MIKROBIOLOGI
“BAKTERI”
OLEH
:
KELOMPOK 1 (KELAS B)
VINA EKA PRASETIA N.A.A
(L1A114059)
NURCAHYATI (L1A114051)
ROSLAN (L1A114055)
ROY SUSANTO (L1A114056)
NUSRIN (L1A114053)
NUR HALIS AHMAD (L1A114O52)
WA HARMIATI (L1A114060)
EKI (L1A11
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Mikroorganisme
identik dengan objek biologi yang amat kecil dan tidak dilihat dengan mata
telanjang. Keberadaannya tidak terlihat namun penting di dalam kehidupan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu biologi masa kini, mikroorganisme ditelaah dan
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup manusia.
Mikrobiologi berasal
dari bahasa yunani (micros adalah kecil dan bios adalah hidup dan logos adalah
pengetahuan), jadi mikrobioloagi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk
hidup yang sangat kecil. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
organism yaitu bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikrokopis.
Untuk itulah penulis membuat makalah ini. Disamping
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah mikrobiolgi, juga berguna bagi penulis
sendiri untuk mengetahui lebih lanjut tentang intrumen mikrobiologi dan cara
mengamatinya.
1.2.
TUJUAN
1. Mengetahui apa itu bakteri ?
2. Mengetahui klasifikasi bakteri ?
3. Mengetahui struktur, fungsi serta penggolongan bakteri
?
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Bakteri
Bakteri adalah nama
sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryotae yang bersel satu, berkembang biak dengan
membelah diri dan bahan-bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti.
Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil, kecuali beberapa species
tertentu yang mempunyai pigmen fotosintesis. Oleh karena itu, ada bakteri yang hidupnya heterotrof dan ada juga
bacteria yang hidup autotrof. Bakteri heterotrof dapat dibedakan menjadi bakteri
yang hidup sebagai parsit dan saprofit, Sedangkan bakteri autotrof dapat
dibedakan berdasarkan atas sumber energi yang digunakan untuk mensentetis
makanannya menjadi bakteri fotoautotrof dan kemoautotrof. Bakteri dapat hidup
dimana saja, ada yang merugikan manusia, hewan maupun tumbuhan. Namun demikian
ada juga bakteri yang menguntungkan bagi umat manusia.
Beberapa kelompok
bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat
dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara selprokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.Bakteri dapat ditemukan di hampir
semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.
2.2.
Struktur sel bakteri
Pada umumnya, bakteri
berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga
700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).
Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini
disebabkan oleh flagel.
Bakteri memiliki
bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus) dan lengkung
(vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat
berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang
lebarnya sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.
Bagian tubuh bakteri
pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di
dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian
yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara
bagianbagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu
membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian.
Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya
dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagianbagian ini disebut varian.
Susunan bagian-bagian
utama sel bakteri, dijelaskan sebagai berikut:
a.
Membran sel
Membran sel merupakan selaput yang membungkus
sitoplasma beserta isinya, terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak
terikat erat dengan dinding sel. Bagi membran sel sangat vital, bagian ini
merupakan batas antara bagian dalam sel dengan lingkungannya. Jika membran sel
pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati. Membran sel terdiri atas dua
lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini terdapat senyawa protein
dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada berbagai sel bakteri.
b.
Ribosom
Ribosom
merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya
berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas
protein dan RNA.
c.
DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA
merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang
sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein
bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti
yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
d.
Dinding sel
Dinding
sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan
bakteri gramnegatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit
daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya tersusun
atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri
gram-negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan
polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis
dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri
berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan
menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.
e.
Flagel
Flagel
merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa
protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri
mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri
bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung,
sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah
satu dasar penggolongan bakteri.
f.
Pilus
Pada
permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus
merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan
bahan-bahan padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
g.
Kapsul
Kapsul
merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada umumnya
kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau
protein-polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri
terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya
didapatkan pada bakteri pathogen.
h.
Endospora
Di
antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora merupakan
cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering, tekanan
osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka endospora
akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri.
Sel-sel bakteri yang membentuk spora
tampak sebagai ruangan berisi benda bulat, yang letaknya dapat di salah satu
ujung ruang itu, dapat pula di tengah-tengah.
Apabila lingkungan hidup bakteri
menjadi buruk, maka banyak yang mati, akan tetapi ada juga bakteri-bakteri yang
dapat membentuk spora spora yang tahan terhadap lingkungan ynag buruk seperti
kekeringan, kekurangan bahan makanan dan lain sebagainya. Jika keadaan menjadi
baik kembali, maka spora itu akan tumbuh menjadi bakteri biasa yang disebut
bentuk vegetaif. Spora-spora pada bakteri ini dibentuk disebelah dalam dinding
sel bakteri sehigga dinamakan endospora. Proses pembentukan endospora yang di
dalam sel induk dikenal sebagai sporulasi atau sporogenesis.
Pada tahap pertama proses sporulasi ini dapat dilihat
terjadinya replikasi kromosom bakteri dan sebagai kecil dari sitoplasma
terpisah oleh suatu sekat(septum) spora. Sekat spora ini menjadi membrane yang
berlapis dua yang masing-masing mengelilingi kromosom dab sitoplasma. Struktur
ini seluruhnya dibungkus idalam sel asal yang disebut fore spore.
Lapisan-lapisan peptidoglikan yang tebal terdapat diantara 2 lapisan membran.
Kemudian suatu mantel spora yang tebal yang terdiri dari protein terbentuk
disebelah luar membran. Mantel ini berfungsi untuk melindungi endospora
terhadap zat-zat kimia keras. Kemudian endospora dapat keluar atau bebas dari
sel. Letaknya endospora di dalam sel bakteri tergantung dari spesies
bakterinya.
Apabila endospora telah matang dinding sel vegetatif
melebur dan endospora dibebaskan. Inti endospora yang mengalami dehidrasi yang
tinggi, hanya mengandung sedikit DNA, RNA, ribosom, enzim dan beberapa molekul
yang penting. Endospora itu dapat dianggap sebagai bentuk laten dari bakteri yang
dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama sekali. Endospora yang kembali
kepada keadaan vegetatif mengalami suatu proses yang disebut dengan germinasi.
Proses germinasi atau perkecambahan ini dipacu adanya kerusakan fisik dan kemis
pada mantel endospora. Enzim-enzim yang terdapat dalam endospora akan merusak
lapisan-lapisan lain terdapat di sekeliling endospora, kemudian air dapat masuk
sehingga metabolism dapat berlangsung. Oleh karena satu sel vegetatif hanya
membentuk satu endospora, maka sporogenesis pada bakteri bukan merupakan alat
perkembangbiakan, karena tidak ada pertambahan jumlah sel. Dipandang dari segi
klinis, endospora ini sangat penting karena tahan terhadap pemanasan,
pendinginan, penggunaan zat-zat kimia dan radiasi. Kebanyakan sel vegetatif
akan mati pada suhu 700C sedangkan endospora dapat tetap hidup pada
air mendidih sampai setengah jam atau lebih.
2.3.
Penggolongan bakteri
Bakteri dapat digolong-golongkan berdasarkan persamaan
ciri-ciri morfologi, fisiologi, biokimia, tipe-tipe nutrisi, cara reproduksi,
kemampuan menghasilkan spor, motalitas dan siklus hidupnya.
a. Berdasarkan bentuk tubuhnya
1. Kokus (bulat)
1. Kokus (bulat)
Bakteri yang berbentuk kokus, biasanya bulat ataupun
berbentuk oval,
memanjang atau satu sisinya. Apabila bakteri berbentuk
kokus ini berkembang biak dengan membelah diri sel-selnya tetap berdempetan dan
tidak akan memisah. Bacteria yang berbentuk kokus ini masih bias dapat
dibedakan lagi menjadi beberapa macam yaitu:
a.
monokokus
b.
diplokokus (dua pasang).
c. Streptokokus,
misalnya Streptococcus pyrogenes, S.thermophillus, S.lactis.
d. Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
e. Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae
d. Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
e. Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae
2. Basil (batang)
Bakteri berbentuk hasil menyerupai bentuk batang
pendek, selindris, yang ukuran dan bentuknya bermacam-macam.
a. Basilus, misalnya Eschericcia coli,
Salmonella thypi, Lactobacillus.
b.
Diplobasil yaitu basi dapat bergandengan dua-dua.
c.
Streptobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain mempunyai ujung tumpul,
sedangkan
basil yang dapat bergandengan satu sama lain mempunyai
ujung tajam.
misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.
3. Vibrio (koma)
Bakteri yang
bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai bentuk koma. Misalnya
Vibrio cholerae.
4. Spirillum (spiral)
4. Spirillum (spiral)
Bakteri yang
berbentuk spiral iini, bentuknya bengkok-bengkok serupa spiral. misalnya
Treponema pallidum.
b. Berdasarkan
kedudukan flagela pada selnya
1. Monotrik yaitu berflagel satu pada salah satu ujung.
2. Amfitrik
Amfitrik yaitu flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3. Lofotrik yaitu berflagel banyak di satu ujung.
4. Peritrik yaitu berflagel banyak pada semua sisi tubuh.
1. Monotrik yaitu berflagel satu pada salah satu ujung.
2. Amfitrik
Amfitrik yaitu flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3. Lofotrik yaitu berflagel banyak di satu ujung.
4. Peritrik yaitu berflagel banyak pada semua sisi tubuh.
c. Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram strain).
Pewarnaan Gram atau metode Gram
adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram,
bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh
karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong
bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies
tertentu dari genus Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui
memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap
zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh
metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
- Zat warna utama (violet kristal)
- Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
- Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
- Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri
yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan
Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet)
berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan
mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol
asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Perbedaan dasar antara bakteri gram
positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin
terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram
positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram
negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram
positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal
(25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan
Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa
perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram
negatif yaitu:
- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
- Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
- lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
- Peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Endotoksin
Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus
dan Aerococcus.
Ciri-ciri bakteri gram
positif yaitu:
- Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
- Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
- Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
- Tidak peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Contoh
Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio,
Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.
Pewarnaan gram positif:
d. Berdasarkan
kebutuhan oksigen
1. Bakteri aerob.
Bakteri
aerob,bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,misalnya:
Nitrosomonas,Nitrobacter,Nitrosococcus.
2. Bakteri anaerob.
Bakteri
anaerob, tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya
Micrococcus denitrificans.
2.4.
klasifikasi bakteri
Klasifikasi
dari kelas bakteri amat sulit, yang ada belum memuaskan. Kurangnya diferensiasi
morfologi merupakan salah satu sebabnya. Sehingga cara penggolongan kadang
hanya berdasarkan sifat fisiologinya saja.
1.
Ciri –ciri mikroskopis:
a. morfologi : bentuk
sel, ukuran sel, susunan sel, susunan flagella, kapsul, endospora.
b. Reaksi terhadap
pewarnaan: pengecatan gram, pengecatan ziehl-neelsen.
2.
Ciri-ciri pertumbuhan: pertumbuhan di dalam kultur cairan, morfologi koloni,
pigmentasi.
3. Ciri-ciri
biokimia: konstituen dinding sel, sifat biokimia pigmen, antigen, mol RNA.
4. Ciri-ciri
fisiologi: penyesuaian suhu, kebutuhan akan oksigen, toleransi ph, tekanan
osmotic, kebutuhan garam, kepekaan terhadap antibiotika.
5. Ciri-ciri
nutrisi: sumber energy, sumber karbon, sumbder nitrogen, hasil fermentasi,
metabolisme (autotrof, heterotrof, fermentatif, respirasi).
6.
Ciri-ciri genetik: mole % G + S dalam DNA hibridisasi DNA.
Klasifikasi
bakteri :
a.
Bakteri fototrofik
Bakteri fototrofik
dibedakan dengan kelompok lainnya atas dasar kemampuannya untuk menggunakan
cahaya matahari untuk mendorong pembentukan molekul-molekul ATP. Bakteri
fototrofik tidak melibatkan oksigen dalam proses sintesis nutriennya termasuk
anoksifotobacteria. Bakteri fototrofik yang aerob terdapat di habitat air
sering tumbuh air sedimen, didanau- danau yang dangkal yang memenuhi kondisi:
1.
Masih cukup mendapatkan cahaya matahari
2.
Anaerob untuk memungkinkan jasad ini hidup
3. Adanya sumber s
atau senyawa organic yang berperan sebagai donor elektron untuk menghasilkan
koenzim.
4.
Memiliki ciri-ciri yaitu:
a.
Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.
b.
Perkemmbangbiakan dengan pembelahan biner.
c.
Bergerak dengan flagella atau nonotil.
d.
Fotosintetik prosesnya terjadi dalam keadaan anaerobic dan tidak melibatkan
oksigen.
e.
Bakteroklorofil yaitu suatu pigmen fotosintetik terdapat dalam semua sel.
f.
Berpigmen: ungu-lembayung, ungu, hijau, merah, coklat-jingga, hijau
g. Habitat
yaitu dilingkungan akuatik.
Contoh
bakteri fototrofik :
1.
Bakteri ungu (Rhodobacter sphaeroides)
Bakteri ungu
mempunyai bakterioklorofil a atau b dan karotenoid. Metaabolisme tidk
memerlukan oksigen dapat menggunakan H2, H2S, S sebagai
donor elektron dan CO2 sebagai sumber karbon, kebanyakan tidak dapat
tumbuh hanya dengan hidrogen, sulfida. Chromataiceae atau purple sulfur
bacteria dapat tumbuh dengan menggunakan sulfida dan belerang saja sebagai
satu-satunya donor electron. Sulfur dapat disimpn didalam atau diluar sel.
2.
Bakteri hijau
Bakteri hijau
mempunyai bakterioklorofil a atau b dan karotenoid. Dapat menggunakan H2,H2S,
S sebagai donor electron dan CO2 sebagai sumber karbon.
Chlorobiaceae, dapat tumbuh dengan sulfida dan belerang sebagai donor elektron.
Sulfur dapat disimpan diluar sel. Chloroflexeae adalah bakteri hijau yang
mempunyai dinding sel yang bersifat fleksibel, dapat bergerak dengan meluncur,
dapat membentuk filamen dan menggunakan karbondioksida sebagai sumber energy.
3.
Cyanobacteria
Mempunyai klorofil a dan fikobiliprotein, menggunakan
H2O sebagai donor elektron dan CO2 sebagai sumber karbon
dan dapat melangsungkan fotosintesis tanpa adanya oksigen.
4.
Halobacterium
Mempunyai bacteriorhodopsin sebagai pigmen
fotosintesis dapat menggunakan karbon organik, melangsungkan fotosintesis yang
tidak biasa.
5.
Prochlorobacteria
Bakteria ini mempunyai klorofil a+ b, dan karoten dan
mengunakan H2O sebagai donor electron dan CO2 sebagai sumber karbon.
b. bakteri yang bergerak dengan cara meluncur
Myxobacteriales
dikelompokan dalam satu golongan atas dasar motilitas dengan cara meluncur pada
permukaan benda padat. Myxobacteria merupakan bakteria yang berbentuk batang
yang biasanya hidup di dalam lapisan yang berlendir, tidak mempunyai flagella
tapi mempunyai kemampuan untuk bergerak. Bakteria ini mempunyai suatu sifat
yang unik yaitu dapat membentuk tubuh buah dalam kondisi yang sesuai baginya
yang terjadi bahan-bahan tumbuhan yang mengalami pembusukan .
Bangsa Mycobacteriales terdiri dari
bakteri-bakteri lendir yang terbagi menjadi 2 famili yaitu:
a) Cytophagaceae
- Tidak membentuk tubuh buah maupun sel-sel istirahat (mikrokista).
- Dapat membentuk zat warna tertentu.
- Contoh: Cyptohaga lutea (membentuk zat warna
kuning), C. ruba (merah jambu).
b) Myxococcae
- Mikrosista bulat atau jorong, punya dinding nyata.
- Contoh: Sporocytophaga myxoccoides: sel
spiral, lentur, bergerak seperti ular.
Myxococcus virescens, dengan
tubuh buah berwarna kuning kehijauan.
c.
Bakteri selubung
Bakteri yang
mempunyai selubung mencakup semua bacteria yang sel-selnya terdapat didalam
suatu struktur yang disebut sebagai sheath. Dengan terbentuknya selubung,
memungkinkan bakeri ini dapat melekat pada permukaan benda padat. Bakteri ini
hidup di dalam air, limbah, dan air buangan industry. Selnya terbungkus dalam
selubung yang terbuat dari deposit senyawa-senyawa dan mangan yang tak larut.
Bentuk sel adalah batang atau seperti filamen, motil karena flagella atau
nonmotil, beberapa membentuk pelengkap
(dasar penghisap) yang dipergunakan untuk menempelkan diri pada
permukaangram negatif.
Contoh
bakteri selubung:
Sphaerotilus natans merupakan
contoh bakteri yng terselubung yang sering dianggap sebagai jamur pada kotoran.
Jasad ini biasanya dijumpai dalam air mengalir yang tercemar seperti saluran
pembuangan kotoran, dimana jumlahnya dapat mencapai kadar yang tinggi.
d.
Bakteri kuncup dan atau bakteri beranpendiks.
Bakteri yang
dapat membentuk kuncup dan bakteri yang mempunyai embelen merupakan kelompok
heterogen yang didasarkan atas sifat morfologi. Bakteri mengadakan reproduksi
dengan cara membentuk kuncup atau membelah diri. Embelan sel pada kelompok
bakteri ini dikenal sebagai prostake, memungkinkan efisiensi sel yang lebih
besar dalam memusatkan nutrient yang tersedia. Bentuk sel adalah bola, oval,
ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa diantaranya pertumbuhan seperti
hifa. Habitat adalah tanah, lingkungan akuatik.
Contoh:
Claubacter
e.
Bakteri spirochaeta
Adalah
kelompok bakteri yang mempunyai morfologi yang berlainan. Bakteri ini berbentuk
batang koil yang helical. Sel-sel berputar disekeliling atau agak kebagian
pusat fibril aksial. Bakteri ini memiliki dinding sel lentur, morfologi sel
adalah langsing, terpilin. Perbanyakan dengan pembelahan meintang, motil karena
rotasi cepat sepanjang sumbu panjang spiralnya ataupun karena lenturan
sel-selnya,banyak spesies gram negatif. Habitat adalah ditanah dan lingkungan
akuatik, penyebab penyakit sifilis, ukuran, bentuk ujung dan derajat pilinnya
merupakan cirri pembeda.
Contoh: Treponema pallidium adalah parasit obligat yang hanya tumbuh
pada jaringan hidup.
f. Bakteri spiral dan lengkung
Bakteri yang berbentuk melengkung, ada yang seperti
koma dan ada yang berbentuk helikal, akan tetapi sel-selnya tidak terputar
sekitar filament pusat aksial. Dinding sel kaku, bentuk sel adalah batang,
terpilin-pilin, beberapa dengan satu atau lebih putaran lengkap. Motil karena
falgela, gram negatif, habitat adalah akuatik.
Contoh: Campylobacter
fetus adalah bakteri penyebab keguguran pada hewan ternak atau hewan lalin
dan dapat pula menjangkit manusia.
g. Bakteri gram negatif
Bakteri gram negatif masih dapat dibedakan berdasarkan
atas struktur selnya dan kebutuhan akan oksigen.
1. Bakteri gram negatif yang
berbentuk batang dan kokus yang aerobik.
Bakteri gram negatif yang berbentuk batang dan bulat
mencakup sejumlah besar satu-satuan taksonomik. Beberapa familia yang termasuk
kedalam golongan ini adalah:
a.
Pseudomonadaceae
Bakteri heterotrof, jarang autotrof
fakultatif.
- Sel-selnya seringkali bersifat
oksidatif, kadang-kadang fermentative.
- Contoh Pseudomonas
cocovernanans (racun tempe bongkrek), Pseudomonas solanacearum
(menimbulkan penyakit layu pada Solanaceae dan kacang tanah), Pseudomonas
denitrificans (mereduksi nitrat menjadi N2).
gambar:
bakteri Pseudomonas cepacia pada mdia agar (dikutip dari Brock and
Madigan,1991)
b. Azotobacteriaceae
- Sel-sel jorong atau batang, mirip sel khamir.
- Sel-sel jorong atau batang, mirip sel khamir.
- Hidup
bebas dalam tanah, penambat N2.
- Contoh: Azotobacter
chorococcum, A. indicus, A. agilis.
c. Rizobacteriaceae
- Sel-sel bentuk batang, kadang bercabang.
- Sel-sel bentuk batang, kadang bercabang.
- Seringkali
bersimbiosis dengan tumbuhan Leguminosae membentuk bintil akar.
- Contoh: Rhizobium leguminosarum
(membentuk bintil pada
Lathyrus, Pisum, Vicia), R.
japonicum (pada kedelai), R. phaseoli (pada Phaseolus).
d. Methylomonadaceae
2. Batang anaerobik fakultatif gram
negatif
Memiliki batang pendek, banyak sekali kesamaan
morfologi pad sel-sel diantara taksa. Motil, sel-selnya peritrikus atau
nonmotil. Cirri-ciri biokimia banyak sekali terjadi perubahan pada substrat dan
keterampilan ini memberikan cara-cara dasar untuk pembedaan dn identifikasi
spesies. Habitat adalah lingkungan akuatik, tanah, makanan, air seni tinja.
Contoh: Escherichia
coli dapat digunakan sebagai
indikator terhadap kontaminasi feses pada sumber-sumber air minum.
Enterobacteriaceae
- Menimbulkan fermentasi anaerobic pada glukosa,
kadang laktosa.
- Sering terdapat pada saluran pernapasan dan saluran
kencing vertebrata.
- Lainnya hidup bebas dan bersifat patogen.
- Contoh: Eschericia coli, Salmonella
thyposa, S. parathypi, Shigella dysentriae.
3. Batang gram negatif anaerobik
Hanya memiliki satu familia yaitu dari kelompok
bakteri gra negative yang aerob yaitu Bacteroidaceae.
Sel-sel bakteri ini banyak muncul dengan berbagai bentuk (pleomorfik).juga
mereka anaerob obligat. Berbagai spesies diisolasi dari pelbagai sumber, rongga
mulut manusia, saluran pencernaan
makanan, tinja manusia serta hewan, rumen hewan ternak biri-biri dalam
jaringaterinfeksi.
4. Bakteri gram negatif yang
berbentuk bulat dan oval.
Morfologi
sel adalah kokus, berpasangan dan di dalam masa beberapa
kokobasil(batang-batang pendek, terdapat tunggal dan berpasangan Nonmotil.
Contoh:
familia Neisseriaceae
- Sel-sel berbentuk peluru, seringkali berpasangan.
- Contoh: Neisseria gonorrhoeae (Micrococcus
gonorrhoeae) penyebab penyakit kencing nanah, N. meningitides
(penyebab meningitis).
5.
Bakteri gram negatif berbentuk bulat yang anaerob
Sangat kecil
sampai sel-sel bulat yang lebih besar, berpasangan, dalam massa atau rantai,
nonmotil, habitat adalah pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan manusia
dan hewan.bersifat parasit. Mempunyai 4 genera yaitu: veillonella,
acidaminococcus, meghasphaera dan gemmiger.
6.
Bakteri gram negatif dan kemolitotrofik.
Bakteri ini
dapat mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik untuk menghasilkan ATP. Oleh
karena itu metabolisme penghasil energy kurang efisien, bakteri ini
memetabolisme sejumlah besar substrat untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Contoh:
familia Nitrobacteriaceae yang dapat mengoksidasi ammonia atau nitrit untuk
menghasilkam energy dalam bentuk ATP. Memiliki dua kelompok yaitu:
1. Nitrobacter
merupakan bacteria pengikat nitrogen yang sangat penting bagi tanah, dapat
mengoksidasi ammonia menjadi nitrit.
2.
Nitrosomonas merupakan bakteri pengikat nitrogen yang penting .
h.
Bakteri gram positif yang berbetu bulat
Dalam
kelomok ini terkumpul banyak spesies patogenik yang sangat pentig bagi manusia
dan hewan. Semuanya berupa kokus gram positif tetapi menunjukan perbedaan dalam
penataan sel-selnya.
Memiliki
tiga famili yaitu:
1.
Micrococcaceae
- Bentuk sel
seperti peluru, atau dalam bentuk koloni tetrad, kubus, atau massa tak
beraturan.
- Contoh: Sarcina
lutea, S. aurantiaca, Micrococcus denitrificans, Staphylococcus aureus.
2.
Streptomycetaceae
- Membentuk miselium, miselium vegetatif tidak terbagi-bagi.
- Contoh: Streptomyces aurefaciens (menghasilkan aureomisin); S. griseus (streptomisin); S. fradiae (neomisin dan fradisin); S. rimosus (tetramisin)
- Membentuk miselium, miselium vegetatif tidak terbagi-bagi.
- Contoh: Streptomyces aurefaciens (menghasilkan aureomisin); S. griseus (streptomisin); S. fradiae (neomisin dan fradisin); S. rimosus (tetramisin)
3.
Peptococaceae
i.
Batang dan kokus pembentuk endospora
Cirri yang
menonjol dari bakteri ini adalah kemampuannya untuk membentuk endospora.
Endospora tersebar luas dalam tanah dan terbawa oleh partikel-partikel debu
keudara. Endosporanya karena resistensinya yang tinggi terhadap panas, dapat
bertahan hidup lama.
Beberapa
bias mengakibatkan infeksi pada manusia, hewan.
Contoh:
1.
Bacillus merupakan bacteria yang aerob atau fakultatif anerob
2.
Clostridium merupakan bakteri annaerob obligat,
j.
Bakteri gram positif yang tidak dapat membentuk spora.
Memiliki
laktobacilus yaitu berbentuk batang tidak membentuk spora yang erat hubungannya
dengan susu dan produk susu. Mereka mampu berfermentasi gula susu menjadi asam
laktat dan asam-asam lain. Banyak dijumpai dalam hewan yang melakukan
fermentasi dan produk tmbuhan serta dalam rongga mulut, vagina dan saluran
ppencernaa manusia dan hewan. Mereka tidak dianggap patogenik.
Contoh:
familia Lactobacillaceae, genus lactobacillus ( berperan penting dalam
pembuatan keju, yogurt dan makana fermentasi lainnya).
- Bakteri
bentuk peluru atau batang, menimbulkan fermentasi asam laktat.
- Disebut
bakteri laktat.
- Contoh: Lactobacillus
caucasicus (yoghurt), Streptococcus pygenes (menimbulkan nanah atau
keracunan darah), Diplococcus pneumonia (pneumonia).
k.
Bangsa Actinomycetales
-Sel bentuk
batang memanjang mirip hifa jamur, dan cenderung bercabang-cabang.
-Anggotanya terdiri berbagai jenis jamur yang bersuku sebagai berikut:
a. Mycobacteriaceae
-Anggotanya terdiri berbagai jenis jamur yang bersuku sebagai berikut:
a. Mycobacteriaceae
- Sel-sel
tidak membentuk miselium atau hanya miselium yang rudimenter.
- Contoh: Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), M. leprae (lepra/kusta).
- Contoh: Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), M. leprae (lepra/kusta).
b.
Corynebacterium
c.
Arthrobacter
d.
Brevibacterium
e.
Cellulomonas
f.
Kurthia
L. Rickettsiae
Adalah parasit interseluler, tidak
mempunyai kemampuan mengadakan reaksi enzimatik untuk menghasilkan sejumlah ATP
yang cukup untuk reproduksinya. Banyak Rickettsiae menimbulkan penyakit pada
hewan maupun manusia. Banyak disebarkn oleh serangga-serangga seperti:
Rickettsiae rickettsii disebarkan
oleh kutu dan dapat menimbulkan penyakit”demam rocky mountain”.
m. chlamydia
Merupakan parasir uniseluler yang obigat yang dapat
berkembang biak deengan perubahan bentuk yang kecil yaitu bentuk dinding kaku
dan tidak bersifat infeksi , memjadi betuk lebih besar dan tipis dan tidak bersifat parasit kemudian
membelah diri.
Contoh: Chlamidi psittaci
n. mycoplasma
golongan
bakteri yang tidak mempunyai dinding sel dan merupakan jasad yang paling kecil
yang dapat mengadakan reprodksi sendiri. Apabila tumbuh pada suatu media semu
maka jasad ini akan membentk koloni –koloni yang sangat kecil seperti telur
goreng.
Anggota dari mycoplasma membutuhkansterol
untuk pertumbuhannya. Beberapa diantaranya menyebakan penyakit pada manusia
yaitu pneumonia.
3.5. fungsi
serta peran bakteri dalam kehidupan manusia
1.
Bakteri Bermanfaat untuk menjaga keseimbangan lingkungan disekitar kita,
misalnya bakteri pengurai. Bakteri jenis ini dapat di manfaatkan untuk
menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme. Bakteri pengurai juga menguraikan protein, Karbohidrat dan
senyawa organik lainnya menjadi Carbondioksida, gas amoniak dan
senyawa lainnya yang bersifat sederhana sehingga bakteri ini dapat membersihkan
lingkungan dari sampah. Bayangkan kalau tidak ada bakteri yang dapat
menguraikan sampah, tentunya akan timbul berbagai masalah dalam lingkungan
kita.
2.
Bakteri Bermanfaat untuk memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat,
jenis bakteri ini adalah bakteri Lactobacillus Acidophilus dan Bifidobacteria
(bifidus). Bakteri ini juga dapat berfungsi sebagai eleminator racun
karena mampu menonaktifkan senyawa racun seperti nitrat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
lain dan makanan, sebagai pelindung sistem imun (kekebalan tubuh)
karena bakteri ini mampu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah
kelebihan pertumbuhan bakteri berbahaya, mencegah timbulnya infeksi saluran
kemih, meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus dan
bakteri jahat, memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik,
kemoterapi, mencegah pembentukan gas akibat pembusukan dan peragian.
3.
Bakteri jenis Escherichia coli berperan untuk pembusukan makanan, Rhizobium
Leguminosarum berfungsi mengikat nitrogen, Lactobacillus
Bulgaricus bermanfaat untuk pembuatan Yogurt, Acetobacter
Xilinum bermanfaat untuk pembuatan nata de coco, Lactobacillus
Casei bermanfaat untuk pembuatan keju, Methanobecterium bermanfaat
pembuatan Biogas dan Streptomyces Griceus bermanfaat untuk
pembuatan antibiotik Streptomisin.
6. contoh penyakit yang disebabkan
oleh bakteri:
1. Salmonella
typhosa Menyebabkan Penyakit Tifus
2. Shigella dysenteriae Menyebabkan Penyakit Disentri
basiler
3. Vibrio comma Menyebabkan Penyakit Kolera
4. Haemophilus influenza Menyebabkan Penyakit
Influensa
5. Diplococcus pneumoniae Menyebabkan Penyakit
Pneumonia
6. Mycobacterium tuberculosis Menyebabkan Penyakit TBC
paru-paru
7. Clostridium tetani Menyebabkan Penyakit Tetanus
8. Neiseria meningitis Menyebabkan Penyakit Meningitis
(radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae Menyebabkan Penyakit
Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum Menyebabkan Penyakit Sifilis
atau Lues
11. Mycobacterium leprae Menyebabkan Penyakit Lepra
(kusta)
12. Treponema pertenue Menyebabkan Penyakit Puru atau
patek.
2.6.Bakteri
Penyebab Penyakit Pada Ikan
1.Daya Patogen Beberapa Bakteri
Austin dan Austin (1999),
berdasarkan laporan beberapa penelitian, mendaftar jenis-jenis bakteri patogen
pada ikan di antaranya sebagai berikut :
- Eubacterium tarantellae :
infeksi bakteri ini bisa melalui luka atau kerusakan jaringan ikan yang
ditimbulkan oleh parasit, patogen lemah atau stres. Begitu memasuki jaringan
tubuh, kerusakan lebih lanjut bisa terjadi akibat racun ekso- dan endotoksin.
Bakteri anaerob ini menghasilkan hemolisin dan lesitinase, yang berbahaya bagi
ikan.
- Carnobacterium piscicola :
percobaan skala kecil telah dilakukan dengan ikan rainbow trout yang dipelihara
dalam air tawar pada suhu 18 °C dan hasilnya menunjukkan bahwa kematian bisa
terjadi dalam 14 hari setelah penyuntikan bakteri ini secara intraperitoneal
(lewat-perut) sebanyak 105 sel/ikan. Ikan mati dan ikan sekarat
memiliki ginjal yang membengkak dan menimbun cairan nanah di dalam rongga
perut. Bagaimanapun, efek merugikan tidak terlihat setelah penyuntikan ekstrak
bebas-bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa eksotoksin (racun luar) tidak
berperanan penting dalam patogenisitas.
- Lactococcus garvieae :
infeksi terjadi dengan penyuntikan 104 sampai 105 sel
bakteri ini; juga terjadi setelah ikan dipaparkan selama 10 menit terhadap 106
bakteri ini. Penyakit kemudian menjadi makin parah hingga terjadi kematian.
Beberapa ikan peka terhadap bakteri ini, misalnya trout yang bisa mengalami
kematian masal, sedangkan ikan mujaer (Sarotherodon mossambicus), mujaer
bergaris (Tilapia sparramanii), ikan mas (Cyprinus carpio) dan
largemouth bass (Micropterus salmoides) tidak.
- Streptococcus milleri (G3K)
: bakteri ini yang disuntikkan sebanyak 5 x 106 sel/ikan menyebabkan
20% mortalitas pada salmon Atlantik. Yang menarik, semua ikan menjadi berwarna
gelap, namun tidak ada tanda-tanda ketidak normalan internal atau eksternal.
Pada rainbow trout, ada bukti bahwa ginjalnya dipenuhi cairan.
- Vagococcus salmoninarum :
infeksi bakteri ini dicapai dengan dosis yang agak tinggi, yaitu 1,8 x 106
sel/ikan pada rainbow trout.
- Bacillus sp : infeksi pada
lele (Clarias gariepinus) telah dilakukan melalui mulut dan penyuntikan
secara subcutaneous (bawah-kulit) dengan dosis yang agak rendah 0,5 ml, yang
mengandung 1,8 x 103 sel/ml. Mortalitas sebesar 60 % dan 30 %
terjadi selama periode 3 minggu untuk infeksi bakteri lewat mulut dan
bawah-kulit, berturut-turut.
- Bacillus mycoides : penyuntikan
bakteri ini sebanyak 1,6 x 104 sel secara intramuscullar
(lewat-otot) menyebabkan kerusakan jaringan pada ikan channel catfish;
kerusakan tersebut mirip dengan gejala penyakit yang asli. Penyuntikan bakteri
secara intraperitoneal dan subcutaneous tidak mengakibatkan kerusakan jaringan
pada ikan yang terinfeksi.
- Corynebacterium aquaticum : isolat bakteri dari ikan, RB 968 BA,membunuh rainbow trout dan ikan stripped bass dengan LD-50 (lethal dose; dosis mematikan) hasil perhitungan 5,8 x 104 dan 1,0 x 105, berturut-turut. Ikan yang diinfeksi secara eksperimental mengembangkan hemoragi (pendarahan) di dalam rongga tengkorak, tetapi tidak menunjukkan sedikit pun gejala-gejala penyakit eksternal.
- Coryneform : sebagai hasil percobaan
patogenisitas dengan ikan rainbow trout (berat rata-rata 8 gram) yang
dipelihara dalam air tawar pada suhu 18 °C, telah diketahui bahwa 1,25 x 106
sel, yang diberikan melalui penyuntikan intraperitoneal, dapat membunuh ikan
dalam beberapa hari.
- Micrococcus luteus : penyuntikan 105
sel, secara intramuscullar dan intraperitoneal, menyebabkan mortalitas 54 %
pada anak rainbow trout dalam 14 hari.
- Mycobacterium spp. : hanya Mycobacterium
chelonei subspesies piscarium yang telah dipelajari secara
mendetail. Pada suhu air 12 °C, infeksi eksperimental telah dilakukan pada
rainbow trout melalui penyuntikan secara intraperitoneal sebanyak kira-kira 107
sel. Mortalitas akumulatif berkisar dari 20 % sampai 52 %. Pada juvenil chinook
salmon, 98 % mortalitas dilaporkan dalam 10 hari pada suhu air 18 °C.
- Nocardia spp. : infeksi
eksperimental telah dilakukan pada ikan gabus Formosa (Chanos maculata)
(catatan : yang benar di sini Chanos atau Channos ?) dan
largemouth bass (Micropterus salmoides). Kerusakan jaringan yang diikuti
kematian terjadi dalam 14 hari setelah penyuntikan 8 mg suspensi Nocardia
asteroides secara intraperitoneal.
- Planococcus sp. : ikan,
yang disuntik secara intraperitoneal dengan 105 sel tampak berenang
tidak menentu dalam 48 jam. Pada saat itu, insangnya menjadi pucat, anus
menjulur dan perut membengkak. Usus bengkak dan berdarah. Ginjal sedikit
berair. Sekitar 30 – 40 % ikan yang terinfeksi mati.
2.Bakteri Pada Ikan Turbot Budidaya
Novoa
et al. (1990) dalam Banning (1992) melaporkan bahwa perkembangan
budidaya ikan turbot (Scophthalmus maximus L.) meningkat pesat di
Galicia (Spanyol Barat-laut). Perkembangan ini diikuti oleh munculnya masalah
patologis pada spesies ikan tesebut. Laporan pendahuluan hasil survei
mikrobiologis pada budidaya ikan turbot menunjukkan bahwa bakteri yang sering
diisolasi adalah dari genus Vibrio (Vibrio splendidus, Vibrio pelagius),
dan yang kurang sering adalah dari genus Pseudomonas, Streptococcus
serta Staphylococcus. Birnavirus (virus mirip-IPN) diisolasi hanya dari
dua sampel. Flagelata Costia sp., ciliata Trichodina sp. dan Cryptocaryon
sp., mikrosporidia Tetramicra brevifilum dan cacing cestoda Bothriocephalus
scorpii semua jarang dijumpai.
3.Penyakit Ginjal Akibat Hafnia
Teshima
et al. (1992) menemukan penyakit ginjal yang diakibatkan oleh infeksi alami
bakteri Hafnia alvei pada juvenil umur setahun ikan cherry salmon Oncorhynchus
masou yang dipelihara di kolam ikan lokal di Jepang. Dari luar, ikan yang
sakit menunjukkan permukaan tubuh yang gelap dan perut membengkak, dan mereka
berenang perlahan-lahan. Dari dalam tubuh, kerusakan jaringan dengan berbagai
ukuran, yang tampak seperti benjolan putih keabuan, timbul pada sisi ventral
ginjal; secara histopatologis gejala-gejala ini mirip dengan gejala “bacterial
kidney disease” (penyakit ginjal bakterial) yang diakibatkat oleh bakteri Renibacterium
salmoninarum. Patologi ginjal secara eksperimental bisa ditimbulkan kembali
dengan isolat murni Hafnia alvei yang diambil dari luka-luka pada ginjal
ikan yang terinfeksi alami. Periode inkubasi penyakit ini pada ikan cherry
salmon muda adalah sekitar 3 bulan setelah penyuntikan intraperitoneal tunggal.
Penyakit ini, bagaimanapun, bisa muncul lebih cepat sejalan dengan peningkatan
frekuensi penyuntikan isolat bakteri.
4.Mycobacterium Pada Ikan
Lansdell
et al. (1993) mengamati spesies-spesies bakteri Mycobacterium pada ikan.
Beberapa spesies ikan laut yang ditangkap dari alam liar dan ikan hias air tawar
digunakan dalam studi ini. Organ-organ yabg diinfeksi (hati, limfa, dan ginjal)
disampling untuk menemukan mycobakteria. Sampel jaringan yang telah
didekontaminasi diletakan pada media selektif untuk mencari mycobakteria.
Setelah isolasi awal, teknik fluoresensi dan penodaan asam-cepat digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri sampai ke genus. Profil karakteristik
pertumbuhan biokimia dipakai untuk menidentifikasi lebih lanjut isolat tersebut
sampai ke spesies. Lima spesies Mycobacterium telah diidentifikasi : Mycobacterium
simiae, Mycobacterium scrofulaceum, Mycobacterium marinum, Mycobacterium
chelonae dan Mycobacterium fortuitum. Di antara mereka Mycobacterium
simiae dan Mycobacterium scrofulaceum belum pernah dilaporkan
ditemukan pada ikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan:
1.
Bakteri adalah nama sekelompok
mikroorganisme yang termasuk prokaryotae
yang bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri dan bahan-bahan
genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti.
2.
Susunan bagian-bagian utama sel
bakteri:
a.
Membran sel
b.
Ribosom
c.
DNA (Deoxyribonucleic Acid)
d.
Dinding sel
e.
Flagel
f.
Pilus
g.
Kapsul
h.
Endospora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar