnya berbicara tentang zat-zat yang terkandung dalam pakan ternak.  Adapun zat-zat makanan tersebut dibagi menjadi :
·      Energi
·      Karbohidrat
·      Lemak
·      Protein
·      Mineral
·      Vitamin
·      Air

C. Sejarah Perkembangan Ilmu Nutrisi
            Crampton (1959) mengemukakan bahwa nutrisi pada mulanya hanyalah sebuah seni, yaitu suatu pemikiran yang berdasarkan naluri, kebiasaan. Naluri disini mengacu pada atribut-atribut keturunan yang berbeda dengan kebiasaan yang nantinya akan bereaksi dengan lingkungannya dengan cara tertentu tanpa didasari pengetahuan.
Perkembangan ilmu nutrisi sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam. Pada abad ke-19 telah dikenal ilmu makanan klasik sederhana yang mengutarakan bahwa semua bahan makanan dapat dikembalikan menjadi 4 bagian dasar yaitu protein, lemak, karbohidrat dan zat-zat mineral. Beberapa abad sebelumnya berbagai pengamatan menyarankan bahwa zat-zat organic lainnya adalah esensial terhadap pengendalian kesehatan yang baik.
Periode baru dari ilmu nutrisi telah dirintis oleh ahli kimia berkebangsaan Perancis A.L. Lavoisier pada tahun 1770- an. Lavoisier adalah orang pertama yang mengetahui bahwa panas tubuh hewan berasal dari oksidasi zat-zat tubuh. Ia membandingkan panas hewan dengan panas lilin. Ia menemukan bahwa pembakaran adalah suatu oksidasi dan memperlihatkan bahwa pernafasan dalam tubuh merupakan kombinasi dari karbon dan hydrogen dengan oksigen dari udara yang diserap dan tergantung pada jumlah makanan yang dikonsumsi serta pekerjaan yang dilakukan. Bersama-sama Laplace ia merancang alat kalorimeterdan dengan alat tersebut ia mendemontrasikan bahwa pernafasan adalah sumber esensial dari panas tubuh. Bentuk umum alat yang digunakan Lavoisier dalam penelitiannya telah dipaparkan oleh Madame Lavoisier, tetapi metode penelitiannya tidak diketahui karena Lavoisier telah dijatuhi hukuman mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Semenjak itu ilmu pengetahuan tentang nutrisi mengalami kemunduran.
Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia merupakan alat penting dalam penelitian ilmu nutrisi. Meskipun banyak pengetahuan saat ini diperoleh langsung dari masalah-masalah makanan dan kesehatan manusia serta hewan, namun penemuan-penemuan penting lebih banyak berasal dari pengetahuan-pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh hewan, termasuk perubahan-perubahan faalnya .
Babcock, seorang ahli ilmu kimia mengetahui bahwa bila sapi-sapi diberi makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan berasal dari sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai sejauh mana setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Babcock dengan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan. Dalam percobaan ini empat ekor sapi dara diberi ransum berupa tumbuh-tumbuhan wheat, empat ekor lagi diberi tumbuh-tumbuhan oat dan empat ekor lainnya diberi jagung. Selain itu empat ekor berikutnya diberi ransum dengan mencampurkan ketiga jenis bahan pakan tadi. Selama penelitian berlangsung terdapat perbedaan yang mencolok antara ternak-ternak yang diberi jagung dengan yang diberi wheat. Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan yang sama, tetapi pada ternak yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan kondisi badan yang baik. Pada ternak yang diberi jagung memiliki keturunan yang sehat sedangkan pada ternak yang diberi wheat keturunannya mati sesaaat setelah dilahirkan.
Percobaan-percobaan tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang terlihat dalam nilai nutrisi yang tidak dapat diketahui secara ilmu kimia pada waktu itu dan ilmu pengetahuan pada waktu itu untuk menyusun ransum adalah belum sempurna Kemajuan yang pesat telah terjadi pada tahun-tahun terakhir ini dalam menentukan kebutuhan zat-zat makanan beserta jumlah dan mutunya bagi hewan. Sehingga atas kerjasama dari beberapa ahli ilmu pengetahuan, telah ditemukan atau diketahui 25 macam karbohidrat, 15 jenis lemak, 20 jenis asam amino, 18 unsur hara dan 16 jenis vitamin seperti yang kita kenal sekarang.
D.    Klasifikasi Pakan Secara Internasional
1.            Hijauan Kering dan Jerami.
Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Kelas hijauan kering dan jerami mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10 % serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding sel. Beberapa bahan pakan yang termasuk hijauan kering dan jerami adalah jerami amoniasi, jerami kacang tanah, klobot jagung dan kulit nanas.
2.            Pastura dan Hijauan Segar.
Pastura dan hijauan segar merupakan bahan pakan dalam bentuk daun-daunan, dan kadang masih bercampur dengan ranting dan bunganya. Kadar airnya berkisar antara 70-80 % dan sisanya adalah bahan kering dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak.
3.            Silase.
Silase merupakan hijauan segar yang disimpan dalam silo dengan tujuan diberikan kepada ternak pada waktu sulit didapatkan atau pada musim paceklik.
4.            Sumber Energi.
Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang mempunyai kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun utama bahan makanan sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa biji biasanya ¾ bagian merupakan pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang dapat mempengaruhi daya cerna. Termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel kurang dari 35 %.
Nasi aking merupakan bahan pakan sumber energi. Penyusun utamanya adalah karbohidrat. Selain itu, nasi aking juga mengandung protein yang baik untuk tubuh ternak. Nasi aking biasanya digunakan sebagai pakan ternak unggas terutama bebek atau itik.
5.            Sumber Protein.
Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal dari sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati terutama dari jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein hewani diantaranya adalah BR 1, BR 5 dan pellet. Ampas kecap termasuk sumber protein nabati karena bahan bakunya adalah biji kedelai. Ampas kecap mengandung protein 24,9 %, 24,3 % lemak, 0,39 % kalsium dan 0,33 fosfor. Ampas kecap bisa diberikan secara langsung (tanpa diproses lagi) sebagai pakan ternak dengan jumlah 20 % dari ransum.
Makanan ini bentuknya seperti butiran. Bentuk makan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah merangsang selera makan, sebab ayam tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran. Sedangkan tiap pellet memiliki kandungan gizi yang sama. Makanan pelet tak mudah melekat pada tempat makan dan paruh, sehingga tak ada makanan yang tercecer. Selain itu, ayam juga tidak memilih-milih makanan. Kekurangannya yaitu harganya relatif mahal. Kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi proses pembuatan. Ayam juga akan lebih banyak minum.
6.            Sumber Mineral.
Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme. Kebutuhannya sangat sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan bereproduksi penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan bahan pakan yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan pertumbuhannya lambat.
7.            Sumber Vitamin.
Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin, ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum.
8.            Zat Aditif.
Berdasarkan komposisinya, aditif pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga, yaitu feed suplement yang mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin, mineral, dan antibiotik. Aditif pakan meliputi bahan pewarna, antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.
  
  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ilmu nutrisi (Nutruence Science) adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme mulai mengambil/ mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup dan mati. pengermengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme, termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan reproduksi.
 
DAFTAR  PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar