Tugas!!
ILMU NUTRISI TERNAK
“SEJARAH ILMU
NUTRISI TERNAK”
OLEH :
KELOMPOK 1
NURCAHYATI ( L1A114051 )
NUR HALIS AHMAD ( L1A114052 )
NUSRIN (
L1A114053 )
ROSLAN (
L1A114055 )
ROY SUSANTO ( L1A114056 )
VINA EKA PRASETIA N.A.A
( L1A114059 )
WA HARMIATI ( L1A114060 )
ZAINAL (
L1A1 14 086 )
FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan
penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,
matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan
dan ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme
dan fungsi zat-zat nutrisi di dalam
tubuh ternak. Kerja sama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat
mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya
akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahanzat-zat nutrisi
yang mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
menurut
Scott (1976) ilmu nutrisi ternak
adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari
luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk
fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme,
termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan reproduksi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Bagaimana
sejarah ilmu nutrisi ?
2.
Bagaimana
perkembangan ilmu nutrisi ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui sejarah ilmu
nutrisi
2.
Untuk
mengetahui perkembangan ilmu nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Nutrisi
Ilmu nutrisi(Nutrience Science) adalah ilmu yang
mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme mulai
mengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya
dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup
pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang
adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai
sejak organisme mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan
energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan
membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi
akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang
selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahan
zat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang
dapat berupa sisa hasil ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai
fungsi dan kandungan zat nutrisi yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam
setiap bahan pakan, ketika dikonsumsi oleh ternak dapat diubah menjadi daging,
susu, telur, wol, energi dan lain-lain. Seorang peternak yang menginginkan
produksi daging, telur, susu dan wol yang tinggi dari usaha peternakannya, maka
peternak tersebut harus memberikan pakan/ransum ransum yang sempurna.
B. Pengertian Ilmu Nutrisi Ternak
menurut
Scott (1976) ilmu nutrisi ternak
adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari
luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk
fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme,
termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan
reproduksi.
maka jelas
bahwa nutrisi ternak pada prinsipnya berbicara tentang zat-zat yang terkandung
dalam pakan ternak. Adapun zat-zat makanan tersebut dibagi menjadi :
·
Energi
·
Karbohidrat
·
Lemak
·
Protein
·
Mineral
·
Vitamin
·
Air
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Nutrisi
Crampton
(1959) mengemukakan bahwa nutrisi pada mulanya hanyalah sebuah seni, yaitu
suatu pemikiran yang berdasarkan naluri, kebiasaan. Naluri disini mengacu pada
atribut-atribut keturunan yang berbeda dengan kebiasaan yang nantinya akan
bereaksi dengan lingkungannya dengan cara tertentu tanpa didasari pengetahuan.
Perkembangan ilmu nutrisi sejajar dengan perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Pada abad ke-19 telah dikenal ilmu makanan klasik
sederhana yang mengutarakan bahwa semua bahan makanan dapat dikembalikan
menjadi 4 bagian dasar yaitu protein, lemak, karbohidrat dan zat-zat mineral.
Beberapa abad sebelumnya berbagai pengamatan menyarankan bahwa zat-zat organic
lainnya adalah esensial terhadap pengendalian kesehatan yang baik.
Periode baru dari ilmu nutrisi telah dirintis oleh
ahli kimia berkebangsaan Perancis A.L. Lavoisier pada tahun 1770- an. Lavoisier
adalah orang pertama yang mengetahui bahwa panas tubuh hewan berasal dari
oksidasi zat-zat tubuh. Ia membandingkan panas hewan dengan panas lilin. Ia
menemukan bahwa pembakaran adalah suatu oksidasi dan memperlihatkan bahwa
pernafasan dalam tubuh merupakan kombinasi dari karbon dan hydrogen dengan
oksigen dari udara yang diserap dan tergantung pada jumlah makanan yang
dikonsumsi serta pekerjaan yang dilakukan. Bersama-sama Laplace ia merancang
alat kalorimeterdan dengan alat tersebut ia mendemontrasikan bahwa pernafasan
adalah sumber esensial dari panas tubuh. Bentuk umum alat yang digunakan
Lavoisier dalam penelitiannya telah dipaparkan oleh Madame Lavoisier, tetapi
metode penelitiannya tidak diketahui karena Lavoisier telah dijatuhi hukuman
mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Semenjak itu ilmu pengetahuan
tentang nutrisi mengalami kemunduran.
Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia
merupakan alat penting dalam penelitian ilmu nutrisi. Meskipun banyak
pengetahuan saat ini diperoleh langsung dari masalah-masalah makanan dan
kesehatan manusia serta hewan, namun penemuan-penemuan penting lebih banyak
berasal dari pengetahuan-pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh
hewan, termasuk perubahan-perubahan faalnya .
Babcock, seorang ahli ilmu kimia mengetahui bahwa bila
sapi-sapi diberi makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan
berasal dari sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai
sejauh mana setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Babcock dengan rekan-rekannya
melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan. Dalam
percobaan ini empat ekor sapi dara diberi ransum berupa tumbuh-tumbuhan wheat,
empat ekor lagi diberi tumbuh-tumbuhan oat dan empat ekor lainnya diberi
jagung. Selain itu empat ekor berikutnya diberi ransum dengan mencampurkan
ketiga jenis bahan pakan tadi. Selama penelitian berlangsung terdapat perbedaan
yang mencolok antara ternak-ternak yang diberi jagung dengan yang diberi wheat.
Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan yang sama, tetapi pada ternak
yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan kondisi badan yang baik. Pada
ternak yang diberi jagung memiliki keturunan yang sehat sedangkan pada ternak
yang diberi wheat keturunannya mati sesaaat setelah dilahirkan.
Percobaan-percobaan tersebut menjelaskan bahwa ada
perbedaan-perbedaan yang terlihat dalam nilai nutrisi yang tidak dapat
diketahui secara ilmu kimia pada waktu itu dan ilmu pengetahuan pada waktu itu
untuk menyusun ransum adalah belum sempurna Kemajuan yang pesat telah terjadi
pada tahun-tahun terakhir ini dalam menentukan kebutuhan zat-zat makanan
beserta jumlah dan mutunya bagi hewan. Sehingga atas kerjasama dari beberapa
ahli ilmu pengetahuan, telah ditemukan atau diketahui 25 macam karbohidrat, 15 jenis
lemak, 20 jenis asam amino, 18 unsur hara dan 16 jenis vitamin seperti yang
kita kenal sekarang.
D. Klasifikasi Pakan Secara Internasional
1.
Hijauan Kering dan Jerami.
Hijauan kering
adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat
disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan
ternak pada musim kekurangan pakan. Kelas hijauan kering dan jerami
mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk
lain dengan lebih dari 10 % serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding
sel. Beberapa bahan pakan yang termasuk hijauan kering dan jerami adalah jerami
amoniasi, jerami kacang tanah, klobot jagung dan kulit nanas.
2.
Pastura dan Hijauan Segar.
Pastura dan
hijauan segar merupakan bahan pakan dalam bentuk daun-daunan, dan kadang masih
bercampur dengan ranting dan bunganya. Kadar airnya berkisar antara 70-80 % dan
sisanya adalah bahan kering dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
ternak.
3.
Silase.
Silase merupakan
hijauan segar yang disimpan dalam silo dengan tujuan diberikan kepada ternak
pada waktu sulit didapatkan atau pada musim paceklik.
4.
Sumber Energi.
Bahan makanan
sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang mempunyai kadar protein sekitar
12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun utama bahan makanan sumber energi
adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa biji biasanya ¾ bagian merupakan
pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta mempunyai kadar serat kasar yang
bervariasi yang dapat mempengaruhi daya cerna. Termasuk kelompok ini adalah
bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel kurang dari 35
%.
Nasi aking merupakan bahan pakan sumber energi. Penyusun utamanya adalah
karbohidrat. Selain itu, nasi aking juga mengandung protein yang baik untuk
tubuh ternak. Nasi aking biasanya digunakan sebagai pakan ternak unggas
terutama bebek atau itik.
5.
Sumber Protein.
Bahan pakan
sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal dari sumber
hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati terutama dari
jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein hewani
diantaranya adalah BR 1, BR 5 dan pellet. Ampas kecap termasuk sumber protein
nabati karena bahan bakunya adalah biji kedelai. Ampas kecap mengandung protein
24,9 %, 24,3 % lemak, 0,39 % kalsium dan 0,33 fosfor. Ampas kecap bisa
diberikan secara langsung (tanpa diproses lagi) sebagai pakan ternak dengan
jumlah 20 % dari ransum.
Makanan ini bentuknya seperti butiran. Bentuk makan ini pun memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah merangsang selera makan, sebab
ayam tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran. Sedangkan tiap pellet
memiliki kandungan gizi yang sama. Makanan pelet tak mudah melekat pada tempat
makan dan paruh, sehingga tak ada makanan yang tercecer. Selain itu, ayam juga
tidak memilih-milih makanan. Kekurangannya yaitu harganya relatif mahal.
Kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi
proses pembuatan. Ayam juga akan lebih banyak minum.
6.
Sumber Mineral.
Mineral
merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan persenyawaan
kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme. Kebutuhannya sangat
sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan bereproduksi
penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan bahan pakan
yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan pertumbuhannya lambat.
7.
Sumber Vitamin.
Vitamin adalah
senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh dan diperlukan
dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau regulator
metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam
lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang
larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin,
ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan
vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum.
8.
Zat Aditif.
Berdasarkan komposisinya, aditif
pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga, yaitu feed suplement yang
mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement yang mengandung komposisi
multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement yang mengandung komposisi
multivitamin, mineral, dan antibiotik. Aditif pakan meliputi bahan pewarna,
antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu nutrisi (Nutruence
Science) adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme
mulai mengambil/ mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel
yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup dan mati. pengermengambil/mengasimilasikan
pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang
telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi
sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang adanya hubungan antara
organisme dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai sejak organisme
mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal
dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat
makanan di dalam tubuh.
ilmu nutrisi ternak adalah ilmu
yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari
luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk
fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme,
termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan
reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi(diakses
pada 19 september 2015)
http://blog.uin-malang.ac.id/atuks/2011/01/07/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/
(diakses pada 19 september 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar