Laporan
Praktikum II Ilmu Tanaman Dan Makanan Ternak
KUALITAS BENIH
Oleh
NAMA : VINA EKA PRASETIA N.A.A
NIM : L1A1 14 059
KELAS : B
KELOMPOK
: III
AST PEMBIMBING : RACHMITA DEWI S. TOBA
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU
OLEO
KENDARI
2015
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tanaman dan
makanan ternak adalah segala aspek yang mempelajari tentang tanaman dan makanan
yang di jadikan sebagai pakan ternak dan
hijauan apa-apa saja yang boleh di beri dan di
makan oleh ternak. Makanan hijauan adalah semua bahan
makanam yang berasal dari tanaman yang berbentuk dauan-daunan. Yang termasuk
dalam kelompok makanan hijaun ialah
bangsa rumput (gramineae), leguminose dan hijaun tumbuhan lain seperti daun
nangka, daun waru dan lain sebagainya.
Sebagai makanan
ternak hijauan memang berperanan sangat penting, sebab hijaun mengandung hampir
semua zat yang diperlukan ternak. Khususnya di
Indonesia, bahan hijauan memang berperan istimewa karena bahan tersebut
diberikan pada jumlah yang besar. hal ini dapat dibuktikan, ternak seperti kerbau, sapi,
domba dan kambing yang diberi pakan hijauan sebagai makanan tunggal, masih bisa
mempertahankan hidupnya, bahkan manpu tumbuh dan berkembang biak. Bagi
masyarakat peternak, termasuk petani peternak, telah terbisaa atau tidak asing
lagi menggunakan hijauan sebagai sebagai bahan makanan ternak. Benih adalah alat untuk mempertahankan kelanjutan hidup spesies tumbuhan tertentu dengan cara
memperpanjang kehidupan embrionik axis. Embrionik axis merupakan
pembesaran sel-sel yang sudah ada, pembentukan sel-sel yang baru pada
titik-titik tumbuh dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut.
Dilakukannya
praktikum kualitas benih ini untuk mengetahui kualitas setiap benih yang
diamati agar dapat dikembang biakkan benih yang berkualitas baik oleh
masyarakat. Dalam kaitannya dengan praktikum uji kualitas benih, benih yang baik dikembangkan
harus memenuhi kategori persyaratan tertentu karena kualitas suatu benih berpengaruh terhadap
kualitas hijauan nantinnya misalnya rerumputan dan leguminosa contohnya tanaman
turi karena tanaman ini memiliki banyak manfaat dan nutrisi yang cukup tinggi
sehinnga baik untuk dikembang biakkan. Benih turi yang
berkualitas apabila diberi perlakuan misalnya dilakukan pengamplasan, tentunya
benih akan lebih cepat berkembang dibanding dengan benih yang tanpa diberikan
perlakuan sedikitpun. Benih turi yang ini sangat cocok apabila ditanam di
lokasi dengan kondisi lingkungan antara iklim basah dan kering. Jika dilihat
dari praktikum pengoleksian
benih turi yang sebelumnya telah dilakukan,
sesuai dengan percepatan pertumbuhannya, benih ini sangat mudah untuk
dikembangbiakkan/diperbanyak. Berdasarkan latar belakang diatas
maka perlu dilakukan praktikum ilmu tanaman dan makanan ternak.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kualitas benih adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara
menghitung kemurnian benih,
2. Untuk mengetahui beberapa
model uji skarifikasi dan persentase pertumbuhannya, dan
3.
Untuk mengetahui daya kecambah benih.
C. Manfaat
Manfaat
yang ingin dicapai pada praktikum kualitas benih adalah sebaga berikut:
1. Untuk mengetahui cara
menghitung kemurnian benih,
2. Untuk mengetahui beberapa
model uji skarifikasi dan persentase pertumbuhannya, dan
3. Untuk mengetahui daya
kecambah benih.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Benih Turi
Benih adalah alat untuk mempertahankan kelanjutan hidup
spesies tumbuhan tertentu dengan cara memperpanjang kehidupan embrionik axis.
Embrionik axis merupakan pembesaran sel-sel yang sudah ada, pembentukan
sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh dormansi benih berhubungan dengan
usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan
memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Benih juga merupakan alat
untuk menyebar kehidupan baru dari suatu tempat ke tempat lain dengan
kekuatannya sendiri dan dengan pertolongan manusia maupun dengan pertolongan
hewan (Ali dkk., 2008).
Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli
Indonesia yang termasuk keluarga
kacang-kacangan dari famili
Papilionaceae. Turi (Sesbania grandiflora)
juga merupakan
jenis tanaman hijaun pakan ternak yang termasuk dalam kelompok leguminosa.
Tanaman ini hanya bisa tumbuh dan berkembang biak dengan cara penanaman melalui
biji atau benih.
Kemampuan dari tanaman ini untuk tumbuh dan berkembang biak secara baik
tergantung dari faktor dalam dan faktor luarnya (Zakiyatul, 2005).
B. Jenis-jenis Turi
Ada dua jenis turi dibedakan menurut warna bunganya, ialah turi berbunga
warna putih yang disebut sebagai turi
putih, dan turi berbunga merah violet disebut turi merah. Hampir seluruh bagian tumbuhan ini bermanfaat bagi manusia,
bunganya banyak mengandung vitamin. Biji
turi memiliki kandungan kimia yaitu kalsium oksalat, sulfur, kalium, natrium, beta karoten, vitamin A,
vitamin B serta zat besi (Towaha dan
Rusli, 2010).
Sesbania grandiflora atau yang lebih kita kenal
dengan sebutan Turi Putih merupakan pohon yang berkayu kecil, dimana biasanya
orang menjadikannya sebagai tanaman hias di halaman rumah atau ditanam di
pinggir-pingir jalan. Turi berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun
sekarang telah tersebar luas keberbagai daerah tropis, bahkan ke Eropa. Di
negara-negara di Eropa, Agathi atau Turi rupanya bernilai cukup mahal, ini
dikarenakan besarnya manfaat turi bagi kesehatan. Kandungan cyanopicrin dalam
turi bermanfaat untuk meningkatkan fungsi hati. Selain itu, asam fenolatnya
baik juga untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan lemak.Turi
mempunyai kandungan gizi antara lain: agati, zantoagatin, basorin, tanin,
protein, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin B. Bunga pohon turi sering
digunakan untuk memontokkan payudara wanita serta melancarkan ASI ibu menyusui.
Daunnya baik untuk mengatasi keputihan (Fuskah dkk., 2014).
C. Ciri-ciri pohon turi
Turi mempunyai bentuk berupa
pohon dengan percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama tegak,tajuk
cenderung meninggi, daun menyirip ganda. Bunganya tersusun majemuk, mahkota
berwarna putih, tipe kupu-kupu khas faboideae.
Buah polong, menggantung. Merupakan pohon kecil (tinggi mencapai 10 m). Tanaman ini tumbuh baik didaerah tropis yang lembab.
Di Indonesia, turi ini banyak ditanam dipematang-pematang sawah. Daun-daunnya
yang masih mudah sangat disukai kambing, sapi dan unggas. Bila pemangkasan
dilakukan dengan baik maka hijauan ini akan bisa mencukupi kebutuhan pakan
hijau di musim kemarau. Daun turi cukup potensial sebagai bahan makanan karena
memiliki kadar protein, vitamin E dan karotein pro-vitamin A yang tinggi.
Tanaman ini bisa hidup pada tempat yang teduh dan pada tanah yang kapur (Murtidjo, 2007).
Pohon
turi bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 0,1-1000 meter diatas permukaan
laut. Biasanya buahnya kurang bagus jika hidup lebih dari ketinggian itu. Dapat
berkembang pada berbagai macam tekstur tanah dan drainase yang tidak bagus.
Pohon turi berkembang dengan banyak dengan steak batang atau biji. Pohon turi
sangat disukai oleh ternak, dan batang daunnya dapat berkembang dengan cepat
setalah dipotong berulang-ulang. Jika kita menaman dalam 1 hektar tanah, dapat
menghasilkan 20 ton bahan kering per
tahun. Hal yang sangat potensial sebagai pakan ternak adalah pohon turi
mempunyai kadar protein kasar(PK) 36% dalam betuk segar, PK 27%,serat kasar
(SK) 14% dalam bentuk tepung, dan mempunyai energy lebih banyak dibandingkan
dengan kalandra, lamtoro, dan gamal (Ismiyarto dkk., 2006).
D. Kondisi Geografis Kota Kendari
Wilayah Kota Kendari
terletak di sebelah
Tenggara Pulau
Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi
Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari yang dikenal
sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 269,363 Km2 atau
0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut
Kecamatan sangat beragam. Kecamatan Baruga merupakan wilayah kecamatan yang
paling luas (18,09%), selanjutnya Kecamatan Abeli (16,28%), Kecamatan Poasia
(14,31%), Kecamatan Puuwatu (14,24%), Kecamatan Kambu (8,88%), Kecamatan
Mandonga (8,65%), Kecamatan Kendari Barat (7,09%), Kecamatan Kendari (5,82%),
Kecamatan Wua-Wua (4,14%), dan Kecamatan Kadia (2,50%). Wilayah Kota Kendari
dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara secara astronomis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada
di antara 3o 54`30``- 4o 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke
Timur diantara 122o 23`- 122o 39` Bujur Timur (Dhiah, 2015).
Kota Kendari memiliki luas wilayah 295,89
km2 atau 0,7 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara dan
terdiri dari 6 Kecamatan. Kota Kendari beriklim panas dengan suhu rata-rata
26,2° C dan kelembapan udara rata-rata 86,67 %. Curah hujan rata-rata bulanan
menunjukan 238 mm dengan jumlah hujan sekitar 17 hari dengan rata-rata tahun
sekitar 1,873 mm dengan hujan 165 hari (KCAD Kendari Barat, 2014).
III.
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 14
November 2015 pukul 10.00 WITA – selesai dan bertempat
di Laboratorium Lapangan Fakultas
Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari.
B.
Alat dan
Bahan
Adapun alat yang digunakan
pada Praktikum Kualitas Benih dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan yang digunakan
pada Praktikum Kualitas Benih
No
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Polybag
|
Sebagai
media untuk menanam bibit
|
2.
|
Pacul
|
Untuk
menggali tanah
|
3.
|
Sekop
|
Untuk
mencampur tanah, pupuk, dan serbuk gergaji
|
4.
|
Kamera
|
Untuk
dokumentasi
|
5.
|
Alat
tulis menulis
|
Untuk
mencatat hasil data pengamatan dan laporan sementara
|
Bahan yang digunakan pada Praktikum Kualitas Benih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan yang digunakan pada Praktikum Kualitas Benih
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Biji
turi
|
Sebagai
objek pengamatan
|
2.
|
Biji
indigovera
|
Sebagai
objek pengamatan
|
3.
|
Pupuk
kandang
|
Sebagai
media penanaman
|
4.
|
Serbuk
gergaji
|
Sebagai
media penanaman
|
C.
Prosedur
Praktikum
Adapun
prosedur praktikum pada uji Koleksi Benih yaitu:
1. Mencampur
pupuk kandang dan sekam padi, serta tanah,
2. Mengisi
tanah kedalam 100 polybag,
3. Menyusun
polybag dengan rapi,
4. Menyiram polybag sampai kenyang air,
5. Menanam
biji turi dan indigovera masing-masing 50 polybag
dengan masing-masing berisi 3 biji,
6. Menyiram
kembali polybag
7. Memasang
plat kelompok dan
8. Membuat
laporan.
VI.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Tabel 3. Penyulaman Benih Turi
No
|
Jumlah Polybag Biji Turi
|
Polybag yang
Tumbuh Polybag yang Disulam
|
1
|
50
|
26 24
|
Tabel 4. Perkembangan Benih Turi Pada Minggu Ketiga
No
|
Turi
|
Tinggi Pohon (Cm)
|
Jumlah Daun
|
Jumlah Daun Perhelai
|
1
|
Pohon 1
|
5
|
2
|
6, 10
|
2
|
Pohon 2
|
9
|
3
|
8, 13, 10
|
3
|
Pohon 3
|
6
|
2
|
8, 8
|
4
|
Pohon 4
|
6
|
2
|
8, 10
|
5
|
Pohon 5
|
5
|
2
|
7, 10
|
6
|
Pohon 6
|
4
|
3
|
8, 7, 7
|
7
|
Pohon 7
|
4
|
1
|
8
|
8
|
Pohon 8
|
6
|
1
|
8
|
9
|
Pohon 9
|
3
|
1
|
8
|
10
|
Pohon 10
|
3
|
1
|
8
|
Tabel 5. Perkembangan Benih Turi Pada Minggu Keempat
No
|
Turi
|
Tinggi Pohon
|
Jumlah Daun
|
Jumlah Daun Perhelai
|
1
|
Pohon 1
|
6
|
3
|
9, 11, 10
|
2
|
Pohon 2
|
10
|
4
|
13, 10, 10, 8
|
3
|
Pohon 3
|
7,5
|
3
|
12, 10, 9
|
4
|
Pohon 4
|
8
|
4
|
12, 7, 10, 10
|
5
|
Pohon 5
|
6,5
|
3
|
10, 12, 9
|
6
|
pohon 6
|
5
|
3
|
8, 10, 7
|
7
|
Pohon 7
|
5
|
3
|
8, 11, 13
|
8
|
Pohon 8
|
7
|
2
|
8, 12
|
9
|
Pohon 9
|
5,8
|
3
|
10, 6, 8
|
10
|
Pohon 10
|
4
|
2
|
8, 6
|
B. Pembahasan
Turi terdiri dari dua jenis berdasarkan
warna bunganya yaitu turi berbunga warna putih yang
disebut sebagai turi putih, dan turi
berbunga merah violet disebut turi merah. Pada lokasi pengambilan beni kami
ditempatkan di Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka dan jarang
sekali kami menemukan pohon turi, pada lokasi ini kami hanya menemukan satu
jenis turi yaitu turi berwarna putih.
Kami mendapatkan beni turi di sekitar perumahan warga dan tempat-tempat umum seperti pasar, tanaman turi ini tumbuh liar atau tumbuh begitu saja tanpa perlakuan atau perawatan khusus
dari warga setempat. Hal ini disebabkan karena
warga setempat belum mengetahui manfaat dari tanaman turi tersebut.
Hal ini agak sedikit berbeda
dengan pendapat (fuskah dkk., 2014) yang menyatakan bahwa sesbania grandiflora atau yang lebih
kita kenal dengan sebutan Turi Putih merupakan pohon yang berkayu kecil, di
mana biasanya orang menjadikannya sebagai tanaman hias di halaman rumah atau di
tanam di pinggir-pinggir jalan.
C. Ciri-ciri
Pohon Turi
Pada
lokasi pengambilan benih, pohon turi yang di ambil benihnya memiliki tinggi ±6
meter, batang utama tegak,
memiliki cabang yang cukup banyak, kulit luar batangnya bewarna abu-abu kehitam-hitamanan, kasar, mempunyai retakan. Daun
turi berbentuk majemuk sepanjang 10 cm. Dalam satu tangkai, terdapat sekitar 16
daun, berukuran lebar 1 cm, panjang 2 cm, warna daun hijau tua. Memiliki bunga berwarna putih atau disebut turi putih.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Berdasarkan
hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusdi (2009),
yang menyatakan bahwa batag tanaman turi, dengan ciri-ciri sedikit cabang
dengan tinggi 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. polong menggantung, dengan
ukuran panjang polong 30-50 cm. bunga berbentuk tandan, tumbuh pada ketiak
daun. Kelopak bunga berbentuk bulat sabit dan mahkota bunga menggantung seperti
lonceng.
D. Kondisi Alam Asal Benih Turi
a.
Topografi
Pada umumnya topografi
merupakan tanda fisik dari daerah dataran.
Kota Kendari dengan keadaan topografinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49%
tanah bukit 25% dan dataran rendah 26%, serta berdasarkan geologisnya 67%
sedimen, metamorfisis 20% dan batuan beku 13% dengan jenis tanahnya adalah
didominasi podzolik 59,24% dan alluvial 40,76%. Berdasarkan
lokasi pengambilan sampel yaitu Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka, Kota Kendari. Terletak dekat pemukiman warga. Berdasarkan letak lokasi pengambilan benih turi yang kami
dapat kan sangat kurang. Jenis yang ditemukan tidak bervariasi,
hanya terdapat jenis turi putih..
b.
Curah Hujan
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya
dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat
dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Pada lokasi pengambilan sampel yaitu di Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka memiliki curah hujan pada saat pengambilan benih
turi diperkirakan antara pertengahan musim kering dengan curah hujan yag sangat
minim untuk terjadi. Biasanya seperti teori umum yang telah kita ketahui pada
saat bulan Nopember sampai dengan bula maret, angin bertiup kencang dan banyak
mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik. Yang mana
pada bulan ini terjadi musim hujan
c.
Iklim
Iklim merupakan gabungan dari beberapa elemen yaitu suhu,
kelembaban, curah hujan, pergerakan angin, radiasi, tekanan udara dan ionisasi.
Iklim terbagi menjadi dua jenis yaitu
musin iklim subtropis dan iklim tropis. Pada lokasi tempat pengambilan sampel merupakan
daerah yang
beriklim tropis,
sehingga menjadi kondisi ideal untuk pertumbuhan turi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Murtidjo, (2007) yang mengatakan
bahwa pohon turi baik tumbuh di daerah tropis dan lembab.
D. Kondisi Geografis Asal Benih Turi
a.
Gambaran Umum Lokasi
Lokasi pengambilan benih turi
yaitu di Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka yang dimana daerah ini merupakan daerah dataran rendah
memilki cuaca antara musim panas dengan musim hujan dan beriklim tropis. Di daerah ini bisa mencapai 60% persentase pertumbuhan beni turi karena daerah ini sangat panas, oleh karena itu tempat ini tidak baik dilestarikan jenis tanaman turi.
b.
Batas Wilayah Lokasi
Luas wilayah menurut kecamatan sangat
beragam, kecamatan poasia merupakan wilayah kecamatan yang paling luas yaitu
131.76 km2 (44,53%), menyusul kecamatan Mandonga 65,35% km2 (22,09%), kecamatan
kendari 33,50 km2 (12,00%), sedangkan luas wilayah Kecamatan Baruga 63,28 km2
dengan jumlah penduduk sebanyak (21,39%). Batas wilayah tempat pengambilan benih yaitu
di Kecamatan Baruga, dimana terletak di bagian Timur Kecamatan
Baruga dekat SMA 5 Kendari.
c.
Kondisi Lingkungan
Berdasarkan
lokasi pegambilan sampel, kondisi lingkungan pada saat itu nampak seperti musim
kemarau, akan tetapi waktu pengambilan sampel pada bulan November yakni bulan
ini termasuk musim penghujan walaupun
hanya sedikit curah hujannya.
Disekitar pohon turi yang diambil
sebagai sampel, banyak tumbuh vegetasi lain seperti daun komba-komba dan rerumputan atau hijauan lainnya dan jarang sekali dtemukan jenis pepohonan lain dengan akar yang dalam. Hal ini menunjukkan bahwa
lingkungan sekitar daerah pengambilan sampel masih banyak mengandung unnsur
hara dan pH yang cukup untuk pertumbuhan sejenis vegetasi lain disekitar pohon
turi ini.
E.
Penyulaman Beni Turi
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman atau
budidaya, benih
merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada
budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai
penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting. Penanaman dilakukan setelah melakukan seleksi terhadap
benih turi, setelah menyeleksi benih dilakukan penanaman dengan mencampur
tanah, pupuk kandang dan sekam hal ini bertujuan untuk menyuburkan tanaman. Hal
ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Limantara,
L., P. Rahayu (2008) bahwa,
dengan memberikan pestisida pada tanaman akan menyuburkan tanaman tersebut. Penanaman
benih turi dengan media polybag tetapi
terlebih dahulu diisi dengan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam. Setelah
dilakukan penanaman diberi perlakuan dengan menyiram tiap hari pagi dan sore
agar tumbuh dengan baik, satelah beberapa hari kemudian diamati tanaman turi
tersebut hanya sebagian yang tumbuh dengan baik sehingga dilakukan penyulaman
terhadap tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Berdasarkan data
pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan Tabel 3 yang menunjukkan bahwa dari 50 buah polybag yang ditanami dengan benih turi
hanya 26 polybag yang tumbuh dengan
baik sehingga dilakukakan penyulaman terhadap 24 polybag.
F.
Perkembangan Benih Turi
Pertumbuhan
adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat juga disebabkan
oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif
(dihitung dengan angka). Sedangkan perkembangan adalah terspesialisasinya
sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan
tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil
sempurna, yang kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu
tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji kembali. Perkembangan suatu
tumbuhan terkantung dari perlakuan yang diberikan semakin baik perlakuan yang
diberikan maka semakin baik pula perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal, salah satu faktor
eksternal adalah cahaya.
Berdasarkan
data pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan Tabel 4 yang menunjukkan bahwa perkembangan
pada minggu ketiga setelah dilakukannya penanaman benih turi pada media polybag didapatkan hasil, dalam
mengamati 10 pohon turi diukur tinggi pohonnya, dihitung jumlah daun dan jumlah
daun perhelai. Pada pohon pertama tinggi pohonnya 5 cm, jumlah daun 2, dan
jumlah daun perhelai 6 dan 10. Pohon kedua tinggi pohon 9 cm, jumlah daun 3,
dan jumlah daun perhelai 8, 13 dan 10. Pohon ketiga tinggi pohon 6 cm, jumlah
daun 2, dan jumlah daun perhelai 8 dan 8. Pohon keempat tinggi pohon 6 cm,
jumlah daun 2, dan jumlah daun perhelai 8 dan 10. Pohon kelima tinggi pohon 5
cm, jumlah daun 2, jumlah daun perhelai 7 dan 10. Pohon keenam tinggi pohon 4
cm, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai 8, 7 dan 7. Pohon ketujuh tinggi
pohon 4 cm, jumlah daun 1, dan jumlah daun perhelai 8. Pohon kedelapan tinggi
pohon 6 cm, jumlah daun 1, dan jumlah daun perhelai 8. Pohon sembilan tinggi
pohon 3 cm, jumah daun, dan jumlah daun perhelai 8. Pohon sepuluh tinggi pohon
3 cm, jumlah daun 1, dan jumlah daun perhelai 8.
Berdasarkan
data pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan Tabel 5 yang menunjukkan bahwa perkembangan
pada minggu keempat setelah dilakukannya penanaman benih turi pada media polybag didapatkan hasil, dalam
mengamati 10 pohon turi yang telah diukur pada minggu ketiga diukur tinggi
pohonnya, dihitung jumlah daun dan jumlah daun perhelai. Pada pohon pertama
tinggi pohonnya 6 cm, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai 9, 11, dan 10.
Pohon dua tinggi pohon 10 cm, jumlah daun 4, dan jumlah daun perhelai 13, 10,
10 dan 8. Pohon tiga tinggi pohon 7,5, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai
12, 10, dan 9. Pohon empat tinggi pohon 8 cm, jumlah daun 4, dan jumlah daun
perhelai 12, 7, 10 dan 10. Pohon lima tinggi pohon 6,5 cm, jumlah daun 3 dan
jumlah daun perhelai 10, 12 dan 9. Pohon enam tinggi pohon 5 cm, jumlah daun 3
dan jumlah daun perhelai 8, 10, dan 7. Pohon tujuh tinggi pohon 5 cm, jumlah
daun 3 dan jumlah daun perhelai 8, 11, dan 13. Pohon delapan tinggi pohon 7 cm,
jumlah daun 2 dan jumlah daun perhelai 8 dan 12. Pohon sembilan tinggi pohon
5,8 cm, jumlah daun 3 dan jumlah daun perhelai 10, 6, dan 8. Pohon sepuluh
tinggi pohon 4 cm, jumlah daun 2 dan jumlah daun perhelai 8 dan 6.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Ada dua jenis turi
dibedakan menurut warna bunganya, ialah
turi berbunga warna putih yang disebut sebagai
turi putih, dan turi berbunga merah violet disebut turi merah. Tetapi di daerah tempat kami mengambil benih
turi hanya berbunga putih atau disebut turi putih.
2.
Benih turi yang ditemukan di Kecamatan Puuwatu memiliki ciri-ciri batangnnya
dengan sedikit ranting dan tinngginya kurang lebih sekitar 6 m, bunganya berwarna putih, bentuknya
mirip seperti sabit.
3.
Pada lokasi
pengambilan benih turi yaitu Benih turi yang diperoleh berasal dari Kecamatan Puuwatu, dengan kondisi iklim kemarau.
4.
Benih turi yang
diperoleh dari Kecamatan Puuwatu terletak di Kecamatan Puuwatu. Pada lokasi ini sangat sedikit ditemukan tanaman turi.
5. Dari 50 buah polybag yang ditanami dengan benih turi
hanya 26 polybag yang tumbuh dengan
baik sehingga dilakukakan penyulaman terhadap 24 polybag.
6.
Perkembangan benih turi dilakukan pengamatan dengan
mengukur dan menghitung tinggi pohon, jumlah daun dan jumlah daun perhelai di lakukan
pada minggu ketiga dan keempat setelah dilakukannya penanaman benih turi pada
media polybag.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan yaitu
sebaiknya dalam melaksanakan praktikum ini praktikan datang tepat waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
M., Yakup dan Sabaruddin. 2008. Produksi dan Kandungan Mineral Puerararia
phaseoloides dengan Tingkat Naungan dan Inokulasi Mikoriza Berbeda. Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.
Dhiah, Putri. 2015. Kondisi geografis di
Sulawesi Tenggara Kota kendari. KCAD Kota Kendari. Kendari.
Fuskhak,
Eny,. Soetrisno , R. Djoko,.
Anwar, Syaiful dan Kusmiyati , F. 2014. Kajian
Morfologi dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan Terhadap Slinitas Media Tanam. Jurnal Agromedia. 32 (2): 45-46
Ismiyarto,. Agus Susanto,. Akhmad
Sodi. 2006. Ciri-ciri Tanaman Pohon Turi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Muttidjo, B.A. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ternak.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Towaha,Juniati
dan Rusli. 2010. “Potensi Biji Turi Untuk Substitusi Kedelai Pada
Pembuatan Kecap”.
Tanaman Rempah dan Industri. 1 (16):63
Zakiyatul
Munawaroh, 2005. Studi
Eksperimen Pemanfaatan Kacang Turi sebagai Bahan Dasar Pembuatan Nugget dengan
Suplemen Ikan Mujahir. Skripsi. UNNES.
Lampiran
\
Daftar
Pustaka
Ali,
M., Yakup dan Sabaruddin. 2008. Produksi dan Kandungan Mineral Puerararia
phaseoloides dengan Tingkat Naungan dan Inokulasi Mikoriza Berbeda. Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.
Dhiah, Putri. 2015. Kondisi geografis di
Sulawesi Tenggara Kota kendari. KCAD Kota Kendari. Kendari.
Fuskhak,
Eny,. Soetrisno , R. Djoko,.
Anwar, Syaiful dan Kusmiyati , F. 2014. Kajian
Morfologi dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan Terhadap Slinitas Media Tanam. Jurnal Agromedia. 32 (2): 45-46
Hafid. 2005. Benih Turi yang Berkualitas. Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Maluku Utara.
Ismiyarto,. Agus
Susanto,. Akhmad Sodi. 2006. Ciri-ciri Tanaman Pohon Turi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
ISTA.
2006. Komponen Kemurnian Benih. Fakultas Pertanian Univerisitas Islam Negeri
Maulana Malik. Malang.
Muttidjo, B.A. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ternak. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Purwanto, I.
2007. Mengenal
Lebih Dekat Leguminoseae Cetakan ke-1. Kanisius. Yogyakarta.
Purnobasuki. 2014. Sorghum For Human Food-Review. Plants Human Food for
Human
Nutrition.
Rofik,
A. dan E. Murniati. 2008. Pengaruh perlakuan deoperkulasi dan media
perkecambahan untuk meningkatkan viabilitas benih aren (Arenga pinnata
(Wurmb.) Merr.). Buletin Agronomi. 36 (1) 33 – 40.
Sholicha,
F. R. 2009. Pengaruh Skarifikasi Suhu dan Lama Perendaman dalam Air Terhadap
Perkecambahan Biji Kedawung (Parkia timoriyana (DC) Merr). Jurusan Biologi
Fakkultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Malang. Malang.
Towaha,Juniati
dan Rusli. 2010. “Potensi Biji Turi Untuk Substitusi Kedelai Pada
Pembuatan Kecap”. Tanaman
Rempah dan Industri. 1 (16):63
Widyawati,
N., Tohari, P. Yudono, dan I. Soemardi. 2009. Permeabilitas dan perkecambahan
benih aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal Agronomi Indonesia. 37 (2) : 152 – 158.
Zakiyatul
Munawaroh, 2005. Studi
Eksperimen Pemanfaatan Kacang Turi sebagai Bahan Dasar Pembuatan Nugget dengan
Suplemen Ikan Mujahir. Skripsi. UNNES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar