Makalah…!!!
ILMU TERNAK UNGGAS
“Tata
Laksana Pemeliharaan Ternak Itik”
OLEH:
VINA
EKA PRASETIA NUR AULIA ANISA
L1A1 14 059
B
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur di panjatkan kehadiran allah swt, yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulisan makalah tentang “Tata Laksana Pemeliharaan
(Kesehatan, Penanggulangan, Kandang dan Pakan) pada Ternak Itik”. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ilmu Ternak
Unggas” yang telah diberikan oleh dosen kepada kami.
Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan data-data sekunder yang saya
peroleh dari media elektronik (internet)
yang berhubungan dengan “Tata Laksana
Pemeliharaan (Kesehatan, Penanggulangan, Kandang dan Pakan) pada Ternak Itik”.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah “Ilmu Ternak Unggas” atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata pengantar saya
mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca makalah ini. Semoga
memberikan manfaat kepada kita semua.
Kendari,
16, April 2016
penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL.......................................................................................... i
KATAPENGANTAR............................................................................................ ii
Daftar
Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3
Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Itik....................................................................................................... 3
2.2
Letak Lokasi Ataupun Sarana Dalam
Beternak Itik......................................... 4
2.3
Perkandangan................................................................................................... 6
2.4
Seleksi Bibit...................................................................................................... 7
2.5 Pakan............................................................................................................... 12
2.6 Manajemen
Pemeliharaan................................................................................ 21
2.7
Kesehatan dan Penyakit.................................................................................. 23
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan....................................................................................................... 29
Daftar
Pustaka....................................................................................................... 30
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Unggas merupakan ternak bersayap yang dalam tazonomi
zoologi dalam kelas aves yang telah didomestikasi dan cara hidupnya di atur
oleh manusia dengan tujuan memberi nilai ekonomis. Bebek adalah hewan penurut,Bebek mudah di ternakkan dan
dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada
telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging
dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat
lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat dengan
dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi.
Pada umumnya tujuan pemeliharaan itik adalah untuk
menghasilkan telur.Pemeliharaan itik dari masa ke masa, profilnya adalah
peternakan itik rakyat atau itik kampung, yang skala pemeliharaannya kecil dan
umumnya diumbar.Itik mempunyai karakteristik khas unggas petelur termasuk dalam
tipe petelur ini antara lain berasal darijenis : Indian Runner, Khaki Khampbel
dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam perkembangannya di Indonesia, Indian
Runner banyak dipelihara di wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan
dikenal itik Alabio,di daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik
Bali. Kemampuan bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun
dan bila dipelihara semi insentif berkisar 90 - 100 butir saja.Prospek dari
usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke tahun
terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi insentif maupun
kearah insentif.
Usaha
peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar
usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya
maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan
ternak itik
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus
menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan
ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak
bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan
pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Bagaimana Tata Laksana Pemeliharaan Letak Lokasi
Ataupun Sarana Dalam Beternak Itik
2.
Bagaimana Tata Laksana Pemeliharan Terhadap Perkandangan Ternak Itik
3.
Bagaimana Tata Laksana Pemeliharaan Tehadap Seleksi Bibit Ternak Itik
4.
Bagaimana Tata Laksana Pemeliharaan Terhadap Pakan
Ternak Itik
5.
Bagaimana Tata Laksana
Pemeliharaan Ternak Itik
6.
Bagaimana Tata Laksana
Pemeliharaan Terhadap Kesehatan dan Penyakit Ternak Itik
1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui Tata Laksana Pemeliharaan Terhadap Letak Lokasi Sarana dalam Ternak Itik
2.
Untuk Mengetahui Tata
Laksana Pemeliharaan Terhadap Perkandangan Ternak Itik
3.
Untuk mengetahui Tata Laksana Pemeliharan Terhadap Seleksi Bibit Ternak Itik
4.
Untuk mengetaui Tata Laksana Pemeliharaan Terhadap Pakan Ternak Itik
5.
Untuk mengetahui Tata
Laksana Pemeliharaan Ternak Itik
6.
Untuk mengetahui Tata Laksana Pemeliharaan Terhadap Kesehatan dan Penyakit Ternak Itik
BAB
II
ISI
2.1.
Definisi Itik
Sebutan
itik dikenal juga dengan sebutan bebek (bahasa jawa). Awalnya bebek atau itik
berasal dari daratan Amerika yang merupakan itik liar (Anas Mocha). Selanjutnya
untuk waktu yang cukup lama dijinakkan oleh manusia dan lahirlah itik ternakan
(Anas Domesticus).
Di Indonesia
itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial setelah ayam
ras. Seiring dengan menyusutnya lahan sawah yang diubah menjadi lahan
perumahan, akhir-akhir ini banyak ternak itik mulai dipelihara secara intensif,
yaitu dengan cara mengandangkan itik disertai pemberian ransum yang lebih baik
dan menyisihkan sebagian dari area kandang itiknya sebagai tempat berenang. Pemeliharaan itik bertujuan untuk diambil daging, telur,
bulunya pun bisa dimanfaatkan dan bahkan kotorannya yang dapat dijadikan pupuk.
Permintaan daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari
dagingnya yang sangat lezat tak kalah dengan daging ayam atau ikan.
Itik
yang mempunyai karakteristik khas unggas petelur termasuk dalam tipe petelur
antara lain berasal dari jenis : Indian
Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam
perkembangannya di Indonesia, Indian
Runner banyak dipelihara di wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan
Selatan dikenal itik Alabio,di daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali
disebut Itik Bali. Kemampuan bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300
butir pertahun dan bila dipelihara semi insentif berkisar 90 - 100 butir
saja.Prospek dari usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur
dari tahun ke tahun terus meningkat, karena telur merupakan sumber protein
hewani yang gampang terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah sekalipun.
pemeliharaannya sudah mengarah pada semi insentif maupun kearah insentif.
Usaha peternakan itik di Indonesia telah
lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang
optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang
menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik. Namun sebelum seorang peternak
memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan,
bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil.
2.2.
Letak
Lokasi Ataupun Sarana Dalam Beternak Itik
Letak
lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi
yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang
mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik
serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.Adapun
sarana yang perlu diperhatikan untuk beternak itik adalah: Penyediaan Air dan
Alat Penerang. Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat
yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta
tersedia sepanjang tahun, dan hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik)
yang cukup sesuai kebutuhan.
Dalam beternak itik
perlu memperhatikan letak tempat/kondisi lingkungan disekitarnya serta
sarana-sarana untuk beternak,karena hal tersebut sangat mendukung untuk
berhasilnya dalam beternak itik.Adapun tempat dan sarana yang perlu
diperhatikan untuk beternak itik adalah:
a. Lokasi
- Tak bertentangan dengan RUTR dan RDTR
- Letak
dan ketinggian lokasi dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan
dan topograf
b. Lahan
Lahan harus jelas, sesuai degan peruntukannya menurut peraturan perundangan
yang berlaku
c. Penyediaan Air dan Alat Penerang Air
yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat yang dapat diminum
oleh manusia dan ternak serta
tersedia sepanjang tahun, dan hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik)
yang cukup sesuai kebutuhan.
2.3.
Perkandangan
Kandang
merupakan tempat untuk berlindung, beristirahat dan juga tempat untuk bertelur
bagi itik. Keadaan lingkungan luar sangat penting pengaruhnya terhadap proses
produksi telur, sehingga diperlukan lingkungan yang mendukung kehidupan itik secara
optimal. Lingkungan yang dapat mempengaruhi proses persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah : mudah dibersihkan, cukup
mendapatkan sinar matahari temperatur kandang ± 39 °
C, dan Sirkulasi uadara lancar kelembaban
kandang berkisar antara 60-65%.
Beberapa tipe
kandang yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya
seperti:
1.
Kandang
untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan
ukuran 1-2 meter mampu menampung 50 ekor DOD.
Kontruksi bangunan memenuhi daya
tamping untuk menjamin masuknya udara dengan leluasa ke dalam kandang dan
keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5o C dengan kelembapan
maksiumu 90 %) memliki saluran pembuangan limbah, bahan yang ekonomis.
Tabel
1.luas kandang yang diperlukan untuk anak itik petelur
Umur
|
Luas kandang (m/ekor)
|
1 hari- 1 minggu
2-3 minggu
3-4 minggu
4-5 minggu
6-8 minggu
|
0,03
0,07
0,09
0,11
0,15
|
2. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model
kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
3. Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya
bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga
berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor
itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran
kandang 3 x 2 meter).
Lokasi Kandang
yang baik adalah : jauh dari keramaian,ada atau dekat
dengan sumber air,tidak terlalu dekat dengan rumah,dan mudah dalam pengawasan. Persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah : mudah dibersihkan, sirkulasi
uadara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari. Beberapa tipe kandang yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pemeliharaannya seperti:
a. Kandang sistim terkurung atau
postal
1. Lantai kandang terbuat dari tanah
yang dipadatkan dan dialasi/bagian atas dilapisi sekam/serbuk gergaji dicampur
dengan serbuk kapur.
2. Seluruh ruangan kandang dinaungi
atap.
3. Apabila sampai dewasa (produksi) kepadatannya dapat mencapai 4 ekor /m²
b.Kandang sistim koloni
Yakni perpaduan atau kombinasi antara terkurung dengan sistim dilepas, yang bercirikan :
1.
Lantai kandang
dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan ataupun disemen dan dialasi dengan
litter (dapat berasal dari sekam, kulit padi atau bekas serutan kayu/serbuk
gergaji).
2.
Atap kandang
menggunakan sistim atap berlubang
3.
Umbaran atau
pekarangannya dibuatkan pagar setinggi ± 75 cm, yang dilengkapi dengan
peralatan kandang (tempat makan dan minum)
4. Dinding dari bambu atau kayu.
c. Kandang sistem batere
1. Satu kotak
untuk satu ekor itik (dengan ukuran 45 x 35 x 60), bahan kotaknya dapat dibuat
dari bambu atau kawat.
2. Lantai kandang sedikit miring
(agar telur mudah menggelinding keluar).
3. Tempat makan dan minum diusahakan
diluar kotak(dibagian depan)
4. Semua kotak/kandang
betere dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar
dengan anyaman bambu atau kawat.
5. Untuk anak itik digunakan indukan
sebagaimana untuk anak ayam.
6. Luasan lantai kandang yang
diperlukan untuk anak itik sebagai berikut :
- Umur 1 hari - 1 minggu, kepadatannya 20 ekor/m².
- Umur 1 - 2 minggu, kepadatannya 18 ekor/ m².
- Umur 2 - 3 minggu, kepadatannya 15 ekor/m².
- Umur 5 - 6 minggu, kepadatannya 10 ekor/ m².
Konstruksi Bangunan Memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya udara
dengan leluasa ke dalam kandang dan keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5 oC
dengan kelembaban maksimum 90%) memiliki saluran pembuangan limbah ,bahan yang
ekonomis.
2.4.
Seleksi Bibit
Penggunaan itik
petelur yang unggul
sangat penting, sebab
produksi telur di pengaruhi 30%
oleh sifat-sifat genetisnya
dan 70% oleh lingkungan pemeliharaan
(perkandangan, pakan, dan
tata laksana pemeliharaan
sehari-hari). Artinya, jika ada salah satu perawatan yang kurang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan
usaha peternakan itik secara keseluruhan. Terdapat beberapa
cara untuk mendapatkan
itik petelur, yaitu
dengan membibitkan itik petelur sendiri,
membeli itik dara, atau membeli itik yang sudah mulai bertelur. Tentu keputusan
dari mana mendapatkan itik petelur
harus disesuaikan dengan
kemampuan modal, pengalaman, maupun pengetahuan
teknik beternak yang
dimiliki masing-masing calon
petemak.
1. Membibitkan Itik Petelur
Membibitkan itik
petelur sendiri tentu
tidak mudah dijalankan oleh mer eka
yang sebelumnya tidak
per nah bete rn ak itik. Karena itu, membibitkan itik petelur
biasanya dilakukan oleh mereka yang telah
berpengalaman beternak itik.
Bahkan, pembibitan itik petelur
sudah menjadi segmen
usaha tersendiri karena prospek
usahanya sudah sangat jelas. Lamanya
waktu hingga itik
berproduksi jika membibitkan
sendiri membuat banyak peternak itik petelur tidak melakukan pembibitan
itik. Pembibitan itik petelur biasanya dijalankan oleh mereka yang fokus pada usaha pembibitan
itik. Telur tetas adalah
telur yang berasal
dari induk itik
yang sudah terbuahi.
Ciri telur tetas yang baik :
a.
Telur tidak terlalu bulat atau lonjong.
b.
Kulit telur tidak terlalu tebal atau tipis.
c.
Berat rata-rata 65 gr/ekor.
d. Bila dilakukan peneropongan, terdapat bulatan
hitam sebesar biji kopi.
2.
Membeli Anak Itik Petelur
Salah satu cara yang dapat dilakukan peternak untuk mendapatkan itik petelur adalah dengan
membeli anak itik petelur. Membeli
anak itik petelur
juga memiliki kelemahan,
yaitu waktu pemeliharaan sampai
itik mulai produksi
cukup lama, sehingga dibutuhkan biaya perawatan terutama biaya pakan selama
sekitar 4 bulan. Pemeliharaan
anak itik hingga
menjadi layer juga memiliki resiko kematian DOD. Ada
baiknya jika membeli DOD dari
tempat lain, peternak sudah mengetahui asal-usul
indukannya, sehingga DOD yang didapatkan benar- benar berkualitas.
Bagi peternak pemula
memang bukan pekerjaan mudah
untuk menentukan bagus tidaknya kualitas DOD. Tentu saja,
membeli DOD dari
tempat yang bisa
dipercaya kualitasnya. Peternak
yang membeli DOD
itik petelur harus
memperhatikan ciri-ciri antara DOD jantan dan betina, karena pada peternakan itik
petelur yang dibutuhkan
adalah DOD betina.
Biasanya penjual DOD sudah
memisahkan antara DOD
jantan dan betina
dengan harga yang berbeda,
lebih tinggi harga
DOD betina. Perbedaan utama DOD
jantan dan betina
dapat diketahui dengan
adanya tonjolan seperti per pada kloaka.
Jika ada, berarti jantan. Jika tidak ada (hanya berupa lubang) berarti
betina. Peternak berpengalaman memiliki metode sexsing tersendiri, yaitu
cukup dengan mengamati bulu dan raut
muka. Jika bulu dan wajah terlihat
halus berarti betina,
sedangkan jika bulu
agak kasar dan wajah
garang berarti jantan.
Suara juga bisa
digunakan untuk membedakan jenis
kelarnin. DOD jantan
suaranya serak, sedangkan betina
melengking.
Anak itik yang baik memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a.
Sehat dan lincah
b.
Tubuh normal, tidak cacat.
c.
Mata jernih.
d.
Bulu kering dan halus seperti kapas.
e.
Suara keras, tidak lemah.
f. Pusar tidak basah.
3. Membeli Itik Dara
Membeli itik
dara merupakan cara
lain mendapatkan itik
petelur tanpa harus membibitkan sendiri. Cara ini cukup mudah bagi para. Peternak itik
petelur,terutama bagi pemula.
Peternak hanya memelihara itik
dara yang dibeli hingga
siap berproduksi. Itik dara
biasanya bertelur setelah setengah bulan dipelihara, walaupun ukuran awalnya
masih kecil-kecil. Itik dara akan bertelur sebanyak 5% dari jumlah yang
dipelihara pada umur lima bulan. Peternak
itik petelur yang
fokus pada proses
menghasilkan telur itik secar
optimal biasanya selalu membeli itik dara atau itik yang sudah mulai
bertelur ketimbang membibitkan
sendiri.
Walaupun
membibitkan bisa menjadi
peluang usaha tambahan
bagi peternakannya. Hal ini tergantung pilihan sang peternak.
Berikut cara memilih
itik siap bertelur
yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi :
a. Pilihlah
itik yang berumur
seragam. Maksimum perbedaan umur itik satu minggu. Umur yang
tidak seragam menyebabkan masa produksi, masa rontok bulu, masa
afkir, dan peremajaan tidak
bisa bersamaan. Hal
ini berpotensi merepotkan operasional peternakan.
b. Jangan memilih
itik dara yang
mempunyain penyimpangan
bobot badan lebih
dari 10% dari
rata-rata bobot badan
itik. Bobot badan itik berumur 5 bulan sekitar 1- 4 kg.
Bobot badan itik berumur 5
bulan sekitar 1,4
kg. Bobot badan
ideal itik petelur umur
4-8 minggu sekitar
1 minggu, sedangkan
bobot badan itik umur -8 - 20 minggu
tidak boleh melebihi 1,6 kg.
c. Itik
terlihat sehat, lincah,
mata cerah, dan
bersinar, leher panjang dan
tegak, bulu halus dan mengkilap, tidak luka, serta tubuhnya ramping.
Lebih baik jika
itik berasal dari
kelompok itik unggul. d. Jarak
tulang, kloaka itik sekitar dua jari dan
memiliki telapak kaki yang bagus.
e. Belum bertelur. Itik dara adalah itik
yang belum bertelur. Jadi, jika menemui
itik dara yang
sudah bertelur berarti. Pemeliharaan yang
dilakukan tidak tepat
sehingga itik mengalami matang
kelamin terlalu cepat.
Bisa juga itik
yang akan dibeli merupakan itik yang akan berproduksi. Untuk menghindari
hal-hal yang tidak
diinginkan, petemak sebaiknya
membeli itik dara dari petemakan yang baik reputasinya, beberapa kerugian yang
bisa muncul dari membeli itik dara adalah adanya penipuan
seperti itik yang
di jual merupakan
itik tua atau apkir. Secara fisik,
perbedaan antara itik
muda dengan itik
tua dapat dilihat dari
bentuk paruh. Paruh itik muda lebih
sempit, sedangkan pada itik tua
sudah lebar. Selain
itu telapak kaki
itik tua lebih kusam
dan kasar. Ujung
tulang dada dan
tulang pubis pada
itik muda masih lunak, sedangkan pada itik tua sudah keras.
4.
Membeli itik yang sudah melewati periode bertelur pertama.
Membeli itik
yang sudah melewati
periode bertelur pertama
juga dapat di lakukan
peternak itik petelur.
Biasanya itik seperti
ini di jual dengan
harga itik afkir.
Lakukan seleksi terhadap
jenis itik seperti ini
kemudain lakukan perawatan
sebagaimana mestinya agar pada
periode bertelur kedua
dan selanjutnya produksi
telur tetap optimal.
Bibit itik di Indonesia dibagi
dalam dua kelompok yaitu :
a. Itik Lokal
1. Itik Tegal (Tegal).
Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan
kaki kuning atau hitam.
2. Itik Mojosari (Mojosari Jawa
Timur).
Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam
dan kaki berwarna hitam.
3. Itik Alabio (Amuntai
Kalimantan Selatan).
Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.
4. Itik Asahan dikembangkan di
Tanjung Balai, Sumatera Utara.
b. Itik Persilangan
Ternak itik
yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji
keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga)
cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
1. membeli telur tetas dari induk
itik yang dijamin keunggulannya
2. memelihara induk itik yaitu
pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian
meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
3. membeli DOD (Day Old Duck)
dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat
rekomendasi dari dinas peternakan setempat. Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu
kuning mengkilap.
Untuk tujuan penghasil telur maka
hendaknya dipilih itik-itik yang bercirikan :
• Tubuh ramping
(tidak gemuk) dan bentuk seperti botol, leher kecil,
panjang dan bulat seperti rotan.
• Kepala kecil,
mata bersinar (terletak dibagian atas kepala).
• Sayap menutup
badan secara rapat, dengan ujung sayap tersusun rapi
dipangkal ekor, bulu halus, rapi dan tidak kusut.
• Kaki berdiri
kokoh (induk yang produksi telurnya tinggi antara alin itik
Tegal,
Khaki Khampbell dan itik Bali).
2.5.Pakan
2.1.1.
Pemberian Pakan
Pakan merupakan kebutuhan utama dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya
untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya.
Kita ketahui bersama fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah
sebagai penghasil energi. Setelah energi terbentuk maka akan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya (memelihara jaringan tubuh), kalau ada kelebihan
energi akan dipergunakan untuk berproduksi (telur dan daging) dan bereproduksi.
Pertumbuhan adalah salah satu parameter
untuk menentukan keberhasilan produksi. Kemampuan untuk mengubah zat-zat
nutrisi yang terdapat dalam ransum menjadi daging ditunjukkan dengan
pertambahan bobot badan (Suparyanto, 2005). Pertumbuhan pada ternak dapat
diartikan sebagai pertumbuhan dalam bobot badan sampai dewasa kelamin. Menurut
Lawrence (1980), pertumbuhan merupakan kenaikan dalam ukuran, maka terjadi pula
perubahan bobot tubuh sehingga pertumbuhan sering dikaitkan dengan berat hidup.
Pertumbuhan secara mudah yakni “perubahan dalam ukuran” dimana dapat diukur
sebagai panjang, volume atau berat. Masa hidup hewan dapat dibagi menjadi masa
percepatan dan perlambatan pertumbuhan. Umumnya masa percepatan terjadi sebelum
ternak mengalami pubertas (dewasa kelamin) yang kemudian setelahnya terjadi
perlambatan (Susanti, 2003).
Pertumbuhan suatu ternak dipengaruhi
pula oleh konsumsi pakan. Konsumsi pakan meningkat seiring dengan meningkatnya
bobot badan (Ensminger, 1992). Tetapi terkadang ternak dapat mengalami
penurunan bobot badan yang disebabkan oleh konsumsi pakan yang menurun karena
kecernaan nutrien yang rendah. Probiotik merupakan pakan imbuhan berupa
mikroorganisme yang dapat hidup di saluran pencernaan, bersimbiosis dengan
mikroorganisme yang ada, bersifat menguntungkan, dapat meningkatkan pertumbuhan
dan efisiensi pakan, serta menyeimbangkan populasi mikrobia pada saluran
pencernaan, mengendalikan mikroorganisme patogen pada tubuh inang, menstimulasi
imunitas inang (Fuller, 1992). Pemberian suplemen probiotik (Lactobacillus)
memiliki efek positif pada berat badan akhir sebesar 14,4 %, meningkatkan
konsumsi pakan sebesar 7,7% dan mampu memperbaiki performan ayam dan produk
ternak yang aman dikonsumsi (Ignatova, 2009).
Probiotik (starbio) yang digunakan dalam
suplementasi pakan merupakan koloni bakteri alami. Penggunaan starbio pada
pakan mengakibatkan bakteri yang ada pada starbio akan membantu memecahkan
struktur jaringan yang sulit terurai sehingga lebih banyak zat nutrisi yang
dapat diserap dan ditransformasikan ke produk ternak. Selain itu, produktivitas
ternak akan meningkat, bahkan lebih banyak zat nutrisi yang dapat diuraikan dan
diserap. Sartika et al. (l994) menyampaikan bahwa hasil probiotik
starbio mengandung 19,17 % air, 10,42 % protein, 0,ll % lemak kasar, 8,37 %
serat kasar, dan 51,54 % abu. Pemberian strabio 2,5 g/kg ransum pada ayam
pedaging ternyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum sebesar 11,52
% (Lembah Hijau, 1999). Mengatasi hal tersebut maka perlu penambahan feed
aditifdalam pakan yaitu probiotik.
Faktor utama yang
mempengaruhi kualitas telur itik adalah pakan, terutama pakan yang mengandung
protein dan mineral yang cukup. Biaya produksi ternak itik yang paling tinggi
adalah biaya pakan yakni 60-80% dari seluruh komponen biaya produksi yang
dikeluarkan. Pakan merupakan faktor penentu baik tidaknya kualitas telur itik,
sehingga perlu adanya pakan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas telur
itik.
Sekitar 70%
biaya produksi berasal
dari pakan. Oleh
sebab itu pakan mempunyai peran
yang sangat menentukan
dalam usaha peternakan itik. Peternak
akan mengalami kerugian
yang tidak sedikit
apabila memahami teknik pemberian
pakan untuk itiknva.
Pemeliharaan itik secara gembala
tidak diperlukan pemikiran
yang mendalam tentang pakan itik, karena secara alami itik
mencari pakan sendiri di sawah atau di ladang. Tetapi, apabila itik
dikandangkan, maka soal pakan menjadi penting untuk diperhatikan. Agar dapat
dicapai produksi yang optimum, kebutuhan gizi pada itik petelur dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel
3. Kebutuhan beberapa nutrisi itik tipe petelur.
Uraian
|
Anak (0-8 Minggu)
|
Dara (8- 20 Minggu)
|
Petelur (>20 minggu)
|
Energy Metabolis (kkal/kg)
|
2900
|
2800
|
2700
|
Protein Kasar
|
17-20
|
18
|
16-18
|
Ca (%)
|
0,6-1,0
|
0,6-1,0
|
2,9-3,25
|
P (%)
|
0,6
|
0,6
|
0,47
|
Kecukupan gizi
yang di uraikan
di atas dapat
di penuhi dari
berbagai campuran bahan pakan.
Penggunaan bahan pakan
lokal yang murah, tidak bersaing dengan manusia dan
bermutu baik sangat disarankan agar usaha beternak itik dapat menguntungkan.
Bahan pakan lokal
yang dapat digunakan
untuk makanan, itik
dapat dibagi menurut sumber
nutrisi yang terkandung
di dalamnya. Bahan pakan
sumber energi misalnya
dedak padi (bekatul),
jagung, sagu, sorghum (cantel),
singkong, bungkil kelapa, dan molases. Bahan
pakan sumber protein
ialah tepung ikan,
bekicot, keong mas,kepala udang.
Bahan pakan sumber
mineral antara lain
kapur, bekicot, kerang laut
dan garam dapur.
Sumber vitamin yang
murah enceng gondok, dan cacing tanah dapat dimanfaatkan untuk itik.
Dedak atau bekatul merupakan
salah satu bahan
pakan itik yang
tersedia berlimpah
didaerah-daerah pedesaan. Singkong,
bekicot dan kepala udang merupakan contoh bahan pakan
yang kaya akan gizi.
Pakan merupakan salah
faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan industri peternakan.
Sehingga pemberian pakan harus memperhatikan kandungan nutrisi dalam bahan
pakan tersebut. Syarat pakan yang baik untuk ternak itik adalah sebagai
berikut:
a. Ransum
disusun dari bahan-bahan pakan yang mengandung gizi lengkap seperti protein,
lemak, serat kasar, vitamin dan mineral.
b. Setiap
bahan pakan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam bentuk pil atau butiran,
agar jangan banyak yang tercecer waktu itik memakannya.
c. Jumlah
pemberian dan kadar protein di sesuaikan dengan umur pertumbuhan dan produksi.
d. Tempat
pakan harus dicegah jangan sampai tercemar jamur ataupun bakteri, jadi harus
selalu dalam keadaan kering dan bersih.
e. Sesuaikan
jumlah tempat pakan dan minum dengan jumlah itik agar tidak saling berebut
(Saleh, 2004).
Menurut Srigandono
(1986) bahwa dalam sistem pemeliharaan itik secara intensif, pemberian pakan
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a. Pemberian
pakan halus dalam keadaan kering (dry
mash feeding)
Cara
pemberian pakan dalam keadaan kering sudah mulai banyak dipraktekkan, namun
cara tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu kesulitan menelan karena pakan
tersebut halus sehingga perlu terus-menerus minum dan banyak pakan yang
tercecer.
b. Pemberiaan
pakan halus dalam keadaan basah (wet mash
feeding)
Cara
ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan dari pemberian pakan dalam bentuk
kering. Pemberian pakan dalam bentuk basah, pemberiannya harus sesuai kebutuhan
(secukupnya) karena untuk menghindari timbulnya ketengikan ataupun tumbuhnya
jamur pada makanan yang tersisa, sehingga apabila terdapat sisa sebaiknya
dibuang.
c. Pemberiaan
pakan dalam bentuk pellet
Keuntungan
pemberian pakan dalam bentuk pellet, yaitu:
·
Menghemat pakan sampai 15-20%,
·
Pemberiannnya lebih mudah dan menghemat
tenaga,
·
Air minum akan lebih lama dalam keadaan
bersih,
·
Tidak ada pertumbuhan jamur sebab pellet
dalam keadaan kering.
Dalam beternak
itik/ bebek pemberian
pakan itik tersebut dlm tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase
grower (umur 8–18 minggu) & fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga
fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dgn kode
masing-masing fase. Cara memberi pakan Itik/ Bebek tersebut terbagi dlm empat
kelompok yaitu:
·
Itik/ Bebek umur 0-16 hari diberikan
pada tempat pakan datar (tray feeder).
·
Itik/ Bebek umur 16-21 hari diberikan
dgn tray feeder & sebaran dilantai.
·
Itik/ Bebek umur 21 hari samapai 18
minggu disebar dilantai.
·
Itik/ Bebek umur 18 minggu–72 minggu,
ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dgn memperhatikan
permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian
pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Pada dasarnya
pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan protein yang tinggi dan
pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :
a.) Pakan lengkap dari satu jenis
saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet atau crumble yang sudah lengkap semua
unsur nutrisinya (cara ini biasanya untuk suatu peternakan
besar).
b.) Pakan lengkap dari beberapa
jenis seperti campuran dedak padi, jagung, bungkil kedele dsb. (cara ini yang
umum dipakai oleh peternak rakyat).Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai periode
:
- Anak itik rata-rata 58,3 gram/hari
- Itik dara rata-rata 80 gram/hari
- Dewasa (masa produktif) rata-rata 180 gram/hari
c.) Kebutuhan protein
d.) Bahan-bahan makanan sumber
protein antara lain :
- Bungkil kedele (protein 42 - 50%)
- Bungkil kelapa (protein 19 - 23%)
- Bungkil kacang (protein 0 - 15%)
- Tepung ikan (protein 42,3 - 68,8%)
e.) Hal lain yang perlu
diperhatikan antara lain :
- Bahan pakan yang akan diberikan
hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan tidak
berlebihan jumlahnya.
- Selalu disediakan air minum dan
ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan.
- Kesehatan itik perlu diketahui,
biasanya diawal terserang penyakit cenderung menurunkan gairah makan dan lambat
laun konsumsi makannya berkurang.

2.1.2.
Kandungan Gizi Pakan
Pakan adalah campuran
dari beberapa bahan baku pakan yang di hasilkan dari hasil olahan industri
pertanian.
1. Protein
Protein merupakan
suatu susunan atau
gabungan organis yang kompleks, yang
terdiri dari berbagai
unsur (karbohidrat, lemak, mineral dan unsur lainnya), sehingga
protein sangat di butuhkan oleh itik. Adapun kebutuhan itik akan protein antara
lain:
1. Itik usia
0-4 minggu membutuhkan protein sebanyan 18-20 %.
2. Itik usia
5-2 minggu (itik dara) membutuhkan protein sebanyak 14-16 %.
3. Itik usia
21 minggu ke atas (sudah bertelur) membutuhkan protein sebanyak 15-17 %.
2. Mineral
Mineral
yang di butuhkan oleh itik tidak terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan
protein. Apabila itik
kekurangan mineral membuat pertumbuhan
itik menjadi terhambat.
Adapun fungsi zat mineral terhadap itik, baik yang masih dalam pertumbuhan maupun produksi
adalah :
1) Menjaga
keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh.
2) Merupakan
bagian aktif dalam struktur potein.
3) Merupakan
bagian kerangka dalam tubuh itik.
4) Bagian dari
asam amino.
5) Bagian
penting dalam tekanan osmotik sel.
6) Merangsang
enzim.
7) Untuk
menggerakkan sari-sari makanan yang beredar dalam tubuh.
3. Vitamin
Vitamin
yang dibutuhkan oleh itik yaitu Vitamin (A,D,E,K). Vitamin A sangat
membantu pertumbuhan itik
dan banyak terdapat
pada hijauan segar dan
jagung kuning ;
vitamin D dibutuhkan itik
dalam masa pertumbuhan (kecil) dan itik dalarn masa aktif bertelur.
Apabila kekurangan vitamin ini maka
menyebabkan itik yang sedang tumbuh
mudah terserang penyakit dan pada itik dewasa yang sedang bertelur, maka telur
yang dihasilkan tidak
bisa menjadi bibit
; Kekurangan vitamin E
akan menyebabkan kematian
pada anak itik
cukup tinggi, kegagalan dalam
penetasan telur. Vitamin
ini banyak terdapat
pada biji-bijian (80-90%); Vitamin
K banyak terkandung
pada biji-bijian, bungkil kedelai,
ampas. kacang hijau
dan tepung ikan (Mei, 2000).
Fungsi pakan bagi ternak:
1. Memenuhi kebutuhan pokok, yaitu membentuk sel- sel atau jaringan-jaringan tubuh serta mengganti
bagian tubuh yang rusak.
2. Keperluan produksi
- Daging
- Telur
3. Reproduksi
Zat-zat
yang diperlukan bagi ternak
1. Karbohidrat : Diperlukan
sebagai sumber tenaga
(energi) guna melakukan aktivitas.
2. Lemak : Merupakan sumber
tenaga, karbohirat yang berlebihan dalam tubuh disimpan dalam tubuh dibawah
kulit sebagai lemak.
3.
Protein : Dibutuhkan untuk keperluan
- Pertumbuhan tulang, urat,
daging, kulit, bulu, dll bagi itik muda
- Mengganti jaringan tubuh yang rusak
- Berproduksi
4.
Mineral : Merupakan zat
pembangun untuk keperluan pertumbuhan
dan produksi
- Ca dan P
terdapat pada tulang, kulit, telur
- Na terdapat pada darah
- Cl terdapat pada getah lambung
- Fe terdapat pada butir darah merah
5.
Vitamin diperlukan untuk :
- Sebagai zat pengatur di dalam tubuh
- Mempertahankan kesehatan tubuh
- Memajukan kesanggupan berproduksi
2.1.3. Ragam cara pemberian pakan pada
itik
1.
Cara pemberian basah
Cara
pemberian pakan secara basah yaitu pakan itik yang berupa konsentrat dicampur
dengan air. Keadaan atau bentuk pakan setelah dicampur dengan air adalah pakan
tersebut tidak sampai mengeluarkan air kalau kita peras (mamel=jawa). Ada
sedikit catatan kalau kita menggunakan pakan basah yaitu frekuensi pemberian
pakan haruslah ditingkatkan. Karena pakan bentuk basah gampang mengundang bibit
penyakit terutama jamur. Makanya pemberian nya mesti sedikit-sedikit tapi
langsung habis.
2. Cara pemberian kering
Cara
pemberian pakan kering adalah bahan pakan yang ada semisal pakan konsentrat
langsung kita berikan begitu saja. Memang cara ini terlihat praktis dan lebih
aman akan tetapi bagi ternak sendiri sepertinya kurang bisa menikmati sajian
tersebut. Dan kalau kita perhatikan maka banyak pakan yang terbuang karena
bentuk anatomi paruh itik/bebek berbeda dengan paruh ayam. Kalau kita memilih
cara ini maka tempat minum jangan diletakkan berjauhan karena itik yang diberi
pakan dengan cara ini perlu segera minum.
3.
Hijauan
Untuk Itik
Pakan
hijauan merupakan salah satu komponen pakan yang memasok kebutuhan serat bagi
itik. Wujudnya berupa daun-daunan hijau segar yang diberikan langsung kepada
itik setelah dicacah. Pakan hijauan untuk itik antara lain kangkung, daun eceng gondok, genjer dan daun pepaya.
Pemberian hijauan jenis leguminosa
(lamtoro, turi, gamal dll) sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk menguapkan
zat-zat berbahaya yang dapat merontokkan bulu. Selain membantu melancarkan
pencernaan itik, pakan hijauan juga memasok kebutuhan vitamin dan mineral.
Biasanya 100 ekor itik dewasa diberi pakan hijauan sebanyak 4 Kg perhari.
Penggunaan dalam ransum itik dapat dicampurkan sebanyak 5%.
2.1.4.
Cara Menyusun Ransum Itik
Ransum merupakan komponen terbesar dalam usaha
pemeliharaan itik, ketersediaan ransum ini sangat penting karena porsi
anggarannya dapat mencapai hingga 70% dari alokasi biaya produksi. Tak heran
bila peternak selalu berupaya memenuhi kebutuhan ransum ini, meskipun harganya
terus melonjak naik. Dalam pemberian ransum pada ternak itik, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain seperti jumlah ransum , umur ternak, jenis
pemeliharaan, periode pemeliharaan, cara pemberian, cuaca di sekitar peternakan
serta kondisi kesehatan ternak itik sendiri.
Jumlah
ransum yang dibutuhkan oleh itik lokal jantan umumnya lebih tinggi 20% dari
itik betina. Mulai umur 6 minggu konsumsi itik betina dan jantan sudah harus
dibatasi. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi lapisan lemak pada tubuh itik
karena tidak disukai oleh konsumen terutama bagi usaha penggemukan itik.
Pemberian ransum untuk itik dilakukan paling sedikit dua kali sehari. Namun,
hasilnya akan lebih baik bila ransum diberikan tiga kali dari jatah satu hari.
Jumlah yang diberikan pada pagi hari adalah 2/5 bagian dari total jatah satu
hari. Sementara pada siang hari diberikan 1/5 bagian dan sisanya diberikan pada
sore hari.
2.6. Manajemen
Pemeliharaan
Menurut
Multasih et al. (2010), Sistem
pemeliharaan itik dikategorikan kedalam tiga macam, yaitu secara ekstensif/
tradisional, semi intensif, dan intensif.
1.
Pemeliharaan
Ekstensif atau Tradisional
Pemeliharaan
ekstensif, tempat pemeliharaan kelompok itik berpindah-pindah untuk mencari
tempat penggembalaan yang banyak tersedia pakannya. Itik yang dipelihara
umumnya tidak banyak, rasio jantan dan betina tidak diperhitungkan, juga
perkandangan.
2.
Pemeliharaan
Semi Intensif
Pemeliharaan
semi intensif adalah pemeliharaan dengan cara mengurung itik pada saat-saat
tertentu, biasanya pada malam hari sampai pagi hari. Setelah itu dilepas
disekitar halaman kandang atau digembalakan ditempat penggembalaan yang dekat.
Pada sistem pemeliharaan ini makanan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan
pengelompokkan variasi usia sudah dilakukan. Akan tetapi prinsip tradisional
seperti lokasi dan tempat, bahan pakan serta cara pemeliharaan yang dilepas
masih tetap dipertahankan.
3.
Pemeliharaan
Intensif
Pemeliharaan intensif
adalah pemeliharaan secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Memlihara itik
secara intensif dengan dikandangkan ialah beternak tanpa air dan tidak diberi
air untuk berenang. Air diberikan hanya untuk minum. Keuntungan cara
pemeliharaan ini adalah lahan yang diperlukan relatif kecil, dapat memelihara
dalam jumlah yang banyak, penanganan dan pengawasan dapat lebih mudah, tidak
tergantung pada musim, produksi maksimal, kotorannya dapat dimanfaatkan serta
memungkinkan peternak memilih lokasi yang lebih dekat dengan daerah pemasaran.
Seperti halnya pada peternakan ayam,
pemeliharaan itik dibagi menjadi beberapa fase sebagai berikut:
a. Itik
tipe petelur
· Fase
pertama (starter) umur: 0 sampai 2
minggu
· Fase
kedua (grower) umur: 3 sampai 20
minggu, yang dibagi
-
Grower
I umur: 3 sampai 10 minggu
-
Grower
II umur: 10 sampai 20 minggu
· Fase
produksi (Layer) umur: setelah 20
minggu
b. Itik
tipe pedaging
· Fase
pertama (starter) umur: 0 sampai 2
minggu
· Fase
kedua (grower) umur: 2 sampai 4
minggu
· Fase
akhir (finisher) umur: 5 sampai 7
minggu
Pemeliharaan
itik pedaging biasanya berakhir pada umur 7 atau 8 minggu untuk kemudian
dipotong/ dipasarkan. Bila pemeliharaan ingin dilanjutkan, maka tujuannya untuk
menghasilkan bibit (breeder) yang
akan menghasilkan anak itik pedaging (Srigandono, 1986).
Dalam sistem
pemeliharaan itik dibagi dalam 3 phase :
-
Starter, yaitu itik berumur 0 – 2 bulan.
-
Grower, itik dara umur 2 – 6 bulan.
-
Layer, umur 6 (enam) bulan sampai umur 3 tahun (masa
afkir)
1. Periode
Starter
Anak itik umur 1 hari hingga umur 2 bulan, diberikan pakan jadi dengan kadar
protein 20% serta kalori antara 2700 – 3000kkal. Pakan jadi untuk anak itik
berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Selain konsentrat
anak itik dapat juga diberikan pakan buatan seperti, jagung, bungkil kelapa,
tepung ikan, kedelai, dedak halus, masing-masing 2kg dan 1kg kacang hijau,
ditumbuk menjadi tepung halus. Pakan diberikan 3 kali sehari hal ini
dimaksudkan agar pakan tidak terbuang dan tidak basi.
Anak itik
ditempatkan di dalam kandang yang dilengkapi dengan induk buatan berbentuk kotak serta
dilengkapi dengan pemanas buatan. Sumber panas ini dimaksukan agar itik
tidak berdesak-desakan. Bila keadaan kandang yang terlalu dingin dapat
mengakibatkan kematian itik. Pemanas buatan menggunakan lampu
pijar. Untuk 100 ekor anak itik, dapat menggunakan lampu 60w – 75w yang
digantung setinggi 40cm dari atas lantai. Induk buatan memerlukan suhu 35°C
pada minggu pertama dan dapat dikurangi setiap minggu sampai 18°C.
2.
Periode Grower
Pemeliharaan masa grower adalah itik yang berumur 2 sampai 6
bulan. Pemberian makanan pada periode ini hampir sama dengan pemberian pakan
itik pada
masa starter hanya saja pada siang hari, itik dapat diberikan makanan berupa sayur-sayuran
seperti kangkung, enceng gondok, bayam dan lain lain. Pada masa ini
pemberian pakan dibatasi, agar itik tidak cepat betelur. Bila itik betelur pada
usia muda, produksi telurnya kecil-kecil.
Tempat pemeliharaan itik pada periode ini, itik dapat
ditempatkan di kandang berbentuk postal ataupun kandang
ren yang
dibagi dalam 2 bagian, yaitu tempat bermain dan tempat beristirahat dan dapat
pula dibuat kolam. Luas kandang dapat disesuaikan dengan jumlah itik yang
dipelihara. Misalnya itik yang akan dipelihara sebanyak 100 ekor dengan
kepadatan itik 4 ekor/m2, maka luas kandang adalah 25 m2. Misalkan panjang
kandang dibuat 10 meter dan lebar kandang 5m dan lain sebagainya tergantung
dengan kondisi yang ada.
3. Periode layer
Periode
layer adalah itik berumur 6 bulan hingga masa afkir (3tahun). Pada umur 5.5
bulan itik mulai belajar bertelur untuk itu kandang itik
harus jauh dari keramaian hal ini untuk menghidari agar itik tidak mudah
terkejut yang akan mengakibatkan itik tidak mau betelur
2.7. Kesehatan
dan Penyakit Itik
Selama ini itik terkenal sangat tahan
terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam, sehingga dalam usaha
peternakan itik masalah penyakit biasanya tidak terlalu menonjol. Penyakit
utama yang bisa timbul pada peternakan itik adalah kolera dan aflatoksikosis
yang menyerang itik dara maupun dewasa. Penyakit kolera disebabkan oleh bakteri
dan dapat menular ke jenis unggas lain. Pada bentuk akut itik terlihat lesu,
anoreksia, keluar cairan dari hidung dan mulut, dan akhirnya mati. Sedangkan
bentuk kronis ditandai dengan adanya gangguan pernapasan dan syaraf, radang
persendian serta pembengkakan pada balung dan pial.
Penyakit yang lain disebut
aflatoksikosis karena disebabkan oleh racun aflatoksin yang dihasilkan oleh
cendawan Aspergillus flavus yang tumbuh subur di daerah tropis dengan
kelembaban tinggi, terutama pada bahan pakan seperti jagung, kedele, kacang
tanah dan biji-bijian lain. Gejala itik yang keracunan aflatoksin dalah lemah,
anoreksia, bulu kusam, terjadi kelumpuhan dan akhirnya mati. Bila dibedah
ditemukan pendarahan dan cairan pada rongga perut. Hati membesar bisa sampai
lima kali ukuran normal dengan warna putih kekuningan dan mengeras.
Pencegahan (pengendalian)
penyakit adalah salah satu upaya agar terhindar dari berbagai macam penyakit
sehingga usaha ternak itik dapat memberikan keuntungan. Berbagai cara
pengendalian dilakukan antara lain pemeliharaan kesehatan dan kebersihan
lingkungan peternakan maupun melakukan vaksinasi terhadap penyakit tertentu
yang sulit diobati. Penyakit itik pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu
penyakit menular dan penyakit tidak menular.
1.5.1 Penyakit tidak menular
Penyakit
tidak meular disebabkan oleh buruknya tatalaksana pemeliharaan, seperti
keracunan, pemeliharaan kesehatan dan kebersihan yang buruk serta kekurangan
vitamin D dan mineral. Macam-macam jenis penyakit tidak menular dan cara
pencegahannya antara lain:
·
Stress (cekaman)
Stress
atau cekaman pada itik dapat disebabkan oleh berbagai faktor pengganggu yang
secara langsung mempengaruhi fisiologis tubuh itik, misalkan kebisingan, kurang
kebebasan bermain air, berpindah tempat, pertukaran pakan dan lain-lain. Cara
pencegahan untuk menghindari terjadinya stress yaitu memelihara lingkungan dan
menjaga kebersihan lingkungan.
·
Defisiensi vitamin A
Pakan yang diberikan tidak
cukup mengandung vitamin A sehingga dapat mengganggu pertumbuhan. Itik akan
tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata btertimbun lendir warna putih
dan mudah terkena infeksi. Cara mencegah kekurangan vitamin A yaitu dengan
pemberian pakan yang mengandung vitamin A seperti pemberian jagung kuning.
·
Brooder pneumonia
Penyakit
ini disebabkan karena kotak atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu kurang
panas sehingga anak itik kedinginan dan merasa pengap. Sehingga pencegahan
penyakit ini dapat dilakukan dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar
dan mengontrol panas brooder.
·
Rickets Duck
Penyakit
ini disebabkan karena kekurangan vitamin D dan mineral berupa calsium dan
fosfor yang mengakibatkan penyakit tulang dan kelumpuhan pada itik. Pencegahan
penyakit ini hanya bisa dilakukan dengan pemberian pakan yang cukup mengandung
mineral calsium dan fosfor serta vitamin D dalam ransum.
·
Antibiotika dermatitis
Penyakit
ini disebabkan karena penggunaan obat-obat antibiotika secara berlebihan
sehingga menyebabkan kulit menjadi kering, bulu rontok dan mudah patah, itik
selalu gelisah karena gatal-gatal pada kulitnya. Pencegahannya adalah dengan
pengguanaan antibiotika seperlunya.
·
Mycosis
Penyakit
ini terjadi karena itik secara sengaja maupun tidak sengaja mengkonsumsi pakan
yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang itik. Pencegahan penyakit ini hanya bisa dilakukan
dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik yaitu litter secara berkala di jemur agar
tidak lembab.
·
Botulism (Limberneck)
Penyakit
ini disebabkan karena itik memakan bangkai atau pemberian pakan berupa daging
bekicot yang sudah layu dan mengandung kuman sehingga itik dapat keracunan.
Pencegahan penyakit ini dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan
tidak memberikan pakan yang sudah basi.
·
Keracunan garam
Penyakit ini disebabakan
karena air kolam dan pemberiaan pakan mengandung kadar garam yang tinggi.
Sehingga untuk pencegahannya dengan cara memberikan pakan yang berkadar garam
rendah.
2.5.2 Penyakit
Menular
Penyakit
menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
kuman yang dapat ditularkan melalui kontak langsung atau lewat udara. Berbagai
jenis penyakit menular dan cara pencegahannya antara lain:
·
Fowl cholera (kolera itik)
Penyakit ini disebabkan
karena bakteri Pasteurella avicia dan
kondisi kandang yang basah dapat mempercepat penularan. Penyakit ini dapat
menyebabkan infeksi darah dan akan mati secara mendadak. Pencegahan dapat
dilakukan dengan cara vaksinasi fowl cholera.
·
Fowl pox (cacar)
Penyakit
ini disebabkan karena virus yang akan menyerang rongga mulut sehingga itik
kesulitan makan dan minum. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan
vaksinasi yang disuntikan dibalik sayap itik.
·
White eye (mata memutih)
Penyakit
ini disebabkan oleh virus dan paling mudah menyerang itik yang kekurangan
vitamin A. Penyakit ini hanya bisa dicegah dengan pemberian antibiotika yang
dicampur kedalam air minum atau pakan.
·
Coccidiosis
Coccidiosis
adalah penyakit berak darah yang disebabkan oleh semacam mikroorganisme pada
awal pergantian musim. Pencegahan penyakit ini dengan menggunakan obat-obatan
kedalam pakan atau pemberian vitamin A dengan konsentrasi tinggi.
·
Coryza
Penyakit
ini disebut juga penyakit pilek yang disebabkan oleh mikroorganisme melalui
kontak langsung dengan itik yang sakit. Pengobatan yang paling efisien adalah
dengan menyuntikan streptomycin sulphat dengan dosis rendah disesuaikan berdasarkan
berat badan itik.
·
Salmonellosis
Penyebab
penyakit ini adalah kuman Salmonella
anatis melalui perantara lalat atau makanan dan minuman yang sudah tercemar
kuman tersebut. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga
kebersihan dan kesehatan kingkungan kandang.
·
Sinusitis
Penyakit ini disebabkan
karena tatalaksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakannya,
dan tidak tersedianya kolam untuk bermain sehingga itik menjadi rentan mendapat
infeksi sekunder. Pencegahannya hanya bisa dilakukan dengan cara memperbaiki
tatalaksana pemeliharaan.
·
Aflatoksikosis
Penyakit ini disebabkan oleh aflatoksin yang
dihasilkan oleh Aspergillus flavus
yang akan menyerang hati sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya akan
membesar. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara pemeliharaan lingkungan
kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan kandang (sanitasi) agar
bebas dari serangga serta pemberian antibiotika.
Pencegahan
Penyakit
Tindakan
pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan itik petelur adalah melakukan
pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan
adalah sebagai berikut :
1.
Lahan
yang digunakan untuk memelihara itik petelur harus bebas dari penyakit menular.
2.
Kandang
dan kolam harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas
itik yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan
desinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas
itik sehat cukup dicuci dengan air biasa.
3.
Itik
yang baru masuk sebaiknya dimasukkan ke kandang karantina dulu dengan perlakuan
khusus. Itik yang diduga bulunya mengandung bibit penyakit sebaiknya dimandikan
dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatek atau Granade 5 %
EC dengan konsentrasi 4,5 gram / 3 liter air. Untuk membasmi kutu, itik dapat
juga dimandikan larutan Asuntol berkontrasi 3-6 gram/3liter air.
4.
Kandang
diupayakan tidak lembab dan bebas dari genangan air. Kelembaban yang tinggi dan
genangan air dapat digunakan oleh bibit penyakit sebagai media tumbuh dan
perkembangbiakanya.
5.
Dilakukan
vaksinasi secara teratur. Vaksinasi ditujukan untuk mencegah terjangkitnya
penyakit oleh virus.
6.
Pengaturan
kepadatan kandang yang tepat. Kepadatan kandang yang tinggi dapat memicu
timbulnya berbagai penyakit.
7.
Kebersihan
dan kesegaran pakan harus dijaga. Jangan memberikan pakan basi kepada bebek /
itik. Pakan harus disimpan ditempat kering, sehingga terbebas dari jamur dan
bau apek.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Kemajuan usaha peternakan itik dipengaruhi oleh
sistem pemeliharaan yang baik dan benar yang meliputi pemilihan bibit,
pemberian pakan, manajemen pemeliharaan,
manajemen perkandangan, kesehatan itik serta pasca panen.
2.
Pemberian pakan itik harus disesuaikan dengan
fase fisiologis serta bahan pakan harus mengandung nutrien yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan itik.
3.
Manajemen pemeliharaan itik harus disesuaikan
terhadap fase fisiologis itik agar pemeliharaan dapat dilakukan dengan tepat
sehingga dapat menentukan tipe kandang yang sesuai serta intensitas pencahayaan
yang dibutuhkan.
4.
Pemilihan bibit, harus memiliki kualitas yang baik
sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas pula.
5.
Serta melakukan pencegahan penyakit dengan
melakukan vaksinasi dan memlihara kebersihan lingkungan dengan melakukan
sanitasi baik didalam maupun di luar kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Ensminger. 1992. Poultry Science. 3rd Ed. Interstate Publisher.Inc.USA.
Fuller, R. 1992. History
and development of probiotic.Dalam : Fuller,R. (Ed). Probiotic The Science
Basic. Chapman and Hall, London.
Ignatova M., V. Sredkova and
V. Marasheva. 2009. Effect of dietary
inclusion of probiotic on chickens performance and some blood indices. Biotechnology in animal husbandry, 25
( 5-6 ): 1079-1085.
Lawrence, T. L. J. 1980. Growth
in Animal. Redwood Burn Lmd. Trobridge and Eshe. Butterwort, London.
Mei, M. 2000. Beternak Itik.
Edisi ke-16. Kanisius, Yogyakarta.
Mulatsih,
S., Sumiati., dan Tjakradidjaja, A. S. 2010. Intensifikasi Usaha Peternakan
Itik dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Pinggir Kota. Laporan
Akhir. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Srigandono,
B. 1986. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Suparyanto, A. 2005. Peningkatan Produktivitas Daging Itik
Mandalung Melalui Pembentukan Galur Induk.
Disertasi.
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Susanti, T. 2003. Strategi Pembibitan Itik Alabio dan Itik
Mojosari. Tesis.
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar