Minggu, 04 Desember 2016

laporan ilmu tanaman makanan ternak kualitas benih



Laporan Praktikum  II  Ilmu Tanaman Dan Makanan Ternak

KUALITAS BENIH

 


Oleh

NAMA                        : VINA EKA PRASETIA N.A.A
NIM                            : L1A1 14 059
KELAS                      : B
KELOMPOK             : III
AST PEMBIMBING : RACHMITA DEWI S. TOBA







JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I.    PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tanaman dan makanan ternak adalah segala aspek yang mempelajari tentang tanaman dan makanan yang di jadikan sebagai pakan ternak  dan hijauan apa-apa saja yang boleh di beri dan di  makan oleh ternak.                                        Makanan  hijauan adalah semua bahan makanam yang berasal dari tanaman yang berbentuk dauan-daunan. Yang termasuk dalam kelompok  makanan hijaun ialah bangsa rumput (gramineae), leguminose dan hijaun tumbuhan lain seperti daun nangka, daun waru dan lain sebagainya.
Sebagai makanan ternak hijauan memang berperanan sangat penting, sebab hijaun mengandung hampir semua zat yang diperlukan ternak. Khususnya di Indonesia, bahan hijauan memang berperan istimewa karena bahan tersebut diberikan pada jumlah yang besar. hal ini dapat dibuktikan, ternak seperti kerbau, sapi, domba dan kambing yang diberi pakan hijauan sebagai makanan tunggal, masih bisa mempertahankan hidupnya, bahkan manpu tumbuh dan berkembang biak. Bagi masyarakat peternak, termasuk petani peternak, telah terbisaa atau tidak asing lagi menggunakan hijauan sebagai sebagai bahan makanan ternak.                                              Benih adalah alat untuk mempertahankan  kelanjutan  hidup spesies tumbuhan tertentu dengan cara memperpanjang kehidupan embrionik axis. Embrionik axis merupakan pembesaran sel-sel yang sudah ada, pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut.
Dilakukannya praktikum kualitas benih ini untuk mengetahui kualitas setiap benih yang diamati agar dapat dikembang biakkan benih yang berkualitas baik oleh masyarakat. Dalam  kaitannya dengan  praktikum  uji  kualitas benih, benih yang baik dikembangkan harus memenuhi kategori  persyaratan  tertentu  karena  kualitas suatu benih berpengaruh terhadap kualitas hijauan nantinnya misalnya rerumputan dan leguminosa contohnya tanaman turi karena tanaman ini memiliki banyak manfaat dan nutrisi yang cukup tinggi sehinnga baik untuk dikembang biakkan. Benih turi yang berkualitas apabila diberi perlakuan misalnya dilakukan pengamplasan, tentunya benih akan lebih cepat berkembang dibanding dengan benih yang tanpa diberikan perlakuan sedikitpun. Benih turi yang ini sangat cocok apabila ditanam di lokasi dengan kondisi lingkungan antara iklim basah dan kering. Jika dilihat dari praktikum pengoleksian benih turi yang sebelumnya telah dilakukan, sesuai dengan percepatan pertumbuhannya, benih ini sangat mudah untuk dikembangbiakkan/diperbanyak. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum ilmu tanaman dan makanan ternak.



B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kualitas benih adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui cara menghitung kemurnian benih,
2.    Untuk mengetahui beberapa model uji skarifikasi dan persentase pertumbuhannya, dan
3.    Untuk mengetahui daya kecambah benih.
 C. Manfaat
Manfaat  yang ingin dicapai pada praktikum kualitas benih adalah sebaga  berikut:
1.    Untuk mengetahui cara menghitung kemurnian benih,
2.    Untuk mengetahui beberapa model uji skarifikasi dan persentase pertumbuhannya, dan
3.    Untuk mengetahui daya kecambah benih.





II.                TINJAUAN PUSTAKA
A.    Benih Turi
            Benih adalah alat untuk mempertahankan kelanjutan hidup spesies tumbuhan tertentu dengan cara memperpanjang kehidupan embrionik axis. Embrionik axis merupakan pembesaran sel-sel yang sudah ada, pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Benih juga merupakan alat untuk menyebar kehidupan baru dari suatu tempat ke tempat lain dengan kekuatannya sendiri dan dengan pertolongan manusia maupun dengan pertolongan hewan (Ali dkk.,  2008).
            Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia yang  termasuk  keluarga  kacang-kacangan  dari  famili  Papilionaceae. Turi (Sesbania grandiflora)  juga merupakan jenis tanaman hijaun pakan ternak yang termasuk dalam kelompok leguminosa. Tanaman ini hanya bisa tumbuh dan berkembang biak dengan cara penanaman melalui biji atau benih. Kemampuan dari tanaman ini untuk tumbuh dan berkembang biak secara baik tergantung dari faktor dalam dan faktor luarnya (Zakiyatul, 2005).
B.     Jenis-jenis Turi
      Ada dua jenis turi dibedakan  menurut warna bunganya, ialah turi berbunga warna putih yang disebut sebagai  turi putih, dan turi berbunga merah violet disebut turi merah. Hampir seluruh  bagian tumbuhan ini bermanfaat bagi manusia, bunganya banyak mengandung  vitamin. Biji turi memiliki kandungan kimia yaitu kalsium oksalat, sulfur,  kalium, natrium, beta karoten, vitamin A, vitamin B serta zat besi (Towaha dan  Rusli, 2010).
Sesbania grandiflora  atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Turi Putih merupakan pohon yang berkayu kecil, dimana biasanya orang menjadikannya sebagai tanaman hias di halaman rumah  atau ditanam di pinggir-pingir jalan. Turi berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun sekarang telah tersebar luas keberbagai daerah tropis, bahkan ke Eropa. Di negara-negara di Eropa, Agathi atau Turi rupanya bernilai cukup mahal, ini dikarenakan besarnya manfaat turi bagi kesehatan. Kandungan cyanopicrin dalam turi bermanfaat untuk meningkatkan fungsi hati. Selain itu, asam fenolatnya baik juga untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan lemak.Turi mempunyai kandungan gizi antara lain: agati, zantoagatin, basorin, tanin, protein, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin B. Bunga pohon turi sering digunakan untuk memontokkan payudara wanita serta melancarkan ASI ibu menyusui. Daunnya baik untuk mengatasi keputihan (Fuskah dkk., 2014).
C.      Ciri-ciri pohon turi
            Turi mempunyai bentuk berupa pohon dengan percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama tegak,tajuk cenderung meninggi, daun menyirip ganda. Bunganya tersusun majemuk, mahkota berwarna putih, tipe kupu-kupu khas faboideae. Buah polong, menggantung. Merupakan pohon kecil (tinggi mencapai 10 m). Tanaman ini tumbuh baik didaerah tropis yang lembab. Di Indonesia, turi ini banyak ditanam dipematang-pematang sawah. Daun-daunnya yang masih mudah sangat disukai kambing, sapi dan unggas. Bila pemangkasan dilakukan dengan baik maka hijauan ini akan bisa mencukupi kebutuhan pakan hijau di musim kemarau. Daun turi cukup potensial sebagai bahan makanan karena memiliki kadar protein, vitamin E dan karotein pro-vitamin A yang tinggi. Tanaman ini bisa hidup pada tempat yang teduh dan pada tanah yang kapur (Murtidjo, 2007).
            Pohon turi bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 0,1-1000 meter diatas permukaan laut. Biasanya buahnya kurang bagus jika hidup lebih dari ketinggian itu. Dapat berkembang pada berbagai macam tekstur tanah dan drainase yang tidak bagus. Pohon turi berkembang dengan banyak dengan steak batang atau biji. Pohon turi sangat disukai oleh ternak, dan batang daunnya dapat berkembang dengan cepat setalah dipotong berulang-ulang. Jika kita menaman dalam 1 hektar tanah, dapat menghasilkan 20 ton  bahan kering per tahun. Hal yang sangat potensial sebagai pakan ternak adalah pohon turi mempunyai kadar protein kasar(PK) 36% dalam betuk segar, PK 27%,serat kasar (SK) 14% dalam bentuk tepung, dan mempunyai energy lebih banyak dibandingkan dengan kalandra, lamtoro, dan gamal (Ismiyarto dkk., 2006).
D.       Kondisi Geografis Kota Kendari
      Wilayah Kota Kendari terletak  di sebelah Tenggara  Pulau Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 269,363 Km2 atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam. Kecamatan Baruga merupakan wilayah kecamatan yang paling luas (18,09%), selanjutnya Kecamatan Abeli (16,28%), Kecamatan Poasia (14,31%), Kecamatan Puuwatu (14,24%), Kecamatan Kambu (8,88%), Kecamatan Mandonga (8,65%), Kecamatan Kendari Barat (7,09%), Kecamatan Kendari (5,82%), Kecamatan Wua-Wua (4,14%), dan Kecamatan Kadia (2,50%). Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3o 54`30``- 4o 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122o 23`- 122o 39` Bujur Timur (Dhiah, 2015).
      Kota Kendari memiliki luas wilayah 295,89 km2 atau 0,7 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara dan terdiri dari 6 Kecamatan. Kota Kendari beriklim panas dengan suhu rata-rata 26,2° C dan kelembapan udara rata-rata 86,67 %. Curah hujan rata-rata bulanan menunjukan 238 mm dengan jumlah hujan sekitar 17 hari dengan rata-rata tahun sekitar 1,873 mm dengan hujan 165 hari (KCAD Kendari Barat, 2014).




III.   METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 WITA – selesai dan bertempat di Laboratorium Lapangan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari.
B.       Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Kualitas Benih dapat dilihat pada Tabel  1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan yang digunakan pada Praktikum Kualitas Benih
No
Alat
Kegunaan
1.
Polybag
Sebagai media untuk menanam bibit
2.
Pacul
Untuk menggali tanah
3.
Sekop
Untuk mencampur tanah, pupuk, dan serbuk gergaji
4.
Kamera
Untuk dokumentasi
5.
Alat tulis menulis
Untuk mencatat hasil data pengamatan dan laporan sementara

            Bahan yang digunakan pada Praktikum Kualitas Benih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan yang digunakan pada Praktikum Kualitas Benih
No
Bahan
Kegunaan
1.
Biji turi
Sebagai objek pengamatan
2.
Biji indigovera
Sebagai objek pengamatan
3.
Pupuk kandang
Sebagai media penanaman
4.
Serbuk gergaji
Sebagai media penanaman

C.    Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum pada uji Koleksi Benih yaitu:
1.      Mencampur pupuk kandang dan sekam padi, serta tanah,
2.      Mengisi tanah kedalam 100 polybag,
3.      Menyusun polybag dengan rapi,
4.      Menyiram polybag sampai kenyang air,
5.      Menanam biji turi dan indigovera masing-masing 50 polybag dengan masing-masing berisi 3 biji,
6.      Menyiram kembali polybag
7.      Memasang plat kelompok dan
8.      Membuat laporan.











VI.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.       Hasil Pengamatan
Tabel 3. Penyulaman Benih Turi
No
Jumlah Polybag Biji Turi
Polybag  yang Tumbuh    Polybag yang Disulam
1
50
                   26                                    24


Tabel 4. Perkembangan Benih Turi Pada Minggu Ketiga
No
Turi
Tinggi Pohon (Cm)
Jumlah Daun
Jumlah Daun Perhelai
1
Pohon 1
5
2
6, 10
2
Pohon 2
9
3
8, 13, 10
3
Pohon 3
6
2
8, 8
4
Pohon 4
6
2
8, 10
5
Pohon 5
5
2
7, 10
6
Pohon 6
4
3
8, 7, 7
7
Pohon 7
4
1
8
8
Pohon 8
6
1
8
9
Pohon 9
3
1
8
10
Pohon 10
3
1
8


Tabel 5. Perkembangan Benih Turi Pada Minggu Keempat
No
Turi
Tinggi Pohon
Jumlah Daun
Jumlah Daun Perhelai
1
Pohon 1
6
3
9, 11, 10
2
Pohon 2
10
4
13, 10, 10, 8
3
Pohon 3
7,5
3
12, 10, 9
4
Pohon 4
8
4
12, 7, 10, 10
5
Pohon 5
6,5
3
10, 12, 9
6
pohon 6
5
3
8, 10, 7
7
Pohon 7
5
3
8, 11, 13
8
Pohon 8
7
2
8, 12
9
Pohon 9
5,8
3
10, 6, 8
10
Pohon 10
4
2
8, 6


B.       Pembahasan
Turi terdiri dari dua jenis berdasarkan warna bunganya yaitu turi berbunga warna putih yang disebut sebagai  turi putih, dan turi berbunga merah violet disebut turi merah. Pada lokasi pengambilan beni kami ditempatkan di Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka dan jarang sekali kami menemukan pohon turi, pada lokasi ini kami hanya menemukan satu jenis turi yaitu  turi berwarna putih. Kami mendapatkan beni turi di sekitar perumahan warga dan tempat-tempat umum seperti pasar, tanaman turi ini tumbuh liar atau tumbuh begitu saja tanpa perlakuan atau perawatan khusus dari warga setempat. Hal ini disebabkan karena warga setempat belum mengetahui manfaat dari tanaman turi tersebut.
Hal ini agak sedikit berbeda dengan pendapat (fuskah dkk., 2014) yang menyatakan bahwa sesbania grandiflora atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Turi Putih merupakan pohon yang berkayu kecil, di mana biasanya orang menjadikannya sebagai tanaman hias di halaman rumah atau di tanam di pinggir-pinggir jalan.
C.    Ciri-ciri Pohon Turi
            Pada lokasi pengambilan benih, pohon turi yang di ambil benihnya memiliki tinggi  ±6 meter, batang utama tegak, memiliki cabang  yang cukup banyak,  kulit luar batangnya bewarna abu-abu kehitam-hitamanan, kasar, mempunyai retakan. Daun turi berbentuk majemuk sepanjang 10 cm. Dalam satu tangkai, terdapat sekitar 16 daun, berukuran lebar 1 cm, panjang 2 cm, warna daun hijau tua. Memiliki bunga berwarna putih atau disebut turi putih. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusdi (2009), yang menyatakan bahwa batag tanaman turi, dengan ciri-ciri sedikit cabang dengan tinggi 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. polong menggantung, dengan ukuran panjang polong 30-50 cm. bunga berbentuk tandan, tumbuh pada ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk bulat sabit dan mahkota bunga menggantung seperti lonceng.
D.    Kondisi Alam Asal Benih Turi
a.      Topografi
Pada umumnya topografi merupakan tanda fisik  dari daerah dataran. Kota Kendari dengan keadaan topografinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49% tanah bukit 25% dan dataran rendah 26%, serta berdasarkan geologisnya 67% sedimen, metamorfisis 20% dan batuan beku 13% dengan jenis tanahnya adalah didominasi podzolik 59,24% dan alluvial 40,76%. Berdasarkan lokasi pengambilan sampel yaitu Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka, Kota Kendari. Terletak dekat pemukiman warga. Berdasarkan letak lokasi pengambilan benih turi yang kami dapat kan sangat kurang. Jenis yang ditemukan tidak bervariasi, hanya terdapat jenis turi putih..
b.         Curah Hujan
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Pada lokasi pengambilan sampel yaitu di Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka memiliki curah hujan pada saat pengambilan benih turi diperkirakan antara pertengahan musim kering dengan curah hujan yag sangat minim untuk terjadi. Biasanya seperti teori umum yang telah kita ketahui pada saat bulan Nopember sampai dengan bula maret, angin bertiup kencang dan banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik. Yang mana pada bulan ini terjadi musim hujan
c.          Iklim
            Iklim merupakan gabungan dari beberapa elemen yaitu suhu, kelembaban, curah hujan, pergerakan angin, radiasi, tekanan udara dan ionisasi. Iklim  terbagi menjadi dua jenis yaitu musin iklim subtropis dan iklim tropis. Pada lokasi tempat pengambilan sampel merupakan daerah yang beriklim tropis, sehingga menjadi kondisi ideal untuk pertumbuhan turi. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo, (2007) yang mengatakan bahwa pohon turi baik tumbuh di daerah tropis dan lembab.
D. Kondisi Geografis Asal Benih Turi
a.      Gambaran Umum Lokasi
            Lokasi pengambilan benih turi yaitu di Kecamatan Puuwatu kelurahan punggolaka yang dimana daerah ini merupakan daerah dataran rendah memilki cuaca antara musim panas dengan musim hujan dan beriklim tropis. Di daerah ini bisa mencapai 60% persentase pertumbuhan beni turi karena daerah ini sangat panas, oleh karena itu  tempat ini tidak baik dilestarikan jenis tanaman turi.
b.      Batas Wilayah Lokasi
            Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam, kecamatan poasia merupakan wilayah kecamatan yang paling luas yaitu 131.76 km2 (44,53%), menyusul kecamatan Mandonga 65,35% km2 (22,09%), kecamatan kendari 33,50 km2 (12,00%), sedangkan luas wilayah Kecamatan Baruga 63,28 km2 dengan jumlah  penduduk  sebanyak (21,39%). Batas wilayah tempat pengambilan benih yaitu di Kecamatan Baruga, dimana terletak di bagian Timur Kecamatan Baruga dekat SMA 5 Kendari.
c.       Kondisi Lingkungan
Berdasarkan lokasi pegambilan sampel, kondisi lingkungan pada saat itu nampak seperti musim kemarau, akan tetapi waktu pengambilan sampel pada bulan November yakni bulan ini termasuk  musim penghujan walaupun hanya sedikit curah hujannya.
                 Disekitar pohon turi yang diambil sebagai sampel, banyak tumbuh vegetasi lain seperti daun komba-komba dan rerumputan atau hijauan lainnya dan jarang sekali dtemukan jenis pepohonan lain dengan akar yang dalam. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekitar daerah pengambilan sampel masih banyak mengandung unnsur hara dan pH yang cukup untuk pertumbuhan sejenis vegetasi lain disekitar pohon turi ini.
E.     Penyulaman Beni Turi
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman atau budidaya, benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman.  Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting. Penanaman dilakukan setelah melakukan seleksi terhadap benih turi, setelah menyeleksi benih dilakukan penanaman dengan mencampur tanah, pupuk kandang dan sekam hal ini bertujuan untuk menyuburkan tanaman. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Limantara, L., P. Rahayu (2008) bahwa, dengan memberikan pestisida pada tanaman akan menyuburkan tanaman tersebut. Penanaman benih turi dengan media polybag tetapi terlebih dahulu diisi dengan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam. Setelah dilakukan penanaman diberi perlakuan dengan menyiram tiap hari pagi dan sore agar tumbuh dengan baik, satelah beberapa hari kemudian diamati tanaman turi tersebut hanya sebagian yang tumbuh dengan baik sehingga dilakukan penyulaman terhadap tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Berdasarkan data pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan Tabel 3 yang menunjukkan bahwa dari 50 buah  polybag yang ditanami dengan benih turi hanya 26 polybag yang tumbuh dengan baik sehingga dilakukakan penyulaman terhadap 24 polybag.
F.     Perkembangan Benih Turi
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat juga disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif (dihitung dengan angka). Sedangkan  perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji kembali. Perkembangan suatu tumbuhan terkantung dari perlakuan yang diberikan semakin baik perlakuan yang diberikan maka semakin baik pula perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal, salah satu faktor eksternal adalah cahaya.
Berdasarkan data pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan Tabel 4 yang menunjukkan bahwa perkembangan pada minggu ketiga setelah dilakukannya penanaman benih turi pada media polybag didapatkan hasil, dalam mengamati 10 pohon turi diukur tinggi pohonnya, dihitung jumlah daun dan jumlah daun perhelai. Pada pohon pertama tinggi pohonnya 5 cm, jumlah daun 2, dan jumlah daun perhelai 6 dan 10. Pohon kedua tinggi pohon 9 cm, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai 8, 13 dan 10. Pohon ketiga tinggi pohon 6 cm, jumlah daun 2, dan jumlah daun perhelai 8 dan 8. Pohon keempat tinggi pohon 6 cm, jumlah daun 2, dan jumlah daun perhelai 8 dan 10. Pohon kelima tinggi pohon 5 cm, jumlah daun 2, jumlah daun perhelai 7 dan 10. Pohon keenam tinggi pohon 4 cm, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai 8, 7 dan 7. Pohon ketujuh tinggi pohon 4 cm, jumlah daun 1, dan jumlah daun perhelai 8. Pohon kedelapan tinggi pohon 6 cm, jumlah daun 1, dan jumlah daun perhelai 8. Pohon sembilan tinggi pohon 3 cm, jumah daun, dan jumlah daun perhelai 8. Pohon sepuluh tinggi pohon 3 cm, jumlah daun 1, dan jumlah daun perhelai 8.
Berdasarkan data pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan Tabel 5 yang menunjukkan bahwa perkembangan pada minggu keempat setelah dilakukannya penanaman benih turi pada media polybag didapatkan hasil, dalam mengamati 10 pohon turi yang telah diukur pada minggu ketiga diukur tinggi pohonnya, dihitung jumlah daun dan jumlah daun perhelai. Pada pohon pertama tinggi pohonnya 6 cm, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai 9, 11, dan 10. Pohon dua tinggi pohon 10 cm, jumlah daun 4, dan jumlah daun perhelai 13, 10, 10 dan 8. Pohon tiga tinggi pohon 7,5, jumlah daun 3, dan jumlah daun perhelai 12, 10, dan 9. Pohon empat tinggi pohon 8 cm, jumlah daun 4, dan jumlah daun perhelai 12, 7, 10 dan 10. Pohon lima tinggi pohon 6,5 cm, jumlah daun 3 dan jumlah daun perhelai 10, 12 dan 9. Pohon enam tinggi pohon 5 cm, jumlah daun 3 dan jumlah daun perhelai 8, 10, dan 7. Pohon tujuh tinggi pohon 5 cm, jumlah daun 3 dan jumlah daun perhelai 8, 11, dan 13. Pohon delapan tinggi pohon 7 cm, jumlah daun 2 dan jumlah daun perhelai 8 dan 12. Pohon sembilan tinggi pohon 5,8 cm, jumlah daun 3 dan jumlah daun perhelai 10, 6, dan 8. Pohon sepuluh tinggi pohon 4 cm, jumlah daun 2 dan jumlah daun perhelai 8 dan 6.


V.  PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Ada dua jenis turi dibedakan  menurut warna bunganya, ialah turi berbunga warna putih yang disebut sebagai  turi putih, dan turi berbunga merah violet disebut turi merah. Tetapi di daerah tempat kami mengambil benih turi hanya berbunga putih atau disebut turi putih.
2.    Benih turi yang ditemukan di Kecamatan Puuwatu memiliki ciri-ciri batangnnya dengan sedikit ranting dan tinngginya kurang lebih sekitar 6 m, bunganya berwarna putih, bentuknya mirip seperti sabit.
3.    Pada lokasi pengambilan benih turi  yaitu Benih turi yang diperoleh berasal dari Kecamatan Puuwatu, dengan kondisi iklim kemarau.
4.    Benih turi yang diperoleh dari Kecamatan Puuwatu terletak di Kecamatan Puuwatu. Pada lokasi ini sangat sedikit ditemukan tanaman turi.
5.    Dari 50 buah  polybag yang ditanami dengan benih turi hanya 26 polybag yang tumbuh dengan baik sehingga dilakukakan penyulaman terhadap 24 polybag.
6.    Perkembangan benih turi dilakukan pengamatan dengan mengukur dan menghitung tinggi pohon, jumlah daun dan jumlah daun perhelai di lakukan pada minggu ketiga dan keempat setelah dilakukannya penanaman benih turi pada media polybag.
B.       Saran
Saran yang dapat kami ajukan yaitu sebaiknya dalam melaksanakan praktikum ini praktikan datang tepat waktu.












DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Yakup dan Sabaruddin. 2008. Produksi dan Kandungan Mineral Puerararia phaseoloides dengan Tingkat Naungan dan Inokulasi Mikoriza Berbeda. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.

Dhiah, Putri. 2015. Kondisi geografis di Sulawesi Tenggara Kota kendari. KCAD Kota Kendari. Kendari.

Fuskhak, Eny,. Soetrisno , R. Djoko,. Anwar, Syaiful dan Kusmiyati , F. 2014. Kajian Morfologi dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan Terhadap Slinitas Media Tanam. Jurnal Agromedia. 32 (2): 45-46

Ismiyarto,. Agus Susanto,. Akhmad Sodi. 2006. Ciri-ciri Tanaman Pohon Turi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Muttidjo, B.A. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ternak. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Towaha,Juniati dan Rusli. 2010. Potensi Biji Turi Untuk Substitusi Kedelai Pada Pembuatan Kecap”. Tanaman Rempah dan Industri. 1 (16):63

Zakiyatul Munawaroh, 2005. Studi Eksperimen Pemanfaatan Kacang Turi sebagai Bahan Dasar Pembuatan Nugget dengan Suplemen Ikan Mujahir. Skripsi. UNNES.








Lampiran
\













Daftar Pustaka


Ali, M., Yakup dan Sabaruddin. 2008. Produksi dan Kandungan Mineral Puerararia phaseoloides dengan Tingkat Naungan dan Inokulasi Mikoriza Berbeda. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.

Dhiah, Putri. 2015. Kondisi geografis di Sulawesi Tenggara Kota kendari. KCAD Kota Kendari. Kendari.

Fuskhak, Eny,. Soetrisno , R. Djoko,. Anwar, Syaiful dan Kusmiyati , F. 2014. Kajian Morfologi dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan Terhadap Slinitas Media Tanam. Jurnal Agromedia. 32 (2): 45-46

Hafid. 2005. Benih Turi yang Berkualitas.  Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Maluku Utara.
Ismiyarto,. Agus Susanto,. Akhmad Sodi. 2006. Ciri-ciri Tanaman Pohon Turi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

ISTA. 2006. Komponen Kemurnian Benih. Fakultas Pertanian Univerisitas Islam Negeri Maulana Malik. Malang.
Muttidjo, B.A. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ternak. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Purwanto, I. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae Cetakan ke-1. Kanisius. Yogyakarta.

Purnobasuki. 2014. Sorghum For Human Food-Review. Plants Human Food for
Human Nutrition.

Rofik, A. dan E. Murniati. 2008. Pengaruh perlakuan deoperkulasi dan media perkecambahan untuk meningkatkan viabilitas benih aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Buletin Agronomi. 36 (1) 33 – 40.
             
Sholicha, F. R. 2009. Pengaruh Skarifikasi Suhu dan Lama Perendaman dalam Air Terhadap Perkecambahan Biji Kedawung (Parkia timoriyana (DC) Merr). Jurusan Biologi Fakkultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Malang.  Malang.


Towaha,Juniati dan Rusli. 2010. Potensi Biji Turi Untuk Substitusi Kedelai Pada Pembuatan Kecap”. Tanaman Rempah dan Industri. 1 (16):63

Widyawati, N., Tohari, P. Yudono, dan I. Soemardi. 2009. Permeabilitas dan perkecambahan benih aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal Agronomi Indonesia. 37 (2) : 152 – 158.

Zakiyatul Munawaroh, 2005. Studi Eksperimen Pemanfaatan Kacang Turi sebagai Bahan Dasar Pembuatan Nugget dengan Suplemen Ikan Mujahir. Skripsi. UNNES.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar